Selamat membaca!!^^
**_____________________________**
"Jadi yang belum datang ada dua orang, ya." ucap Eiji-Sensei sambil mencoret sesuatu di buku absen.
Tok! Tok! Tok!
Setelah ketukan berhenti, pintu terbuka dari luar. Seorang gadis berambut panjang bergelombang berwarna hitam kehijauan memasuki kelas dan menghadap Eiji-Sensei. Suasana kelas yang tadinya penuh canda tawa mendadak senyap ketika gadis itu masuk, seolah seluruh perhatian yang ada kini diserap oleh kehadirannya.
"Sensei, maaf saya telat datang." ucapnya seraya membungkuk, membuat rambutnya yang terlihat halus bergerak mengikuti gerakan tubuhnya. "Tadi saya datang dulu ke ruang kepala sekolah karena ada urusan."
"Baiklah, silakan duduk di kursi yang tersisa. Ah! Haruto, kenapa kau juga telat?" sahut Eiji-Sensei yang melihat Souta diam-diam memasuki kelas agar tidak ketahuan.
Suasana senyap tadi seketika berganti akibat ulah Souta yang mengendap-ngendap masuk padahal sudah jelas akan ketahuan. Teman-teman yang lain menertawakan tingkah konyolnya itu sementara aku masih sibuk memerhatikan gadis tadi.
"Aku habis berdebat dengan Hiro," jawabnya tanpa rasa bersalah. "Kalau dia tidak keras kepala, aku tidak akan telat datang ke kelas."
"Astaga, rupanya pilihan yang tepat untuk menempatkan kalian di kelas yang berbeda. Sudah, cepat duduk. Padahal baru hari pertama, tapi kalian berdua sudah telat saja."
Souta beranjak pergi ke bangku di barisan belakang sedangkan gadis berambut panjang itu duduk di kursi samping jendela. Cahaya matahari yang masuk dari balik jendela membuat gadis itu terlihat seperti bersinar. Aku tidak bisa melepaskan pandanganku darinya.
"Ah, Sensei lupa membawa kertas tugasnya. Tunggu sebentar, Sensei akan segera kembali." ucap Eiji-Sensei seraya pergi meninggalkan kelas. Sebelum menutup pintu, ia memandang kami sambil menunjuk kedua matanya lalu beralih menunjuk kami. "Jangan ribut kalau tidak mau mendapat hukuman. Oh! Untuk Kinozaki dan Haruto, sore nanti kalian harus membersihkan lapangan sebagai hukuman karena telat di hari pertama."
"Baik, Sensei." sahut kedua orang itu bersamaan. Bedanya, gadis bernama Kinozaki itu menjawab dengan sopan sedangan Souta menjawab dengan malas.
Setelah pintu tertutup dan suara langkah kaki Sensei tidak lagi terdengar, seketika kelas menjadi ramai.
"Sou, lagi-lagi kau berdebat dengan Hiro?"
"Syukurlah kalian beda kelas, aku tidak akan betah berada di kelas ini jika ada kalian berdua, hahaha."
Anak laki-laki di kelas segera mengerumuni Souta. Percakapan mereka terdengar dengan jelas ke penjuru kelas. Disaat murid lain sibuk menyimak pembicaraan itu, aku justru masih memandangi gadis yang tadi telat bersamanya.
"Arami, daritadi kau melamun. Apa yang sedang kau pikirkan?" ucapan Naomi sukses membuatku mengalihkan pandangan dari gadis bernama Kinozaki itu.
Aku menatap Naomi dan Yui yang rupanya sedang memerhatikanku. "Gadis itu cantik sekali." ucapku seraya melirik ke arahnya.
Naomi mengikuti arah pandangku. "Ah ... dia Kinozaki Kayano. Dari rumor yang kudengar, seharusnya dia berada di kelas unggulan, tapi entah kenapa saat ini dia justru berada di kelas kita."
"Dia itu penyendiri. Lebih baik kita tidak perlu memikirkannya." timpal Yui, "Lagipula rumor tentangnya sangat buruk."
"Ada yang bilang dia bersikap cuek seperti itu karena merasa dirinya lebih cantik dan memandang rendah anak perempuan lain. Lalu dia juga merebut pacar temannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]
Fantasy|Fantasy & minor-Romance| # 1 - FantasyAdventure (5 Feb 2022) # 1 - MagicSchool (18 Nov 2019) # 4 - fantasy-romance (4 Okt 2019) # 6 - Minorromance (9 Okt 2019) Arami tidak ingin percaya pada surat yang ada ditangannya. Tetapi setelah membaca sur...