Selamat membaca!^^
**__________________________**
"Arami-ku, selamat hari kelulusan!"
Kak Himaru segera memelukku erat begitu aku keluar dari auditorium bersama murid-murid junior lain yang baru saja mengikuti upacara kelulusan. Aku membalas pelukannya dengan senang hati.
"Kak Himaru, apa kabar?" ucapku begitu melepas pelukan.
"Duhh, seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Selama ini kau baik-baik saja, kan? Maaf aku tidak bisa mengunjungi setiap minggu karena sibuk dengan pekerjaan."
Aku mengangguk sambil tersenyum. Kak Himaru selalu berperan sebagai Kakak untukku. Dia satu-satunya suster di rumah sakit yang memperlakukanku seperti adik sendiri. Ia bahkan rela mengemudi selama tiga jam dari kota hanya untuk datang menjengukku di rumah setiap minggu. Bagaimana mungkin aku merengek hanya karena tidak dijenguk beberapa kali?
"Kau makan dengan benar, kan, selama aku tidak bisa datang ke rumahmu?" tanya Kak Himaru lagi. "Kenapa stok ramen instan di rumahmu cepat sekali habis? Kau tidak memakannya setiap hari, kan?"
Aku tertawa kecil. "Aku makan dengan benar. Mengenai stok ramen yang cepat habis, itu ulah Chris."
"Ada apa denganku?"
Tanya Chris yang kebetulan mendengar ucapanku ketika sedang jalan mendekat. "Oh, halo Kak Himaru!"
"Ohh, jadi kau yang menghabiskan stok ramen instan milik Arami-ku?" sahut Kak Himaru seraya menggulung lengan baju. Wajahnya tersenyum, namun senyumnya itu terlihat menyeramkan.
"A-aku bisa jelaskan!" ucap Chris sambil bersembunyi di belakang punggungku. "Arami, tolong aku."
"Sudah kubilang jangan terlalu sering memakannya, Kak Himaru pasti akan memarahimu lagi."
Chris sering sekali diomeli oleh Kak Himaru karena tingkah lakunya ketika kami sedang berkumpul di rumahku. Walaupun begitu, keduanya tetap dekat.
"Chris! Arami!"
Kami segera menoleh begitu mendengar seseorang memanggil kami. Rupanya Kayano, Naomi, Hiro, Yui, dan Souta sudah menunggu kami untuk foto bersama.
"Kak, aku pergi dulu, ya." ucapku pada Kak Himaru.
"Iya, di rumah nanti kita adakan pesta, ya. Kakak sudah membeli banyak makanan."
"Benarkah? Apa aku boleh mengajak teman-teman?"
"Tentu saja."
Aku bersorak antusias dan pergi menghampiri yang lain bersama Chris. Sebenarnya kami semua sudah memutuskan akan melanjutkan tingkat Senior di akademi ini, namun kami tetap berfoto sebanyak mungkin untuk disimpan sebagai kenang-kenangan.
Setelah itu, kami memisahkan diri dan menghampiri wali masing-masing. Sebenarnya aku cukup sedih ketika melihat murid lain menghampiri orang tua mereka yang datang ke acara ini dengan wajah bahagia. Hal itu membuatku jadi semakin merindukan kedua orangtuaku.
"Kenapa wajah manis ini justru terlihat murung di hari yang bahagia?" ujar seseorang seraya merangkul pundakku. Rupanya Kak Himaru bertanya dengan wajah khawatir
Ah, ternyata ekspresiku berubah selama aku melamun.
"Bukan apa-apa, kok. Kak, ayo kita pulang sekarang!" ajakku sambil kembali tersenyum, "Kita harus segera mempersiapkan makanannya sebelum teman-temanku datang ke rumah."
"Baiklah, ayo. Jangan lupa ajak Chris untuk pulang bersama. Tadi Kakak bertemu dengan orang tuanya dan mereka menitipkan Chris untuk pulang bersama kita karena mereka harus pergi duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]
Fantasía|Fantasy & minor-Romance| # 1 - FantasyAdventure (5 Feb 2022) # 1 - MagicSchool (18 Nov 2019) # 4 - fantasy-romance (4 Okt 2019) # 6 - Minorromance (9 Okt 2019) Arami tidak ingin percaya pada surat yang ada ditangannya. Tetapi setelah membaca sur...