Selamat membaca!^^
**_____________________________**
"Ahk! Hambar sekali! Haruskah aku mengajari koki-koki itu bagaimana cara memasak yang benar?"
Klang.
Kayano menyimpan sendoknya dengan kasar di atas piring yang sudah mulai kosong.
"Bisakah kau berhenti mencela makanan? Ini sudah ke tujuh belas kalinya kau mengeluh." ucap Kayano kesal.
"Uh, aku tidak pernah suka makanan di kafetaria rumah sakit. Mereka seharusnya memasukkan lebih banyak rempah! Tidak hanya sehat, tetapi pasien-pasien juga perlu asupan makanan lezat! Andai saja aku yang menjadi koki disini, aku akan mengganti seluruh menu membosankan yang terpajang di sana dengan makanan-makanan yang lezat! Aku akan membeli berkilo-kilo rempah untuk dicampurkan ke dalam makanan supaya tidak hambar dan aku akan me-"
"Cukup! Jika tidak suka ya tidak usah dimakan, berikan padaku!" Kayano geram, mereka sudah duduk lebih dari empat puluh menit dan Christ belum menghabiskan makanannya lebih dari setengah piring. Yang lelaki itu lakukan hanya mengeluh dan mengkritik siapapun orang yang memasak di kafetaria dapur.
"Tapi aku lapar." jawabnya dengan wajah memelas.
Kayano menghela napas kesal, "Kalau begitu cepat habiskan!" Lelaki dihadapannya ini memang sosok yang menyebalkan.
"Jadi," Kayano bertopang dagu sambil menatap Christ yang sedang melahap makanannya dengan wajah terlipat.
"Hm?" jawab Christ sambil menaikkan sebelah alisnya dengan mulut dipenuhi makanan.
"Apa kau akan menyatakan perasaanmu pada Arami?"
"Ohok!"
"Astaga, Christ!"
Kayano reflek menyerahkan segelas air putih dan menepuk-nepuk punggung Christ yang tersedak. Lelaki itu terbatuk selama beberapa kali dan menatap Kayano kesal.
"Apa kau tidak lihat aku sedang mengunyah?"
"Aku lihat, kok." jawab Kayano tanpa rasa bersalah.
"Lalu kenapa kau menanyakan hal itu? Lagipula kau tau darimana? Apa kau membaca pikiranku dengan kekuatan keduamu?" Christ segera menutup kepalanya dengan tangan seolah-olah hal tersebut dapat mencegah Kayano dari membaca pikirannya.
"Tentu saja aku tahu, aku ini orang yang peka. Lalu, kekuatan keduaku bukan untuk membaca pikiran, melainkan memanipulasinya." jelas Kayano sambil menatap lurus ke arah Christ.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]
Fantasy|Fantasy & minor-Romance| # 1 - FantasyAdventure (5 Feb 2022) # 1 - MagicSchool (18 Nov 2019) # 4 - fantasy-romance (4 Okt 2019) # 6 - Minorromance (9 Okt 2019) Arami tidak ingin percaya pada surat yang ada ditangannya. Tetapi setelah membaca sur...