Selamat membaca!^^
**__________________________**
Beberapa bulan sudah berlalu sejak aku datang ke Virtute untuk mencegah insiden yang akan terjadi pada Christ dan Hazzel. Dan sudah beberapa bulan pula sejak percakapan terakhirku dengan Hazzel. Awalnya aku bingung kenapa ia bertindak seperti itu, bukannya ingatannya tentangku terhapus?
Atau jangan-jangan sama sepertiku yang melupakan orangtuaku. Aku memang tidak memiliki ingatan tentang orangtuaku dimasa lalu, tapi aku tetap merasa sayang kepada keduanya dan juga rindu walaupun rasanya aku tidak pernah mengenal mereka.
Jika memang benar seperti itu, mungkin Christ atau Kayano bisa merasakan hal yang sama begitu melihatku. Pikiran bisa lupa, tetapi tidak dengan hati, ia akan selalu mengingatnya.
"Arami, ayo ke kafetaria."
"Ah, iya."
Aku berdiri dari bangku dan menghampiri gerombolan gadis yang bersiap untuk pergi makan siang di kafetaria.
Ya, aku sudah pindah ke Virtute Academy dan ini adalah hari ke sembilan aku bersekolah disini. Awalnya memang tidak mudah, tetapi semuanya berjalan sesuai dengan yang terjadi di masa lalu. Tetapi ada beberapa hal yang berubah, salah satunya adalah tidak adanya Christ di sampingku sejak aku masuk ke sekolah ini. Berbeda dengan masa lalu.
Ratusan murid yang bersekolah di tingkat junior mempermudah diriku untuk menyembunyikan diri dari mereka. Bahkan sampai hari ini, aku tidak pernah sekalipun berpapasan dengan salah satu diantara mereka. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menutupi keberadaanku di sekolah ini. Aku akan berusaha untuk tidak menjadi pusat perhatian.
"Setelah ini jam pelajaran olahraga, kau membawa bajunya, kan?" tanya salah satu teman baruku, nama panggilannya Rin.
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Rasanya sedikit melelahkan untuk terus-menerus memasang senyum setiap mereka berbicara padaku, aku harus berusaha sebaik mungkin agar teman-teman baruku menyukaiku. Bergaul dengan teman seumuran rupanya lebih sulit, jika salah satu dari mereka tidak menyukaiku, temannya yang lain juga pasti akan mengucilkanku.
Ah, aku lupa memberitahu sesuatu. Sebenarnya di masa ini pun aku tetap sekelas dengan Kayano. Tetapi dia anak yang cukup pendiam di kelas dan tidak memerhatikan sekitar, namun sebenarnya dia tetap anak yang ramah jika di ajak bicara. Jadi aku tidak perlu khawatir dia akan menyadari keberadaanku.
"Hei, hei, apa kalian tahu? Olahraga kali ini kelas kita disatukan dengan kelas junior satu! Kita pasti sedang beruntung!" sahut salah satu dari mereka.
Kelas di tingkat junior disetiap angkatan dibagi menjadi lima, sesuai dengan peringkat kekuatan anak-anaknya. Junior satu berarti kelas yang berisikan anak-anak terkuat di tingkat junior. Sedangkan kelasku adalah junior tiga. Dari gosip yang kudengar, sebenarnya Kayano masuk ke kelas junior satu, tetapi dia menolaknya karena tidak suka suasana di kelas itu. Karena dia murid yang pintar dan cukup berbakat, kepala sekolah memberi izin supaya dia ditempatkan di kelas yang dia inginkan.
Rasanya aku benar-benar tidak tahu hal apa saja yang terjadi pada mereka sebelum aku pindah ke sekolah ini.
"Benarkah?! Olahraga kali ini pasti menyenangkan! Betul, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]
Fantasy|Fantasy & minor-Romance| # 1 - FantasyAdventure (5 Feb 2022) # 1 - MagicSchool (18 Nov 2019) # 4 - fantasy-romance (4 Okt 2019) # 6 - Minorromance (9 Okt 2019) Arami tidak ingin percaya pada surat yang ada ditangannya. Tetapi setelah membaca sur...