Ch.24"Sacrifice"

207 22 2
                                    

Selamat membaca!^^

**_______________________**

Clak... clak... clak.

Bukan sakit yang kurasakan, melainkan tetesan air yang jatuh mengenai pipiku. Saat aku membuka mata secara perlahan, aku pun terkejut dengan apa yang kulihat.

Chris menangis.

Mata birunya yang sudah berubah menjadi hitam itu menatapku datar, tetapi air mata mengalir deras dari sana. Ini pertama kalinya aku melihat ia menangis.

Tubuhku masih baik-baik saja dan aku masih hidup. Lempengan angin milik Chris tidak mengenaiku, meleset dan tertancap dalam di tanah kemudian menghilang setelah beberapa detik. Bukan meleset, lebih tepatnya ia sengaja melempar lempengan itu ke samping.

Posisi kami tetap sama seperti tadi, ia mengunci tanganku dan aku tidak bisa bergerak sedikitpun. Namun perlahan-lahan, aku dapat merasakan pegangannya melonggar. Tubuhnya terlihat kaku, tetapi aku tahu bahwa sebenarnya ia sedang mati-matian mengendalikan tubuhnya supaya tidak bergerak sesuai dengan perintah Kak Himaru.

"Chris..."

Entah kenapa melihatnya seperti itu membuat hatiku terasa sesak.

Tiba-tiba tanah berguncang selama beberapa detik, kemudian muncul sebuah lubang di dekat kami.

"Aku sudah melakukan sebisaku, sisanya kuserahkan padamu!"

Suara Kayano!

Tepat setelah itu, seseorang melompat keluar dari lubang tersebut beberapa detik sebelum lubang tersebut kembali tertutup dengan sempurna.

Hinokure berlari ke arah kami dan melemparkan sebuah bola api. Chris melepaskan kunciannya dan menghindar dengan gesit.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hinokure padaku, sorot matanya menyiratkan rasa khawatir. Ia berjongkok di sebelahku dan membantuku duduk.

Aku hanya mengangguk pelan dan berdiri dengan bantuannya.

"Hei kau, sadarlah." ucap Hinokure dingin, ia berjalan mendekati Chris secara perlahan.

Chris tetap menatap datar dan memasang kuda-kuda, bersiap menyerang.

Drrt...Drrt...!

Samar, namun aku dapat merasakan tanah bergetar pelan di sekelilingku. Setelah getaran itu berhenti, tanah yang kuinjak seketika berlubang, membuatku terjerembab ke dalamnya. Belum sempat otakku mencerna apa yang sedang terjadi, lubang itu kembali menutup dan kini aku terjebak di dalam sebuah ruang bawah tanah yang gelap gulita dan sempit.

"Arami!"

Seseorang memelukku erat, aku tahu orang itu Kayano dari suaranya.

"Kau baik-baik saja?! Apa kau terluka?!" Kayano memperhatikanku dan menyelipkan rambutku ke belakang telinga.

"Em ... disini gelap sekali, aku tidak bisa melihat apapun," ucapku pelan.

"Ah, aku lupa hanya aku yang bisa melihat dengan jelas di dalam tanah. Lebih baik sekarang kita keluar dulu dari bawah pusaran angin ini."

Aku tidak tahu apa yang Kayano lakukan karena keadaan benar-benar gelap total di bawah sini, yang kutahu hanya terdengar suara tanah bergemuruh dan Kayano yang menarik tanganku supaya ikut berjalan bersamanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada kalian?" tanyaku sambil berusaha memecah keheningan.

"Aku tidak begitu tahu. Saat membuka mata, tim medis dari pasukan Harph Murni sedang menyembuhkanku dan Hinokure. Lalu, seseorang dari mereka menjelaskan situasi pada kami. Pada saat itulah kami melihat topan di seberang, begitu aku deteksi, rupanya ada kau dan Chris di dalamnya."

Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang