Ch.16"H-1"

361 38 12
                                    

Selamat membaca!^^

**________________________**

Aku berjalan menuju rak sepatu bersama dengan Naomi setelah bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu.

"Kau tidak pulang dengan Chris hari ini?" tanyanya.

"Tidak, kali ini aku akan menunggu Chris sampai kegiatan klub basket selesai dan pulang bersama." jawabku. "Aku ingin menonton pertandingannya."

"Hee, baiklah kalau begitu."

Kami pun menyusuri rak demi rak menuju rak sepatu milik masing-masing. Ketika melewati rak kelas A, kami melihat seorang gadis tengah memasukkan surat ke dalam sebuah rak. Wajah gadis itu memerah karena ketahuan oleh kami. Ia pun segera pergi dengan terburu-buru.

Naomi yang penasaran lantas berjalan menuju rak yang dituju oleh gadis tadi.

"Loh, ini kan loker sepatu milik Chris." ucap gadis itu dengan penuh semangat. Ia pun membuka rak sepatu tersebut dan membaca surat yang tadi dimasukkan oleh gadis lain.

Aku menghampirinya dengan ragu. "Hei, membaca surat milik orang lain tanpa izin itu tidak sopan. Cepat kembalikan ke tempatnya."

"Memangnya kau tidak penasaran?" tanya Naomi sambil tersenyum jahil.

Sebenarnya tentu saja aku penasaran, tapi tetap saja itu perbuatan yang tidak baik.

"Tidak kok, aku tidak ingin tahu isi dari surat itu."

Masih dengan senyum jahilnya, Naomi justru membaca isi surat itu keras-keras. "Tolong datang ke ruang sains di lantai tiga sepulang sekolah besok. Wah, sepertinya gadis tadi hendak menyatakan cinta, hehehe."

Tanpa sadar, aku pun menggigit bibir.

"I-itu kan hal yang sudah biasa, lagipula Chris memang memiliki banyak penggemar rahasia." ucapku seraya berjalan menuju loker sepatuku.

Naomi kembali memasukkan surat tersebut ke dalam loker sepatu milik Chris dan berjalan mengikutiku.

"Jangankan penggemar rahasia, yang menyukainya secara terang-terangan juga ada banyak, kok. Justru aku heran sampai saat ini ia tidak pernah pacaran sama sekali, padahal ada banyak gadis cantik di sekolah kita. Dengan wajahnya yang seperti itu, dia bisa menarik hati gadis mana pun."

Kami menukar sepatu yang biasa dipakai di dalam gedung dengan sepatu khusus untuk di luar. Ketika berjalan melewati lapangan basket, rupanya yang menonton lumayan banyak. Aku dapat mendengar beberapa diantara mereka bersorak menyemangati Chris.

"Lihat, kan, yang suka padanya secara terang-terangan pun ada banyak." ujar Naomi yang juga sedang mengamati keadaan di dekat lapangan basket.

"Kau benar." jawabku pelan.

Pada akhirnya, aku tidak jadi menunggu Chris dan pulang seorang diri.

_*_

Canggung.

Satu kata tersebut sangat mendeskripsikan situasi kelompok kami.

Ujian tahap dua akan dimulai besok, oleh karena itu saat ini seluruh kelompok sedang berkumpul di sekitar hutan buatan untuk berlatih. Disaat kelompok lain sedang melatih kekompakan, kelompok kami justru berlatih sendiri-sendiri dalam diam.

Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang