Ch.29"About Christ"

230 24 7
                                    

Selamat membaca!^^

**_______________________________**

Ketika sedang memikirkan seseorang, biasanya hatimu berharap orang itu ada di dekatmu. Dan entah bagaimana, hal itu bisa terwujud saat ini.

"Boleh aku ikut makan siang disini?"

"Eh? Ah ... ya, silakan."

Lelaki berambut pirang itu duduk bersila di sebelahku dan membuka kotak makan siangnya. Diam-diam aku meliriknya ragu, bagaimana bisa dia tiba-tiba muncul disini?

"Kau tahu tempat ini darimana? Padahal disini cukup tersembunyi." ucapku sambil berusaha membuka obrolan.

Tempat ini terletak di taman belakang gedung barat. Taman ini adalah taman yang paling jarang dikunjungi oleh murid, dan ada satu tempat beralaskan rumput hijau dan sebuah pohon rindang yang posisinya sedikit tersembunyi. Tidak akan ada orang yang mengira ada tempat senyaman ini dibalik pohon rindang yang terkesan menyeramkan jika dilihat dari jauh. Selain itu ... tempat ini adalah tempat favorit kami untuk makan siang bersama-sama di masa lalu. Christ lah yang menemukan tempat ini.

Christ diam sejenak menatap kotak makan siangnya, lalu menengadah menatap daun-daun yang bergerak rimbun menghalangi terik cahaya matahari.

"Aku tidak tahu, rasanya kakiku bergerak begitu saja. Begitu sadar, aku sudah sampai di tempat ini, aneh." jawab lelaki itu sambil memakan sesuap sosis.

Ucapannya itu mengingatkanku pada artikel yang pernah kubaca di internet.

Implicit memory.

Kemampuan seseorang untuk mengingat hal yang pernah diketahuinya tanpa sadar. Mungkin di masa ini dia memang belum pernah datang ke tempat ini, tapi di masa lalu dialah yang menemukan tempat ini dan kami sering makan siang disini. Tanpa sadar ingatannya masih menyimpan memori tentang keberadaan tempat ini walaupun aku sudah membuatnya melupakan kejadian dua tahun mendatang.

"Lalu kau, kenapa kau bisa ada disini?" tanya Christ balik.

Aku diam sejenak dan membalas tatapannya, "Ini tempat kesukaanku. Seseorang yang kukenal yang menemukan tempat ini."

Dan orang itu adalah kau.

Angin berhembus kencang, membuat dedaunan menari-nari di atas kepala kami.

"Kita belum berkenalan, tapi entah mengapa aku merasa seperti sedang berbincang dengan kawan lama." ucap Christ sambil tersenyum samar.

"Kita tidak perlu berkenalan, lagipula kau sudah tahu namaku, kan?" jawabku.

Aku tahu karena saat aku terkena bola lemparannya, ada tiga suara berbeda yang menyerukan namaku dengan panik. Orang-orang itu tentu saja sahabatku di masa lalu, padahal mereka belum mengenalku di masa ini. Implicit memory, dua kata itulah yang dapat menjelaskan kenapa mereka bisa bertindak seperti itu.

"Benar, aku tahu namamu begitu saja, sama seperti tempat ini. Padahal aku belum pernah kemari, tapi entah bagaimana kakiku membawaku sampai di tempat ini dan menemukanmu. Benar-benar aneh."

Setelah itu, kami memakan bekal makan siang dalam diam. Menikmati hembusan angin dan rindangnya pohon yang melindungi kami dari terik matahari. Ah, aku merindukan suasana ini. Aku rindu berbicara padanya. Aku rindu masa-masa itu. Aku rindu masakan buatannya. Aku rindu pada semua hal yang bersangkutan dengannya.

Wozry : The Green Fire Harph ✔ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang