Backsong : EXO – Moonlight
Dengarkan sebelum membaca
Happy reading!
Aku yakin pasti kalian sudah pernah mendengar dongeng tentang malaikat. Sosok cantik bermandikan cahaya yang memiliki sayap seputih awan. Dengan wajah rupawan yang dapat membuat siapa saja seketika lumpuh karena terlalu terpesona akan sosoknya.
Namun apakah kalian tau bahwa setiap malaikat memiliki bulannya sendiri untuk pulang?
Aku rasa kalian tidak mengetahui tentang hal itu. Kalian pasti hanya tau kalau malaikat itu turun dari kayangan yang berada di atas awan. Tapi ternyata tidak, setiap malaikat memiliki satu bulan yang menjadi tempatnya pulang. Bulan merupakan separuh jiwa sang malaikat, jika bulannya musnah maka malaikat pun sirna.
Oleh sebab itu, selama apapun malaikat turun untuk mengelilingi dunia dan bertemu dengan jutaan manusia, suatu saat dia akan pulang kepada bulannya.
Moonlight
Sosok manis dengan hoodie sewarna langit tengah mencatat beberapa hal yang dipaparkan oleh dosen berperawakan tinggi. Sesekali alisnya menukik karena saking cepatnya sang dosen menjelaskan sehingga catatannya tertinggal. Dia merutuki dosennya yang menjelaskan pembelajaran secara cepat dan tidak jelas –menurutnya. Diletakannya pena yang digunakan untuk mencatat itu dengan sedikit keras sehingga membuat seorang yang berada di sebelahnya menolehkan kepalanya.
"Ada apa?" tanya si pemuda.
Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir itu namun sebuah dagu mungil yang mengarah pada sosok tinggi di depan dapat menjawab pertanyaan si pemuda.
Kekehan kecil masuk ke dalam telinga sosok manis berhoodie biru, dirinya lantas menatap ke arah temannya yang sedang menutup mulutnya karena masih tertawa.
"Apa yang lucu?"
Gelengan sebagai jawaban. Pemuda yang cukup tampan itu lantas menggeser buku catatan miliknya ke hadapan si sosok manis.
Renjun –si sosok manis dengan hoodie biru menatap buku bersampul cokelat itu berbinar. Tak membuang waktu lama dirinya langsung menyalin ketertinggalannya. Sesekali dirinya menatap buku lalu dosen tinggi di depan secara bergantian sambil bibirnya mencibir kecil. Hal tersebut tak luput dari pandangan si pemuda tampan. Dia tersenyum melihat kelakuan teman manisnya yang dia yakini sedang menyumpah serapahi dosennya itu. Tangan kiri yang sedari tadi menganggur ia gunakan untuk merapihkan rambut karamel yang menghalangi mata indah sosok manis di sebelahnya.
Menyaksikan sosok yang sedang menyalin bukunya merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Bagaimana mata jernih itu memindai dengan cermat tulisan yang berjejer rapih di dalam buku, tangan kecil yang bergerak lincah serta jangan lupakan rambut yang terus bergerak lembut bila si empunya menggerakan kepalanya.
Dia sudah tidak memerhatikan dosen yang sedang menjelaskan melainkan beralih memerhatikan Renjun, karena sosok di sebelahnya ini lebih pantas untuk mendapat perhatiannya.
Terkdang dirinya berfikir, apakah seorang malaikat turun ke bumi lalu menjelma menjadi sosok manis di sebelahnya ini?
🌜
Jeno sedang duduk di bangku taman sambil membaca buku, alisnya menukik tajam pertanda buku yang sedang dibacanya sangat sulit untuk dicerna. Sesekali suara helaan napas terdengar dari mulutnya.
Cess.
Dirinya berjengit kaget saat pipinya merasakan sesasi dinggin. Dia cepat-cepat menolehkan kepalanya dan menemukan senyuman manis yang selalu menghiasi hari-harinya.