Kemarin setelah mengantarnya pulang ke apartemen sepulang kuliah, Jeno bertanya pada Renjun tentang kegiatannya hari esok. Si manis bersurai silver menggelengkan kepala pertanda tidak ada aktivitas khusus yang akan dilakukannya.
"Besok sore sepedaan yuk, bareng Jaemin juga."Renjun berpikir sejenak. Matanya memandang wajah Jeno yang terlihat penuh harap akan jawaban 'ya' dari mulutnya. Namun, ada satu hal yang membuatnya ragu
"Tapi aku gak punya sepeda Jen."
"Itu urusan gampang. Besok aku jemput kamu jam 3 sore ya." Kata Jeno.
Jeno maju selangkah kemudian menarik kepala Renjun untuk membubuhkan satu kecupan manis di kening.
"Daaah."
Dan Jeno pun masuk kembali ke dalam mobilnya.
🚴🚴
Drrrrrrrt
"Ya, Jen?"
"....."
"Aku udah siap kok, ini sekarang mau turun. Sudah ya."
Renjun mematikan panggilannya kemudian menyimpan ponsel tersebut ke dalam tas selempang hitam pemberian Jeno. Mengambil bucket hat kesayangannya lalu memakainya. Setelah memastikan tak ada yg tertinggal Renjun segera memakai sepatu dan bergegas keluar.
"Renjun!"
Ah, itu Jeno.
Pemuda itu terlihat sangat tampan dengan t-shirt hitam. Di kepalanya sudah terpasang helm tak lupa kacamata khusus yang selalu dipakainya ketika melakukan hobinya itu.
Seperti biasa, kecupan di kening mengawali pertemuan mereka.
"Aku udah pinjem sepeda Haechan buat kamu."
Renjun mengernyit, "Bukannya sepeda Haechan rusak?"
"Sudah diperbaiki. Ayo naik, kita ke taman. Nana, Mark sama Haechan udah nunggu."
Renjun tak segera merespon. Dirinya bingung dengan kata 'naik' yang diucapkan Jeno.
Naik kemana?
Kebingungan yang tergambar di wajah cantik Renjun membuat Jeno terkekeh.
"Naik disini, sayang." Jeno menepuk besi diantara kakinya.
"Yakin?" tanya Renjun ragu.
Sedikit takut sebenrnya ketika ia duduk menyamping di atas besi minimalis tersebut. Tapi ketakutannya sedikit berkurang ketika kedua tangan jeno mengapit badannya. Menjaganya agar tidak terjatuh.
"Sudah siap?"
"Pantatku sakit Jen."
Jeno terkekeh, "Sebentar aja kok."
Setelah Renjun mengangguk, Jeno segera menggenjot sepedanya menuju taman.
🚴🚴
Sepeda milik Haechan yang dipinjamkan ternyata tidak seperti milik Jeno maupun Jaemin. Sepeda itu lebih mirip sepeda perempuan daripada sepeda laki-laki. Tapi Renjun malah mensyukurinya.
Dirinya khawatir jika dipinjamkan sepeda seperti milih Jeno. Karena jujur...itu terlalu tinggi.
"Nah ini sepedanya, bagus kan." Jeno berkata sembari menuntun sepeda Haechan mendekati Renjun.
Renjun menerima sepeda milik Haechan kemudian mencoba untuk menaikinya.
"Aku suka. Gak terlalu tinggi."
Sepeda dengan keranjang mini di bagian depan terlihat sangat menggemaskan.
"Kalo begitu ayo kita mulai."