Pekan ujian akhir semester merupakan pekan yang penuh dengan drama, umpatan dan tekanan.
Hari ini adalah hari Kamis minggu kedua yang artinya sisa satu hari lagi untuk dapat melewati dua pekan yang cukup menguras pikiran dan tenaga.
Tapi naas, ujian mata kuliah terakhir justru bersifat take home alias pekerjaan rumah atau PR.
Kalau boleh memilih, lebih baik mengerjakan soal di ruangan daripada mengerjakan tugas di rumah. Karena tugas yang diberikan sebagai bentuk 'ujian akhir semester' cukup memusingkan.
Sudah dua jam Renjun berselancar di situs pencarian namun dirinya belum mendapatkan referensi yang cocok.
"Punggungku bisa rontok kalo gini caranya."
Badannya digerakkan ke kanan dan ke kiri agar otot yang kaku dapat sedikit rileks.
Tangannya kemudian mengambil benda persegi panjang yang sedari tadi diabaikannya.
"Giliran dianggurin gini banyak yang ngechat."
Matanya memindai satu per satu pesan yang masuk ke ponselnya tanpa ada niatan membalas. Ketika akan mematikan kembali ponselnya, ada satu pesan baru masuk.
Jeno
Lagi sibuk?
7.28 pmIya, lagi ngerjain tugas. Kenapa?
7.29 pmYaudah ntar aja kalo kamu dah gak sibuk
7.30 pmMau ngapain?
7.31 pmNtar aja, kalo udah selesai kabari aku
7.32 pmIya.
7.35 pm
Setelah membalas pesan Renjun mematikan ponselnya untuk kembali fokus pada laptop dan kertas yang berserakan di meja belajarnya."Hhhh. Ayo sedikit lagi."
Tepat pukul sebelas malam tugas uas nya selesai. Tinggal diprint besok pagi lalu dikumpulkan di sekretariat prodi.
Laptop dimatikan, kertas serta buku yang berserakan segera Renjun bereskan karena mata dan tubuhnya sudah ingin beristirahat.
"Ahhh akhirnya bisa rebahan." Renjun memejamkan matanya karena merasakan empuknya kasur.
Namun...
"Oiya Jeno."
Dirinya segera bangkit untuk menggapai ponselnya. Membuka aplikasi chat dan masuk ke dalam salah satu roomchat.
"Tapi dia udah tidur belum ya?" Monognya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas, rasanya mustahil Jeno masih terjaga hingga tengah malam. Apalagi di pekan uas.
"Coba dulu deh."
Jeno
Jeno?
11.40 pmDua menit kemudian ada satu panggilan masuk.
Tanpa menunggu lama Renjun segera menggeser icon hijau.
"Halo?"
"Halo?"
Suara di seberang terdengar parau.
"Jen, kamu udah tidur?"
"Belum. Aku nungguin kamu."
Alis Renjun mengernyit.
"Emang mau ngapain? Kayanya penting banget."
"Gapapa. Aku cuma pengen denger suara kamu."
Mulut Renjun melongo tapi.....pipinya perlahan berubah warna menjadi merah.
Sialan.
"Ha?"
"Yaudah ya aku udah denger suara kamu jadi sekarang aku mau tidur. Night Renjun, jangan tidur kemaleman ya. Nice dream."
Pip.
Saat panggilan berakhir pun bibir Renjun masih betah melongo.
"Kalo kamu kaya gini gimana aku bisa move on, Jen."
Ya dia Lee Jeno, mantan pacarnya yang baru putus sebulan yang lalu.
End.
Singkat ya hehehe
Semoga suka~
See you next chapter~