Menang?

2.5K 317 9
                                    

"Pokoknya kita harus menang!"
Haechan sangat serius dengan kata-katanya. Pemuda dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai menutupi kening memandang tajam segerombolan mahasiswa di pinggir lapangan.

Chenle agaknya tidak begitu yakin dengan perkataan Haechan, karena kelompok sebelah anggotanya kebanyakan berbadan besar belum lagi ada Jeno dan Mark yang dikenal memiliki kemampuan lari cepat. Dan di kelompoknya hanya ada Hendery dan Jisung yang bisa dibilang kuat.

"Liat aja nanti." ucap Renjun sembari memasang headband supaya rambut panjangnya tidak menggangu.

Haechan yang mendengar suara Renjun terkesan pasrah menimpali, "Kok lo kaya gak yakin gitu sih. Harus optimis!"

"Bukan gak yakin Chan, tapi lo gak liat kalo disana ada Jeno?" Chenle bersuara. Ia menunjuk Jeno yang tengah berlari kecil di tempat. Badannya yang besar sangat terbentuk karena ukuran baju yang dipakai sangat pas dengan badannya.

Glek. Persentase keoptimisan Haechan jadi menurun. Walaupun di kelompoknya ada Hendery dan Jisung tapi kalo dibandingkan dengan Jeno jelas masih kalah.

Tiba-tiba Haechan mendekati Renjun lalu menepuk pundaknya. "Ren, bilangin Jeno suruh ngalah sekali. Biar kita bisa maju ke babak selanjutnya."

Tangan Renjun yang sedang mengikat tali sepatu terhenti. Kepalanya mendongak menatap Haechan, "Lah kenapa gue?"

"Kan lo pacarnya. Pasti Jeno mau kalo lo yang minta atau seengaknya bilangin dia jangan ngerahin seluruh kekuatan biar Jisung bisa menang waktu bagian terakhir."

Satu cubitan mampir di lengan Haechan.

"Gak bisa gitu lah!"

Haechan mendengus. Pandangannya teralihkan ketika melihat Jeno berjalan ke arahnya. Ralat, ke arah Renjun. Baju olahraga berwarna biru muda cukup mencolok diantar kelompok Renjun yang memakai baju berwarna merah.

"Udah selesai siap-siapnya?" tanya Jeno. Tak lupa tangannya mengusap lembut rambut Renjun.

Lagi-lagi Haechan mendengus.

"Jen." panggil Haechan yang dijawab dengan alis terangkat.

"Ngalah dong buat kita. Lo gak pengen liat Renjun menang?"

"AW! Jangan dicabut bulu kaki gue Ren."

Renjun tak habis pikir dengan jalan pikiran Haechan. Semua orang pasti ingin menang tapi bukan seperti ini caranya. Kelompok mereka pasti bisa mengalahkan kelompok Jeno kalo berusaha. Jangan karena ada Jeno dan Mark yang terlihat kuat jadinya pesimis.

Toh lomba semester ini tidak seperti semester lalu yang lebih banyak bersifat individual. Di semester ini lomba cabang olahraga hanya ada satu yaitu relay game. Jadi akan ada delapan rintangan, setiap rintangan dilalui oleh satu orang yang harus membawa kalung peluit sampai ke garis finish. Kelompok yang sampai garis finish terlebih dahulu harus membunyikan peluit. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok dengan waktu tercepat.

"Gimana Ren, aku harus ngalah apa enggak?" Jeno membantu Renjun yang akan berdiri. Menatap Renjun yang tengah melotot pada Haechan.

"Gak! Awas kalo kamu ngalah."

Ketika Haechan ingin protes Renjun sudah lebih dulu menariknya pergi. Dia meninggalkan Jeno yang sedang tertawa.

Lima menit lagi lomba akan dimulai. Semua anggota kelompok putaran pertama sudah ada di posisi masing-masing. Renjun yang dapat bagian dribbling sudah siap di tempatnya.

Tidak sulit mendapat bagian dribbling bola basket karena ia sering bermain satu lawan satu dengan Jeno.

Priiit!

Kebiasaan Jeno ◆ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang