Hot Ice (2) + Game

3.4K 242 20
                                    

🔞🔞
WARNING!!
MATURE CONTENT
.
.
.
.
Dosa ditanggung penumpang

Chapter Hot Ice kemaren belum selesai, jadi ini aku bawa chapter lanjutannya.

🔞

Renjun terdiam beberapa detik. Mencoba membiasakan diri menerima milik Jeno yang cukup besar.

Satu hentakan, dua, tiga dan seterusnya.

Suara rintihan dan geraman rendah memenuhi kamar sang pemain hockey. Keduanya saling merasakan keberadaan masing-masing lewat penyatuan yang sudah lama tidak dilakukan. Ada rasa rindu dan juga kepuasan di setiap hentakan yang dilakukan Renjun di atas tubuh Jeno.

"Jenh.. Capek."

Sebagai dominan yang pengertian, Jeno segera bangkit tanpa melepas penyatuan mereka lalu membawa Renjun ke atas kasurnya. Merebahkan secara hati-hati tubuh lemas yang sudah bermandi peluh.

Kecupan singkat diberikan di dahi mengkilap milik Renjun.

"Sebentar lagi ya." hanya anggukan pasrah yang Renjun berikan sebagai jawaban.

Tangan kurusnya mengalung erat pada leher Jeno ketika sang kekasih mulai bergerak. Alisnya bertaut merasakan milik Jeno terbenam di dalam miliknya begitu dalam. Pasokan udara terasa menipis, napasnya beberapa kali tersengal namun inilah sensasi yang dirindukan olehnya.

Renjun menjerit tertahan ketika bibir Jeno kembali mengerjai area lehernya. Membuat tanda kepemilikan yang sudah banyak berada disana. Jemari Renjun mengusap tengkuk Jeno sebagai bentuk pelampiasan atas rasa nikmat yang diberikan kepadanya secara bertubi-tubi.

"After this babe."

Anggukan kuat menjadi tanda bagi Jeno untuk mempercepat temponya untuk meraih pelepasan mereka. Decitan ranjang bersahutan dengan erangan Renjun yang keluar semakin keras. Nafasnya memburu, sebentar lagi dirinya dan Renjun sampai.

Hembusan nafas panjang menjadi tanda permainan panas mereka malam ini selesai.

Kepala Jeno menunduk untuk mengecup wajah Renjun yang matanya masih terpejam erat.

"Terima kasih." kecupan di kening.

"Terima kasih karena percaya padaku." di dua kelopak mata Renjun yang tertutup.

"Kamu yang terindah." turun ke hidung.

"Aku selalu berdoa, semoga kita bisa bersama," Jeno menatap kedua mata Renjun yang kini telah terbuka. Bibirnya tersenyum melihat dua manik cantik kesayangannya yang kini tengah memandangnya penuh kasih sayang.

"Selamanya."

Ciuman manis di bibir menjadi penutup hari ini.

Rasa syukur dan terima kasih tak henti Jeno panjatkan. Kehadiran Renjun dalam hidupnya mendatangkan sebuah kebahagiaan yang sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sebuah kebahagiaan yang membuat Jeno selalu menganggap Tuhan sangat menyayanginya sehingga memberikan sosok Renjun dalam hidupnya.

Renjun adalah hadiah terindah yang diberikan Tuhan kepadanya.

Tidak ada yang bisa menggantikan rasa senang yang meletup dalam hati Jeno selain melihat sang terkasih tersenyum dalam tidurnya. Kemenangan teamnya atau ketika dirinya mengangkat piala pun tidak sebanding dengan kebahagiaan ketika kedua tangannya memeluk erat Renjun dalam dekapannya.

Kebiasaan Jeno ◆ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang