Part 7

11.3K 977 2
                                    

Di lobby gedung. Gadis berseragam SMA itu sibuk dengan ponselnya.

"Hah? Gimana Mas? Jangan di cancel dong. Hrrgggh." Lana memijit ponselnya dengan wajah kesal. Sudah 3 kali ordernya ditolak oleh driver ojek online.

Sedan hitam Erlangga menepi di lobby. "Lan, ayok saya anter."

"Ga usah Lang. Bentar lagi ojeknya dateng kok."

"Cancel aja udah. Nanti kemaleman lho, mau hujan lagi ini. Ayok cepet naik."

Awalnya Lana ragu, setelah berpikir sejenak ia naik ke mobil Erlangga.

"Ke rumah kan?"

"Ya masak mau ke pasar?"

Erlangga tertawa. "Tunjukkin jalannya ya. Saya kayaknya ga terlalu inget rumah Arka dimana."

"Yaah...baru aja mau tidur." Erlangga tertawa lagi.

"Apa sih ketawa-tawa mulu. Emang gue badut apa."

"Maaf maaf. Tapi beneran kamu lucu banget." Tangan Erlangga menutupi mulutnya masih menahan tawa.

Lana tidak menyahut. Ia mengetikkan sesuatu di ponselnya lalu memberikan ke Erlangga. "Ikutin waze aja nih. Gue mau tidur."

"Jangan dong. Masak saya ditinggal tidur." Erlangga menoleh ke Lana disebelahnya yang mulai memejamkan mata. "Lan...Lana."

Erlangga menghentikan kendaraannya.

"Kok berhenti?"

"Abis kamu tidur."

"Ya udah gue turun sini aja."

"Eh jangan jangan." Erlangga menahan lengan Lana. "Udah mulai gerimis Lan. Nanti sakit lo."

"Masih air kan hujannya, belom batu. Ngapain takut."

"Iya juga sih. Ya udah, silahkan tidur tuan putri. Saya antar sampai tempat tujuan."

Lana kembali memejamkan mata.

Erlangga menyalakan radio, ia sengaja memilih saluran radio dangdut.

"Ih apaan sik norak banget musiknya!" Erlangga tersenyum menang menanggapi ucapan Lana.

"Lho kan musik dalam negeri bagus dong."

"Musik dalam negri yang lain aja, kan banyak. Tulus, Raisa, The overtunes atau jaman lo Maliq & the essential kek, The groove kek."

"Kamu tahu juga Maliq dan The groove."

"Ya tau lah."

"Lan, ga perlu sinis begitu bisa kan? Baik-baik gitu ngomongnya. Saya punya salah apa sama kamu?"

"Ya abisnya lo gangguin gue tidur."

"Saya kan setel musik Lan."

"Ya tapi lo setel dangdut. Norak deh."

"Tapi Via Vallen dan Cita citata kan bagus."

"Ih apal lagi sama namanya. So gross."

Erlangga tertawa.

"Udah ah gue turun aja."

"Lompat coba, saya ga mau berhenti lho ini udah masuk jalan tol." Mpbil Erlangga baru saja melewati pintu gerbang tol dan hujan mulai mengguyur deras.

"Oke, lompat kan." Lana membuka pintu mobil.

"Lana!!" Erlangga menginjak rem. Untung dibelakang mobilnya kosong dan ia masih berada di kiri jalan. "Ya Tuhan Lana. Kamu keterlaluan deh bercandanya."

The Stepsister [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang