Part 6

12.7K 977 9
                                    

"Ka, itu siapa?" Erlangga tidak mau membuang waktu. Mereka sudah berada di ruangan Arka.

"Aduh males ah gue jelasinnya." Hampir semua teman laki-lakinya seperti tersihir oleh Lana dan melontarkan pertanyaan yang sama.

"Ga bisa, lo harus jelasin."

"Ga ada hubungannya sama kerjaan kita Ngga."

"Ada banget. Serius gue ga mau mulai kalau lo ga jelasin ke gue."

Arka mengernyit sebal. Berpikir keras bagaimana menjelaskan status Lana dengan singkat. "Lelana Gunadi, adik tiri gagal gue dan anak dari Sinta Gunadi yang meninggal setahun yang lalu. Jelas?"

Erlangga mencoba me-rewind ingatannya ke setahun yang lalu. Pernikahan Suharyo Wijaya yang gagal berlangsung karena calon istrinya meninggal dunia, kanker. Sinta gunadi meninggalkan anak semata wayangnya, Lelana Gunadi. "Okey, I remember. Jadi itu Lana adik tiri gagal lo." Erlangga tertawa. "Lucky banget lo Maan. Adik tiri lo asli itu kayak dewi-dewi dari kahyangan turun ke bumi."

"Lucky darimana. Monyet gila itu berkeliaran seenaknya sedot semua perhatian bokap, minta dibeliin ini itu, dan manja-manja ga jelas kayak begitu."

"Semester berapa sih dia?"

"SMA angkatan akhir."

Erlangga kembali menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Anaknya Sinta Gunadi wajar sih secakep itu. Ibunya aja dulu cantik banget kok, ga ada yang ngalahin deh."

"Udah ah, males gue ga usah bahas dia. Lanjut deh kita discuss soal designnya."

Mereka berdua kembali tenggelam dengan gambar-gambar dan konsep design, sampai pukul 9 malam. Lalu mereka sepakat melanjutkan diskusi mereka besok pagi dan segera membereskan ruangan. Keduanya berjalan beriringan menuju tempat parkir mobil.

"Lana, udah punya pacar Ka?"

"Ga tahu gue dan ga perduli. Kenapa emang?"

"Katanya ga perduli, terus malah nanya kenapa?" Erlangga meledek Arka.

"Penasaran aja. Jangan bilang lo tertarik sama Lana." Arka berhenti melangkah dan wajahnya menyelidik Erlangga. "Come on Maan, lo pedofil apa?"

"Heh yang namanya pedofil itu sama anak dibawah umur. Lana itu sudah cukup umur. Lagian lo belum apa-apa udah cemburu." Erlangga masih melangkah disusul Arka dibelakangnya.

"Sial!" Arka terkekeh. "Gue ga perduli sama Lana Ngga."

"Okey okey santai. Gue cuma nanya. Mangkanya cepetan sana cari pengganti Lia biar ga jadi pemarah gini."

'Terus kenapa tadi dia nangis ya. Something happened for sure. Not your business Angga.' Erlangga sibuk dengan pikirannya.

"Kayak lo udah move on aja dari Citra."

"Hey, gue udah move on lah. Citranya aja udah beranak dua. Masa masih mau gue kejar."

"Terus lo sekarang masih jomblo gitu?"

"Jomblo gue pilihan. Lo tau gue paling ati-ati soal perempuan kan."

"Sama aja kayak gue Ngga."

"Ya tapi kalo lo mah ketahuan banget masih stress nya Ka. Lo jadi pemarah banget."

'Sebenarnya ini gara-gara si monyet terkutuk itu. Bukan karena Amelia.' Ucap Arka dalam hati.

"Sampai ketemu besok ya."

Mereka berpisah.

***

Pukul 10.30 malam. Erlangga masuk ke dalam apartemennya dan langsung disambut dengan perasaan hampa. Keluarganya masih berada di Amerika. Papa Mamanya sedang berlibur dan mengunjungi adiknya yang bersekolah disana. Sebenarnya tidak ada beda. Sekalipun keluarganya ada disini, ia juga tidak tinggal bersama mereka. Tapi jika sepi seperti ini, biasanya ia bisa menelpon mama atau adiknya. Entah hanya berbincang ringan atau mendengar mereka tertawa.

The Stepsister [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang