Part 8

10.7K 922 6
                                    

"Ka, Arkandra. Bangun dulu." Suharyo mengetuk pintu kamar tamu di lantai bawah. Arka menginap semalam karena mobilnya yang ditinggal di kantor untuk pergi dinner bersama Suharyo.

"Apaa sih Yah. Masih jam setengah 6 lho." Arka membuka pintu sambil menggaruk rambutnya.

"Kamu saja yang pergi ke Lombok. Ajak Sony."

"Lho kok! Ada apa sih Yah kok mendadak begini?"

"Lana sakit. Panas tinggi sekali, Ayah khawatir."

"Yah, tapi ini yang dateng bukan main-main Yah. Mereka akan kecewa kalau Ayah ga dateng. Lagian Lana kan ada Inah dan Darsih di rumah."

Suharyo berpikir sejenak, lalu memutuskan. "Ya sudah, Ayah berangkat dengan Sony. Kamu disini, jaga adikmu."

"Ayaah aku harus ikut Yah."

"Sony tahu semua detail sebaik kamu jadi Ayah bawa Sony kali ini."

Arka ingin memprotes tapi sudah dipotong lagi oleh ayahnya.

"Arkandra, sudah saatnya kamu belajar jaga Lana. Ayah tidak mau kamu debat. Lagipula ini hanya satu meeting, setelah itu silahkan kamu berkubang dengan Grand Mulia." Suharyo berlalu kembali ke lantai atas untuk menginstruksikan beberapa hal pada staff rumah tangganya.

Arka masuk dan membanting pintu kamarnya. "Monyet Brengsek!!!"

***

Sebelum berangkat Suharyo menghampiri Arka lagi.

"Ayah sudah telpon dokter Pram. Dia akan kesini siang nanti. Pastikan adikmu makan. Ayah akan telpon kamu cari tahu kondisi Lana. Angkat telponnya."

Arka yang sedang sarapan di dapur bersih memilih diam.

"Kamu sudah rapih?"

"Iya habis ini aku berangkat ke kantor."

"Kamu ini tuli atau apa? Ayah bilang kamu jaga Lana dirumah."

"Aku punya banyak kerjaan Yah. Lagian ada Inah dan Darsih kan, dokter Pram nanti juga ada."

"Kerja dari rumah. Hari ini seharusnya tidak ada meeting kan, karena meeting kamu satu-satunya sudah diwakilkan Ayah dan Sony di Lombok."

"Tapi Yah..."

Suharyo berdiri di tengah ruangan dengan mata tajamnya menatap Arka. Lagi-lagi Arka tidak mampu membantah ayahnya. Ketika Suharyo keluar dari dapur besarnya Arka membanting sendok keras-keras ke mangkuk serealnya yang sudah kosong.

***

Rumah sudah tidak menjadi tempat favorit Arka. Untuknya rumah ini menyimpan banyak kenangan yang tidak ingin ia ingat. Mamanya dan Amelia. Mama meninggalkan Arka ketika ia masih duduk dibangku SMP. Saat itu ia masih tidak mengerti apa yang terjadi. Namun sebagian dari dirinya menyalahkan diri sendiri. Mungkin karena nilainya yang kurang baik atau mungkin karena ia kurang patuh. Arka tumbuh menjadi anak yang pintar namun penyendiri.

Saat itu Suharyo pun tidak banyak berbuat apa-apa. Karena sakit hati dan kecewa Suharyo menghabiskan semua waktunya untuk bekerja. Ia membangun dan memperkuat usahanya dibantu dengan sahabatnya Nugraha.

Sampai akhirnya Arka bertemu dengan Amelia saat SMA. Amelia adalah gadis yang sangat bertolak belakang dengan dirinya. Amelia anak yang periang dan pandai bergaul mengubah Arka. Membuat ia jatuh cinta. Cinta Arka berbalas. Amelia jatuh cinta pada Arka yang misterius, pendiam dan tidak banyak bicara.

Hubungan mereka baik-baik saja. Kunjungan demi kunjungan Amelia ke rumah keluarga Wijaya sedikit demi sedikit dapat mengubah Suharyo menjadi lebih perhatian pada Arka. Lalu Arka pun berubah menjadi lebih terbuka dan banyak tertawa. Hal itu berlangsung hingga Arka menyelesaikan gelar masternya.

Suatu sore Arka datang mengunjungi apartemen Amelia dengan maksud ingin memberikan kejutan setelah berminggu-minggu tidak bertemu. Arka tidak akan bisa melupakan saat-saat ia menemukan Amelia sedang bergumul di dalam kamar dengan seorang pemuda, entah siapa. Lalu Arka gelap mata. Ia menghajar laki-laki itu tanpa ampun. Saat itu semua emosinya yang mengendap bertahun-tahun seperti meledak. Bayangan Amelia yang telanjang sembari tertawa genit berganti dengan bayangan mamanya yang juga tertawa dipelukan selingkuhannya berputar di kepala. Jika saja Arka bukan seorang Wijaya, mungkin ia sudah mendekam di sel berbulan-bulan.

Setelah itu, seperti pesakitan Arka mulai bangkit tertatih-tatih menata perasaannya. Langkah pertama yang ia lakukan adalah meninggalkan rumah dan lebih memilih membeli apartemen dekat sekali dengan kantor keluarga. Rasa percayanya pada wanita hilang, seperti hilangnya Amelia dalam hidup Arka. Suharyo mencoba mengembalikan Arka seperti dahulu namun selalu gagal. Arka kembali menutup diri dan tenggelam dalam tumpukan pekerjaannya. Semua proyek yang disentuhnya bernilai sempurna. Arkandra tidak pernah meleset dalam perencanaan pembiayaan dan selalu mempunyai jalan keluar ketika kondisi genting didepan mata. Intuisi bisnisnya yang tajam berkali-kali menyelamatkan perusahaan keluarganya itu dari proyek-proyek yang terlihat menggoda diawal namun berakhir dengan macetnya pendanaan. Karena kesibukannya pula Arka tidak terlalu ambil pusing dengan kisah cinta kedua ayahnya dengan Sinta Gunadi. Buat Arka jika memang ayahnya bahagia, kenapa tidak.

Lalu Sinta Gunadi meninggal dunia dan Lana tiba dirumahnya. Saat itu Arka sedang membantu keluarga Nugraha menyelesaikan proyek penting di Singapore karena sahabatnya Caraka Nugraha masih harus tinggal di Amerika untuk mengurus beberapa hal.

Pertemuan pertama mereka singkat. Saat itu mereka bertiga, Suharyo, Arka dan Lana berada di ruangan kerja Suharyo.

"Arka, ini Lana. Mulai hari ini dia akan tinggal dengan Ayah dirumah dan menjadi bagian dari keluarga kita."

Arka hanya diam melihat dan menilai Lana dengan matanya. Sejujurnya ia tidak pernah tahu bahwa Sinta Gunadi memiliki anak. Hanya satu kali Arka pernah bertatap muka dengan almarhumah calon istri ayahnya itu dan dia tidak pernah mau tahu siapa dan bagaimana kehidupan seorang Sinta Gunadi. Asal ayahnya bahagia.

Awalnya Arka pun terpukau dengan kecantikan Lana. Wajah, rambut dan postur badannya tidak ada cela. Namun sikap Lana yang sinis dan matanya yang berani melunturkan semua penilaian baik Arka. Kondisi ini diperburuk dengan tingkat kepercayaan Arka pada wanita yang sudah anjlok di titik 0. Belum lagi Arka adalah anak tunggal dengan ego yang tinggi. Jadi untuk Arka Lana adalah ancaman. Semakin ayahnya memberi perhatian, maka Arka merasa semakin khawatir jika suatu saat Lana mengecewakan ayah atau dirinya sendiri. Karena itu Arka tidak mau bersusah payah mencoba mengenal dan mengerti Lana. Lana adalah orang asing yang masuk dalam kehidupannya sementara saja. Hanya sampai ayahnya bosan.

Tapi ini sudah satu tahun dan ayahnya tidak menunjukkan sedikit pun ekspresi bosan kepada Lana. Ini yang akhirnya membuat Arka makin merasa khawatir. Khawatir jika akhirnya ayah tidak akan pernah bosan dan Lana tinggal selamanya dalam hidup mereka. Juga khawatir karena tanpa Arka sadari bayangan Lana mulai mengusik dan mengganggunya.

The Stepsister [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang