Part 33

9.3K 730 12
                                    

"Good Morning Beautiful." Arka meletakkan ponselnya di meja dan berjalan ke arah Lana. 

Ini sudah hari ketiga Lana di Rumah Sakit. Kamar Lana lebih meriah dengan banyaknya bunga. Kondisi Lana makin lama makin membaik. Sekalipun Dokter Pram dan Dokter Eka belum mengijinkan Lana pulang. Suharyo sudah kembali ke kantor menggantikan Arka yang bersikeras tidak mau pergi dari sisi Lana.

"Kayaknya makin banyak bunga ya?"

"Fans kamu kan banyak Lan. Coba nih kita lihat..." Arka berjalan ke buket-buket bunga di ruangan. "Erlangga, Tante Inggrid, Monika, Erlangga lagi, Lovely Anggita dan Amanda...Arkandra...Arkandra lagi...Arkandra terus."

Lana tertawa. "Boong, ngapain kamu kirim bunga segala. Aku cuma butuh orangnya, ga butuh bunganya."

"Aku ga mau sampe Erlangga kasih bunga lebih banyak daripada aku."

Lana tertawa lagi. "Konyol. Itu balon sama boneka darimana?"

"Raka dan Della. Untuk adik Arkandra yang paling cantik." Arka membaca kartunya.

"Kapan aku boleh ketemu Anggi dan Manda? Aku kangen mereka."

"Mereka juga kangen banget sama kamu Lan. Telponin aku terus. Nanti kita minta ijin dulu sama Dokter Eka ya. Aku sudah bawain ponsel kamu tu. Mau denger ringtone kamu yang baru nggak?" Arka mengambil ponselnya sendiri dan menghubungi Lana. Ponsel Lana berbunyi. Dering telponnya diganti oleh Arkandra dengan chorus lagi Lauv-I like me better.

Sontak Lana tertawa. "Kamu noraak Arkaaa. Itu ponsel aku kamu ganti-ganti seenaknya."

Arka tidak bergeming malah berpura-pura menyanyi lip sync sambil menggoyangkan badannya. Lana tertawa terpingkal-pingkal mengingat Arkandra yang serba kaku dan kikuk itu bernyanyi sambil berjoget didepannya.

Dokter Eka masuk ke kamar Lana sambil ikutan tersenyum. Arka yang kepergok sedang bertingkah konyol langsung diam menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lana makin tertawa.

"Wah wah, luar biasa Lelana bisa tertawa keras sekali padahal baru 3 hari." Dokter perempuan setengah baya itu berujar.

"Ada badut Dok. Lucu banget." Lana masih membungkan mulutnya dengan tangan menahan tawa. Arka hanya tersenyum.

"Waduh, saya mah kalau kedatangan badut ganteng begini juga mau Lan. Gimana kondisimu Lan? How do you feel today?"

Selama beberapa saat Dokter Eka berbincang dengan Lana. Setelah selesai, Dokter Eka berbincang dengan Arka di luar kamar. Kondisi Lana cukup stabil. Pasca traumanya masih ada, untuk sementara Lana tidak boleh tidur sendiri, kamar Lana harus terang dan ada sesi terapi yang harus diikuti sambil rawat jalan. Intinya Lana sudah boleh pulang besok. Hanya tinggal menunggu keputusan Dokter Pram. Arka mengangguk mengerti.

Lana merasa sedikit cemas dengan rencana kepergiannya. Dia belum bisa menghubungi Lukman. Tapi apa ia masih perlu pergi? Ayah sudah tidak mempermasalahkan hubungannya dengan Arka. Sebelumnya Lana pergi karena ia tidak ingin memilih. Tapi apa hanya itu alasannya? Kenapa saat ini keinginannya untuk pergi justru semakin kuat? Ia ingin menjadi lebih baik lagi, untuk Ayah dan Arka. Dan ia butuh suasana baru, yang tidak mengingatkannya akan semua kejadian buruk ini.

***

Pagi itu Arka berpamitan pada Lana. Ia harus pergi ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Sementara itu Dewi akan menjaga Lana. Anggi dan Manda juga akan berkunjung siang ini. Sore hari Lana sudah bisa meninggalkan rumah sakit.

"Aku pergi sebentar aja." Arka duduk di pinggir tempat tidur menghadap Lana. Tangannya menggenggam tangan Lana.

"Aku udah nggak apa-apa Ka. Bener deh. Just go and do your things."

The Stepsister [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang