Part 35

9.9K 772 6
                                    

Sepanjang jalan Arka banyak diam. Lana jadi salah tingkah. Gadis itu hanya bisa menggenggam tangan Arka sambil menatapnya. Arka mengira bahwa setelah insiden itu, semua akan baik-baik saja. Lana akan kuliah di Bandung, tempat yang setiap saat Arka bisa kunjungi. Lulus kuliah Arka akan melamarnya.

Tapi sekarang Lana ingin pergi. Arka tidak mau menjadi laki-laki cengeng dan mulai berperilaku dangkal. Sesungguhnya saat ini rasa khawatir Arka yang sangat mengganggu. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Lana? Bagaimana jika ia merindukan Lana? Bagaimana jika ada Erlangga-Erlangga lainnya dan akhirnya Lana berpaling, seperti Amelia? Arka bahkan tidak mengerti kenapa ayah mengijijnkan Lana pergi. Bukankah selama ini ayahnya sangat berlebihan melindungi Lana? Jadi Arka hanya diam menatap lurus ke jalanan di hadapannya. Satu tangan Arka yang dingin digenggam Lana. Gadisnya itu juga masih diam. Bingung harus berkata apa.

Sesampainya dirumah Lana menuju kamarnya untuk mandi. Arka masih termenung di dapur sambil menyesap kopi yang kali ini terasa hambar dilidahnya.

"Ka, baru sampai?" Suharyo yang baru saja tiba dari kantor menyapa Arka yang terlihat gelisah.

"Iya Yah. Bagaimana kantor Yah? Arka masuk beberapa hari lagi."

"Tidak usah pikirkan kantor Ka. Nikmati dulu waktu bersama Lana." Ayahnya diam lalu melanjutkan. "Kamu sudah tahu?"

"Sudah, baru saja."

"Pantas wajahmu begitu."

"Kenapa Ayah setuju Lana pergi?" Nada Arka sedikit memprotes.

"Ayah sudah mendengarkan tujuan dari kepergian Lana. Ayah harus akui Lana berubah. Dia benar-benar berusaha menjadi seseorang yang lebih baik. Ayah kagum dengan tekadnya."

Suharyo termenung sesaat. "Awalnya Ayah juga tidak setuju ketika Lukman datang ke kantor dan membeberkan semua. Lalu Ayah pikir lagi, wow gadis kesayangan Ayah bisa menyusun rencana sedemikian rupa. Lukman bahkan berkata ada lebih dari dua rencana yang sudah disusun Lana. Untuk masa depannya, dan juga untuk menghindari Ayah dan kamu. Jadi dia berencana menghilang selama 4-5 tahun, lalu ingin kembali dengan semua sukses yang dia rencanakan akan dia capai dalam kurun waktu itu. Hanya untuk membuktikan ke Ayah, bahwa dia pantas untuk jadi istrimu dan menyandang nama keluarga Wijaya dibelakang namanya." Suharyo menggelengkan kepala sambil tersenyum.

"Lelana Gunadi, bukan gadis remaja yang rapuh lagi. Dia bukan sembarang perempuan Arka. Calon istrimu itu pasti bisa meraih semua yang dia impikan. Bayangkan, dengan segala trauma hidupnya dia masih punya tekad seperti itu. Tidak pernah terlintas dipikirannya untuk mengambil jalan mudah. Kuliah saja disini, Ayah yang biayai. Lalu jadi istri kamu dan menikmati semua harta Wijaya. Ayah tidak keberatan dengan itu, tapi tidak dengan Lana. Dia persis seperti Mamanya."

"Dulu, waktu Ayah ajak Sinta kawin lari karena orangtua Ayah tidak setuju, Sinta menolak mentah-mentah. Sinta bilang ke Ayah, 'Saya akan kembali ke dalam hidup kamu tapi dengan kesuksesan yang saya peroleh sendiri. Jadi tidak ada keluarga kamu yang akan menghina saya lagi.' Lalu dia pergi tinggalkan Ayah tanpa menoleh sedikitpun. Lana, persis melakukan hal yang sama. Lucu ya?" Suharyo terkekeh.

"Jadi Arkandra, Ayah benar-benar merestui hubungan kalian dan kepergian Lana. Tanpa ragu kali ini. Akhirnya kamu mendapatkan wanita yang layak kamu tunggu. Berbesar hatilah. Australia tidak jauh. Jangan jadi laki-laki cengeng dan merengek manja. Malu." Suharyo meledek Arka.

Arka hanya diam. Apa yang ayahnya katakan benar. Akal sehatnya merasa haru, Lana mau berbuat sejauh itu untuk jadi pendampingnya. Tapi hatinya resah sekali. Seperti akan kehilangan separuh bagiannya.

"Kalau Ayah jadi kamu, Ayah akan nikahi dulu wanita seperti itu. Yaah, hanya untuk berjaga-jaga."

Arka menatap ayahnya heran. "Tapi kata Ayah..."

The Stepsister [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang