Erlangga mengemudi dalam diam. Pikirannya juga sama kalutnya seperti Arka. Mungkin perasaannya belum dalam pada Lana. Tapi bagaimanapun juga Lana tetap seseorang yang penting. Gadis cantik bermulut pedas yang sudah menarik hatinya sekaligus mematahkannya menjadi dua. Arka sudah menceritakan tentang masa lalu Lana padanya. Erlangga terkagum-kagum dengan semangat gadis itu. Satu-satunya yang menghentikan Erlangga untuk mengejar Lana adalah karena ia melihat sendiri bagaimana Lana bahagia bersama Arka. Juga perasaan Arka tergambar jelas, contohnya saja saat ini. Erlangga yakin Arka adalah orang yang tepat untuk menjaga Lana.
Sudah empat hari ini Erlangga dan Arka berpencar mencari Lana. Ditempat-tempat yang paling mungkin ia datangi bersama sahabatnya. Termasuk menunggu Lana di sekolah. Karena rencana terakhir Lana adalah untuk memberikan kado pada gurunya di sekolah. Tapi semua hasil nihil. Lana seperti hilang ditelan bumi.
Erlangga melirik sahabatnya yang duduk dengan resah. Arka terlihat lebih kurus dan lingkaran hitam di matanya menunjukkan bahwa sahabatnya itu kurang tidur. Saat ini Erlangga bersyukur Arka mau melibatkannya dalam pencarian Lana. Jadi ia akan berbuat apapun yang ia bisa. Salah satunya dengan melarang Arka menyetir dalam kondisi seperti ini.
Arka mengecek pesan dari Rama untuk tante Inggrid yang tadi dia sudah teruskan ke ponselnya. Satu pesan memberi tahu bahwa Jono kabur dan mencari Lana. Satu lagi berisi dua alamat. Arka tidak tahu apa maksud alamat ini. Ponsel Arka berbunyi ditengah perjalanan. Raka.
"Ndra, Lana bener diculik? Bokap tadi telpon gue."
"Ceritanya panjang. Lo dimana?"
"Di daerah cempaka putih ada urusan, gue bisa bantu apa? Gue jalan ke tempat lo. Gue lagi bareng Dimas temen gue. Kita berangkat kalau lo butuh bantuan."
"Aktifin lokasi di ponsel lo. Ada telpon dari bokap. Nanti gue kabarin lagi."
Arka mematikan telpon Raka dan menjawab telpon ayahnya. "Ya Yah?"
"Rama selama ini menghilang karena membuntuti gengnya si Jono. Rama sudah kasih keterangan. Ada 6 titik lokasi, ayah kirim detailnya. Wahyu hanya punya 3 tim yang jalan dan periksa 4 titik yang berdekatan. Kamu cek 2 lainnya. Kita saling berkabar.
"Oke."
"Arka, Ayah juga tidak mau kamu sampai kenapa-kenapa. Tolong hati-hati." Hubungan disudahi.
Arka mengecek ponselnya. Sunter dan kelapa gading. Om Wahyu dan ayahnya menuju ke daerah tanjung priuk. Ada 4 titik disana. Arka mengecek alamat dari pesan Rama. Cocok. Lalu ia menghubungi Raka lagi.
"Lo jalan ke gading, gue ke sunter. Gue kirim alamatnya."
"Oke. Ndra lo ga sendirian kan?"
"Ada Angga." Arka diam sesaat. "Ka, lo hati-hati. Nikahan lo bulan depan kan?"
"Kampret gue pikir apaan. Heh Arkandra, gue dan Dimas itu setara sama lo dikali 4." Raka terkekeh diseberang sana. "Berkabar ya."
Dengan resah Arka mengecek pemberitaan di media pada tante Inggrid. Video Lana sudah tersebar. Kasus Lana sudah masuk pemberitaan malam ini. Arka sendiri sudah melihat video-nya dan memutuskan untuk tidak melihatnya lagi karena hatinya seperti diremas-remas mendengar jeritan Lana. Bayangan Lana yang diculik dan diikat atau entah apa lagi membuat Arka hampir gila. Sungguh ia akan bunuh siapapun yang menyakiti Lana. Beberapa saat kemudian Raka kembali menelpon.
"Ndra, sepi disini. Rumah kosong di gang sempit. Gue udah cek ngga ada isinya. Kata tetangga disini ada orang kalau siang doang. Foto gue kirim. Gue jalan ke Sunter. Jangan ngapa-ngapain dulu. Tungguin gue kalau mau seru-seruan."
Arka meneruskan laporannya ke ayah. Beliau masih bersama timnya Om Wahyu. Gading aman. Dua tempat di priuk pun sudah di cek dan Lana masih belum ditemukan. Ayah sedang menuju ke titik ke-empat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Stepsister [Completed]
RomanceLelana Gunadi Gadis 18 tahun. Anak dari Sinta Gunadi, artis kawakan yang meninggal dunia karena kanker. Kecantikannya membuat siapapun berpaling, namun ketika dia mulai berbicara tidak ada satupun laki-laki yang sanggup menanggapi mulut pedasnya. Le...