Part 12

10.6K 916 5
                                    

Babang Arka yang baru bangun. Hadeeh...luntur deh hati seluntur-lunturnya.

Arka turun pagi itu setelah terlebih dulu mandi dan bersiap-siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka turun pagi itu setelah terlebih dulu mandi dan bersiap-siap. Ponselnya berdering. Ayah. 

"Bagaimana Lana?"

Arka menjelaskan kondisi Lana. Lalu ayahnya memberi kabar bahwa ia terpaksa harus tinggal disana lebih lama karena cuaca yang buruk dan semua penerbangan yang dibatalkan.

"Yah, aku ga bisa terus-terusan ga kerja dong."

"Inah bilang kamu kerja dari rumah. Atau Inah bohong sama Ayah?"

"Tapi meeting ga bisa dari rumah Yah."

"Arka, jaman sekarang teknologi sudah canggih. Kamu bisa conference call dengan tim kamu."

"Tapi Yah..." Lagi-lagi untuk keseribu kalinya sepanjang Arka hidup ia tidak akan menang melawan ayahnya. Tapi kali ini konsekuensi yang ia khawatirkan bukan pekerjaannya. Arka lebih takut dengan apa yang akan terjadi dengan perasaannya pada Lana.

Lana mendengar pembicaraan Arka dari dapur. Ia sedang sarapan. Sebelumnya Lana tidak akan perduli dengan apapun, apalagi jika itu berkaitan dengan Arka. Tapi entah kenapa setelah 3 hari berada di atap yang sama, Lana juga tidak suka dengan ide berlama-lama berdua dengan Arka.

"Ayah telpon." Arka masuk ke dapur membuyarkan lamunan Lana. "Kita ke Rumah Sakit."

"Nggak mau. Gue udah sehat."

"Seratus kali lo ngomong gitu, seratus seratusnya gue ga percaya." Arka dengan santai menghampiri Lana yang sedang menyuapkan sereal ke mulutnya. Tangan Arka dibiarkan menempel di dahi Lana. Suhu tubuh Lana normal.

"Benerkan gue udah sembuh." Lana mencibir.

"Test darah dulu kata Dokter Pram. Karena lo panas udah 3 hari."

"Ga mau. Pokoknya gue ga mau."

"Lo harus ikut ke RS baik-baik atau gue seret? Pilih mana?"

"Tapi Ca..gue taku..." Omongannya terhenti. Lana tidak mau Arka tahu bahwa ia trauma dengan jarum suntik. 

"Ga ada alesan. Hayo cepet ganti gue tunggu disini."

Wajah Lana mendongkol dan segera naik ke atas. Arka tidak perduli. Ini harus segera dituntaskan. Setelah mendapatkan hasil test Lab, Arka akan langsung minggat dari rumah ini. Dia sudah tidak perduli dengan ayahnya yang baru akan kembali besok. Setelah 30 menit berlalu Lana masih tidak kembali ke dapur. Lalu Arka menyusulnya keatas dan tidak menemukan siapapun didalam kamar Lana.

"Lanaa..!!" Arka panik. Keluar dari kamar Lana, ia mendengar suara TV dari dalam kamarnya sendiri. Ketika Arka ingin masuk pintu dikunci dari dalam.

"Lana, buka Lan."

"Gue ga mau di test darah. Gue sehat."

"Eh monyet, ga lucu tahu. Cepet buka ga."

"Ga mau, bodo."

The Stepsister [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang