Part 42 - Extra Part

27.3K 1.1K 56
                                    

Hi Readers, mature content lagi ya. Tolong bijaksana.

***

"Hati-hati di jalan Lan."

"Iya Bude." Lana tersenyum pada Bude Laksmi sambil melambaikan tangan dari dalam mobil.

Sudah menjadi kebiasaan barunya untuk berkunjung ke rumah Bude-nya itu sesekali ketika akhir pekan tiba. Arka yang mengemudikan mobil. Bude Laksmi sedang di Jakarta menyambangi rumah anaknya yang baru saja melahirkan. Bayi gembil lucu bernama Clara.

"Jadi beneran mau nonton Disney princess?" Arka menggenggam tangan Lana sambil meliriknya.

"Iya. Kenapa emang? Masalah?"

Arka tertawa. "Ini nggak kayak kamu banget deh Lan. Kemana Lana yang suka film horror dan game of throne?"

"Ya aku emang lagi suka aja Ka. Emang salah?"

"Ya nggak salah Sayang. Tapi Disney Princess? Really? Kenapa nggak nonton rom-com aja? Lagi banyak yang bagus lho."

"Aku maunya Disney Princess."

Arka tambah tertawa melihat Lana yang merajuk. Sudah tiga tahun mereka menikah, tapi baru kali ini Arka merasa Lana sedikit berubah. Lana lebih manja, lebih sensitive dan menggemaskan. Sedikitnya Arka senang dengan perubahan itu, karena biasanya Lana benar-benar mandiri.

Satu tahun pernikahan mereka bahkan dihabiskan dengan hubungan jarak jauh. Lana bersikeras membawa bisnisnya ke Indonesia dan menemukan bahwa birokrasi di Indonesia bahkan jauh lebih sulit daripada apa yang dihadapinya di Australia. Mungkin juga di Aussy dulu ada ayah Andrew yang menjadi penyokong kegiatan bisnisnya, jadi segalanya jauh lebih mudah. Sekarang ini, Lana sedang mempertimbangkan tawaran dari perusahaan e-comm yang lebih dulu sukses di tanah air. Mereka butuh kepiawaian Lana jika ingin menembus pasar asing. Jadi Arka paham saat ini Lana sedang sangat sibuk dan sedikit lebih stress dari biasanya. Mungkin perubahan sikapnya juga karena hal ini.

"Kamu ketawa lagi aku gigit lho. Mau?"

Lalu Arka tambah terpingkal geli. "Laan...sakit laan." Arka masih tertawa ketika Lana menggigit bahunya.

Malamnya dirumah.

"Ka, Ayah pingin bicara sebentar." Suharyo menutup ponselnya.

Arka langsung mengerti jadi dia segera beranjak ke ruangan kerja yang terletak disebelah kamar Ayahnya.

"Sayang, aku dipanggil Ayah. Kamu masih lama di kamar mandi?"

"Ya udah sana Ka. Nggak kerja weekend gini ya. Tiga puluh menit kamu nggak balik aku susulin kamu."

"Iya."

Sebelum masuk Arka mengetuk pintu ruangan kerja ayahnya.

"Ka, masuk." Ayahnya sedang duduk di tempat duduk kebesarannya. Arka mengambil tempat di sofa berhadapan dengan Suharyo.

"Ada apa Yah?"

"Gimana kabar Bude Laksmi?"

"Baik. Mba Rahma baru lahiran. Anaknya lucu banget namanya Clara." Arka tersenyum sesaat, lalu dia terdiam. Sepertinya dia tahu apa yang mau ayahnya tanyakan.

Arka mengamati sosok ayahnya. Rambut putihnya sudah semakin terlihat. Ayah bersikeras tidak mau menutupi rambutnya. Biar saja, ini cahaya surga. Begitu kata beliau.

"Yah, aku paham Ayah sudah tidak sabar. Tapi aku benar-benar nggak mau paksa Lana."

"Ka, bicaralah dengan Lana. Kamu sepertinya belum tahu."

"Soal apa?"

Ayahnya mengambil majalah yang berada diatas meja. Ternyata dibawah majalah itu ada benda plastik panjang berwarna putih dan biru tua.

The Stepsister [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang