Part 27

8.8K 668 1
                                    

Mereka sudah berada di Lobby pukul 9 pagi itu. Arka menyelesaikan proses administrasi kamarnya dan Monik di resepsionis lobby.

"Rencananya mau kemana aja Lan?" Monik dan Lana berdiri di Lobby menunggu Arka.

"Gili trawangan hari ini. Besok berputar di Senggigi lagi. Baru deh ke Bali." Lana menjawab pendek.

Arka mendekati keduanya. "Lan, aku udah booking mobil hotel buat anter-anter kamu. Jadi pakai mobil hotel aja. Nanti kalau sudah selesai pakai kartu kemarin yang aku sudah kasih ya. Kalau ada apa-apa please call me."

"Aku call Dewi nanti. Kamu bakalan sibuk kan?" Mereka sudah berdiri berhadapan.

"Call me also okey. Every night like you promise." Arka memeluk Lana erat dan mencium bibirnya. "I love you." Lalu ia mencium kepala Lana dan berjalan menuju sedan hitam yang sudah menunggu.

Lana hanya berdiri mematung kaget dengan aksi Arka. Masalahnya ada Monik didepan mereka. Dan Arka melakukan semuanya seperti itu suatu hal yang wajar-wajar saja. Monik pun sama terkejutnya. Ia masih berdiri diam mencoba mencerna apa yang barusan saja dilihat dan didengarnya. 'Arka mencium Lana di bibir?!'

"Mon, are you coming?" Arka menyeru tidak sabar dari mobil. Monik langsung menyusul Arka hingga tidak sempat berpamitan pada Lana.

"Lana, no bikini okey? Big NO." Arka berujar kepada Lana sambil tersenyum dan menutup pintu mobilnya. Ekspresi Lana masih bingung namun ia tetap melambaikan tangannya.

Di dalam mobil.

"Arka, sorry gue boleh nanya?" Rasa penasaran Monik sudah ada di ujung tenggorokan.

"Iya, gue punya hubungan dengan Lana...dan beberapa tahun lagi, dia akan jadi istri gue." Arka menyahut santai.

Monik bungkam seribu bahasa. Banyak pertanyaan di kepalanya. Apakah Om Suharyo tahu soal ini? Apa hubungan mereka diperbolehkan? Kenapa tidak diperbolehkan, toh Lelana memang tidak mempunyai ikatan darah apapun dengan keluarga Wijaya kan?

"Mon, gue harap ini semua ga merubah apapun. Satu lagi, in my professional opinion, you are good Monika in this field. Hanya butuh pengalaman saja. Kamu dan Sony akan jadi team yang kuat. Mungkin salah satu dari kalian akan jadi successor saya nanti."

"Ka, lo mau kemana?"

"Nggak kemana-mana. Hanya untuk berjaga-jaga." Wajah Arka mengeras dan Monik sudah tidak berani bertanya. Saat-saat seperti ini, Arka seperti kembali pada dirinya yang lama. Dingin dan tidak bersahabat. Hanya ketika ada Lelana kebekuan Arka seperti mencair. Monik baru saja menyadarinya.

***

Ketiga sobat itu baru saja mendarat di Bali. Sudah ada mobil hotel yang menunggu di bandara. Seperti di Lombok, semua tiket dan akomodasi ditanggung oleh ayah Lana. Kali ini mereka mendapatkan villa di daerah Kuta. Sesaat setelah sampai, ponsel Lana berbunyi.

"Hi Princess? Kamu lagi di Bali?"

"Kok tahu?"

"Saya punya intel sendiri. Tahu nggak, kebetulan banget lho, saya besok juga ada meeting di Bali. Saya mampir ya." Lana diam, ia menimbang-nimbang. Akan jauh lebih baik ia jujur pada Erlangga sekarang tentang perasaan dan hubungannya dengan Arka. Agar Erlangga tidak berharap lagi. "Oke deh. Gue bareng Anggi dan Manda juga lho, seru deh."

"It's oke. Kamu stay dimana info ya."

"Okey." Hubungan disudahi.

"Siapa Lan? Angga?" Anggi bertanya dan Lana mengangguk kecil.

The Stepsister [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang