23. Jealous

2.5K 234 42
                                    

"Are you okay? I'm sorry if it's not good.. It's the first time for me to do the oral sex....."

Harris menyambar cepat bibir Sabira dan mencium nya, "I.. I just don't want to talk about that now.."

Sabira mengangguk canggung, "Okay, I'm sorry.."

Harris menghela nafas nya dan menatap wajah Sabira yang kini duduk bersama nya ditepi tempat tidur.

"Tentang penyakit lo.. You owe me an explanation!"

Sabira hanya tersenyum dan menuntun jari Harris menuju pergelangan tangan nya. Kini denyut nadi Sabira berdetak cepat dengan irama yang tidak teratur.

Harris menatap wajah Sabira, "I know.. And?"

"Namanya aritmia fibrilasi ventrikel.. Semacam kelainan jantung.."

Harris hanya menatap Sabira dengan tatapan 'menunggu penjelasan lebih lanjut'.

"Masalahnya ada di irama jantung yang kamu mungkin udah bisa simpulin sendiri. Berantakan. Dengan kata lain, saya bisa kehilangan kesadaran secara mendadak kapan pun itu atau yang paling fatal..... Kematian mendadak akibat serangan jantung. Sama kaya penyakit mental kamu. Ini permanen dan ga bisa sembuh. Obat nya pun kira-kira sama kaya obat penenang yang kamu minum, bedanya yang saya minum untuk menenangkan jantung saya... That's it.."

"And?" Tanya Harris dengan tatapan geram.

Butuh waktu beberapa saat bagi Sabira untuk mengetahui alasan kekesalan Harris.

"Aaah! Saya udah ga minum obat? Haha"

"Lo ketawa?!" Bentak Harris.

"Oh, Harris.. Semua orang juga bakal mati. I mean, look at me! Mau apa lagi?Saya hidup sebagai orang lain, kadang saya bingung saya ini siapa! Isn't it funny?"

"You have to live! For Line.."

"Yes, but Line is not my biological daughter! And it's my job to explain it to her. Saya hidup karena itu. Saya nunggu sampai Line cukup besar untuk bisa ngerti. Saya udah nulis surat wasiat untuk Line kalau tiba-tiba saya meninggal dan......"

"Stop it! Please.. Caroline is my daughter too! Gue ga ngizinin lo untuk bilang ke dia kalo ibu kandung nya orang gila...."

Plak!

"Yang lagi kamu hina itu saudara kembar saya! Kamu juga punya Brianna yang sampai matipun akan kamu bela kan?!"

Sabira tak bisa menahan air matanya.

"I'm sorry.. Gue cuma ga mau mental Caroline tambah rusak. Gue juga ga mau lo berhenti minum obat. Kalo lo mati.. Gue ga tau.. Apa jadinya.. Caroline.."

Sabira menghela nafas nya, "Oke, saya akan minum obat. Tapi kamu harus janji.. Kamu akan ngejelasin yang sebenarnya sama Caroline kalo saya... Meninggal."

"Bisa ga sih lo ga ngomong mati.. Atau Meninggal.. Arrrgh.. Gue enek! Kemarin Caroline yang hampir mati, sekarang lo!" Harris berdiri dan mengambil kemeja baru yang telah diantarkan sekretarisnya.

Sabira tersenyum, "Saya seneng.. Kamu khawatir sama saya.. Makasih ya.. Udah lama saya ga di khawatirin sama orang.."

"..........."

***************************************

Daya pikat yang memang engkau punya
Sungguh-sungguh ingin aku lindungi.

🎶Langit Abu-Abu - Tulus

***************************************

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang