26. What is Love?

2.5K 207 90
                                    

Sabira dan Caroline tiba di London tengah malam dan langsung menuju hotel milik keluarga Brown. Baik Sabira ataupun Caroline tidak diperkenankan tinggal di rumah kediaman keluarga Brown karena mereka dianggap bukan keluarga inti.

Caroline langsung dijaga oleh dua orang bodyguard utusan Harris yang harus memastikan Caroline tidak menerima makanan apapun dari orang asing. Bahkan salah satu bodyguard itu memiliki alergi makanan yang sama dengan Caroline untuk men-test semua makanan yang akan dimakan Caroline.

Keesokan hari nya barulah Sabira dan Caroline dijemput untuk pergi ke rumah kediaman keluarga Brown. Caroline langsung "diculik" oleh kakek buyutnya sedangkan Sabira terpaksa harus menuju ruang tengah tempat keluarga Harris yang lain berkumpul yang ada di lantai 2 rumah megah itu.

"Hai.." Sapa Sabira saat ia masuk keruangan itu.

"Oh my god.. Who is she?! Haha, lo abis di make over siapa? Sumpah lo beda banget loh!" Pekik Julliet sesaat ia melihat Sosok Sabira.

"Ouch.. You're beautiful.." Timpal Regulus.

Sabira tersenyum malu, "Thanks to Harris's Credit Card.."

Julliet, Regulus dan Draco kompak tertawa.

Draco yang mengetahui keadaan jantung Sabira, berjalan kearah Sabira dan memeluknya, "Are you okay?"

Sabira tersenyum dan mengangguk, "Thank you Draco.. You're so sweet.."

Sabira bisa melihat sosok yang benar-benar ingin dia temui sedang duduk disebuah sofa single dan menatapnya tanpa ekspresi.

"Hai Harris.. You looks so pale.. You're must be tired.." Sapa Sabira sambil berjalan mendekati Harris.

Saat Sabira sudah cukup dekat, Harris menarik dan memeluk Tubuh Sabira. Harris yang sedang duduk, membenamkan kepalanya di perut Sabira.

"Thank you for your hardwork.. Our daughter is living a good life because of you.." Puji Sabira sambil mengusap kepala Harris.

Harris masih bergeming dan kedua tangan nya masih memeluk erat tubuh Sabira karena entah bagaimana Harris teringat apa yang Julliet katakan padanya, bahwa Sabira bisa saja mati mendadak jika tau sejauh apa hubungan nya dengan Brianna. Hal ini membuat Harris membenci dirinya sendiri.

"Kalo lo mau tidur, tidur dikamar gih!" Sahut Brianna yang duduk bersebrangan dengan Harris.

Harris reflek melepas pelukan nya pada Sabira.

Julliet mendengus cukup keras. Membuat hampir semua orang diruangan itu dapat mendengarnya, "Where's Caroline? I think her Dad wants to see her too.."

Kata-kata Julliet langsung di eksekusi oleh seorang pelayan yang berdiri di dekat pintu. Tak lama berselang, sosok Caroline berlari menuju ruangan itu ditemani oleh 2 bodyguard yang Harris sewa untuk memastikan keamanan Caroline selama di London. Harris tak mau kejadian di Dubai terulang kembali.

"Papaaaaaa.....!!" Teriak Caroline yang berlari menuju Harris. Harris membuka lebar kedua tangan nya.

Harris memeluk erat Caroline dan mencium kepalanya. Sedetik kemudian Caroline terisak dipelukan Harris.

"What is it?" Bisik Harris.

Caroline menatap wajah Papa nya, "Line.. Kangen.. Banget.. Sama.. Papaaaa.. Aaaaa.. Line.. Seneng.. Banget.. Ketemu.. Papaaaaa.. Aaaa.. Aaaaa"

Harris kembali mendekap anak semata wayang nya itu. Sabira tak kuasa menahan air matanya.

Caroline kembali menatap wajah Papa nya dan menghapus sisa air matanya, "Pa.. Kenapa sih.. Papa ga bisa.. Tinggal bareng.. sama Line dan Ibu? Semua temen-teman Line tinggal sama Papa dan Ibunya.. Ada temen Line yang orangtua nya bercerai, mereka ga tinggal bareng kaya kita.. Tapi Papa nya dateng seminggu sekali.. Papa sama ibu juga cerai ya? Itu kenapa Line ga bisa setiap saat ketemu Papa?"

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang