34. Period

3.3K 236 66
                                    

Mood Harris yang benar-benar hancur berantakan setelah menemui Satira, membuat Harris dengan kesal menghubungi Julliet yang sedang menikmati akhir pekan nya di Bali.

Hello from Bali!

"Lo di Bali?!" Bentak Harris yang berhasil membuat Julliet menyadari bahwa Harris benar-benar marah.

Gue bisa langsung balik ke Jakarta kok.. Kenapa?

"Gue mau lo kumpulin Aryo Saluyo, Ardhani Jayadiningrat dan Sabira sekarang juga di hotel gue!"

Mendengar hal itu Julliet semakin yakin Harris benar-benar akan membunuh seseorang diantara orang-orang itu. Terlebih Julliet tau persis, salah satu lantai di hotel Harris adalah kediaman pribadi Harris dan Brianna selama mereka di Jakarta. Seluruh ruangan itu kedap suara dan hal itu membuat Julliet semakin panik.

Jelasin dulu sama gue kenapa lo mau ngumpulin 3 orang itu di hotel lo?

"Lo ga bisa nurut sama gue?!" Raung Harris yang membuat Julliet paham ini adalah hal yang benar-benar serius.

Okay.. Okay.. Gue bakal nyuruh asisten gue buat ngumpulin mereka bertiga tapi lo harus janji! Apapun yang terjadi, ga bakal ada bangke manusia yang keluar dari hotel lo!

"Gue ga janji.."

Promise me, Harris!!

Harris memutar bola matanya, "Iya! I try!"

Okay, gue minta sekarang lo tenang.. Atur nafas lo.. Mereka bakal dateng ke hotel lo dan gue mohon, setenang mungkin lo hadapin mereka. Okay?

Harris menghela nafasnya, "Okay.."

Harris memutuskan sambungan telepon nya dan kembali memacu mobilnya menuju hotel The Golden Brown.

Sesampainya Harris di hotel, ia langsung menginstruksikan anak buahnya untuk membawa Aryo Saluyo, Ardhani Jayadiningrat dan Sabira ke lantai 20. Tempat dimana kediaman pribadi Harris dan Brianna berada.

Harris sudah meneguk 5 gelas wine saat ketiga orang itu datang. Harris bisa melihat wajah Sabira yang memucat dengan matanya yang bengkak karena menangis. Saat Sabira melihat sosok Harris, ia berlari dan memeluk erat Harris.

"Lo juga dipaksa dateng? Gue takut.. Gue dipaksa dateng kesini, gue ga tau kenapa.." Cicit Sabira dipelukan Harris.

Asisten Julliet yang bernama Teddy ikut masuk dengan membawa 5 orang bodyguard berbadan besar. Sepertinya Julliet benar-benar memastikan Harris tak akan bisa membunuh siapa pun hari ini.

"Sebelumnya saya minta maaf, anda semua dipaksa datang ke tempat ini atas permintaan Tuan Harris Brown.." Sahut Teddy yang membuat Sabira sontak memandang sekelilingnya.

Baik Aryo dan Ardhani Jayadiningrat memandang hormat pria yang sedang dipeluk Sabira. Sabira perlahan menundukan kepala nya, melepaskan pelukan nya dan berjalan mundur beberapa langkah tanpa mau melihat wajah Harris yang sebelum nya ia peluk.

Harris menghela nafasnya dan duduk di sebuah sofa yang membuatnya berhadapan dengan Aryo, Ardhani dan Sabira.

"Sebelum gue mulai, ada yang mau lo sampein ke gue ga?" Tanya Harris.

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang