36. Vacation in Hell

3.6K 290 104
                                    

"Gue dateng kesini cuma mau ngasih tau ke lo semua kalo hari ini gue ga akan pergi ke Bali.." Sahut Harris saat ia tiba di rumah kediaman keluarga Adidharmo di Jakarta.

"What?!" Pekik Brianna yang sedari tadi sibuk mengatur kopernya.

Regulus, Draco dan Julliet saling bertukar pandang.

"What's wrong?" Tanya Regulus.

"Sabira.. She won't let me..." Jawab Harris sambil melirik Brianna.

Wajah Brianna berubah murung. Ia mendorong kesal koper yang ada di depan nya dan berjalan keluar menuju kolam berenang yang ada diluar ruangan.

Julliet berlari mengikuti Brianna.

"Seorang Harris Brown.. Nurut sama perempuan? This is big, bro!" Sahut Draco sambil menyenggol pundak Regulus dengan pundak nya.

Regulus tertawa geli, "What is wrong with you? Is that mean... Lo udah bisa ngerasain cinta?

Harris menghela nafasnya, "Gue berantem sama Sabira. Dia bilang dia ga masalah gue pergi ke Bali, tapi dia minta gue juga ngizinin dia untuk liburan ke Lombok atau Raja Ampat..."

"So?" Tanya Regulus dan Draco secara bersamaan.

"Ya gila aja gue ngizinin dia pergi.."

Draco mengerutkan kening nya, "Kenapa lo ga izinin? Lo tinggal nyuruh bodyguard buat ngawal dia.. Pilihin hotel terbaik dan pilihin aktifitas yang ga ngebahayain buat perempuan hamil. Dimana susah nya sih?"

Harris melirik jengkel sepupunya, "But i can't see her!"

"Emang nya kalo lo di Bali lo bisa liat dia? Sama aja kan?" Sanggah Regulus.

"Gue punya CCTV 24 jam di semua sudut rumah gue yang bisa gue pantau kapan aja lewat internet. Kalo dia pergi, gue ga bisa mantau.."

Draco tertawa geli dan menepuk-nepuk pundak Harris, "Sumpah ya.. Sedetik yang lalu gue sempet mikir otak lo udah bener! Gue bahkan udah berencana mau ngadain party atas kewarasan sepupu gue tercinta ini!"

Regulus yang masih sibuk tertawa juga turut menepuk-nepuk pundak Harris, "Ahahha.. Terus kenapa akhirnya lo ga jadi ke Bali?"

"Ya gue berantem.. Terus dia marah-marah.. Bilang kenapa musti dia? Kenapa gue ga hamilin perempuan lain? Dia baik-baik aja sebelum gue dateng ke hidup nya dan dia mulai nangis. Gue curiga dan langsung cek nadi nya.. It's way too fast.. Dan gue minta dia buat berhenti marah.. I tell her, I'll listen to her if she stop.. And she's stop.."

Baik Draco maupun Regulus bisa merasakan ini adalah hal yang sangat serius. Mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri saat Sabira terkena serangan jantung.

"Dan dia minta lo untuk ga pergi ke Bali.." Lanjut Regulus yang dibalas dengan sebuah anggukan dari Harris.

Draco menghela nafasnya, "Gue paham lo ga mau dia mati. Apa lagi dia lagi hamil anak lo. Tapi ngurung dia di rumah dengan CCTV di berbagai sudut, apa ga keterlaluan? I mean, dia tuh manusia normal.. Bukan barang seni atau sejenis manusia yang otak nya kayak lo.. Am i right?"

Regulus mengangguk setuju, "Gimana kalo lo pergi sama dia ke Lombok atau Raja Ampat?"

Belum sempat Harris menjawab, Brianna yang baru saja masuk dan mendengar apa yang Regulus katakan mulai menatap Harris dengan murka.

"What the fuck?! Gue udah jarang ketemu lo! Sekalinya gue mau ngumpul, apa yang terjadi?! Gue hampir di tusuk pake pisau steak sama perempuan sial itu! Dan sekarang ini! Perempuan sial itu ngelarang lo untuk liburan sama gue! Besok-besok apa lagi?! Dia ngeralang lo ketemu sama gue dan lo bakal nurut?!"

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang