32. To be Mine

2.8K 196 44
                                    

Sudah seminggu Harris menetap di Jakarta dan meninggalkan pekerjaan nya di London. Harris yang sedari tadi masih memegangi bibirnya dikagetkan dengan kedatangan Regulus yang berjalan lemas ke ruangan VIP salah satu Bar ternama di Jakarta.

"Gue jet leg.." Kata Regulus sambil meminum habis segelas whisky yang ada di depan Harris.

Draco mendengus sambil melirik Harris, "Sebaik nya ini hal yang penting.. Lo manggil gue sama Regi ke Jakarta kalo ini masalah sepele.. Awas aja.. Gue ninggalin banyak kerjaan gue di Singapore, okay?!"

Regulus menepuk-nepuk pundak Harris, "I'm dying to know.. Gimana? Berhasil lo ketemu sama cewe khayalan lo itu?"

"Cewek? Khayalan?!" Pekik Draco sambil menatap murka wajah Harris.

Harris mengangguk, "Tapi masalahnya, dia itu cewe normal.. Bukan pelacur atau perempuan yang gila duit yang biasanya gue tidurin.."

Draco hanya bisa memijat pelan pelipis nya setelah mengetahui alasan Harris memanggil nya ke Jakarta hanya karena masalah perempuan.

Regulus mengerutkan dahinya, "Terus? Masalah nya dimana?"

Harris menghela nafasnya, "Haaah.. Gue ga ngerti sama manusia yang satu itu.. Kadang gue ngerasa dia suka sama gue, tapi kadang dia galak. Kaya yang ga suka sama gue. Terus tiba-tiba dia ngajak gue makan siang, pas gue cium.. Dia nampar gue.."

Regulus dan Draco bertukar pandang satu sama lain.

Draco berdeham, "Wait.. Kok lo terdengar serius sama cewek ini?"

Harris mengangguk, "Creepy, right?"

Draco menghela nafasnya, "Gue cuma kasian sama perempuan mana pun yang di seriusin sama lo, Regulus ataupun gue.. Terutama lo! I mean, gue tau banget lo itu dominan dan ga peduli sama perasaan siapapun, plus! Lo itu pewaris utama keluarga Brown...."

Harris tak membiarkan Draco menyelesaikan kalimatnya, "Karena gue pewaris utama keluarga Brown, gue akan pastiin kekuatan gue lebih gede dari pada ego Opung dan semua keluarga besar gue.. Lo pikir kenapa gue repot-repot bikin perusahaan baru dengan nama gue pribadi?!"

Ada jeda sebelum Draco menyadari semua nya dan tersenyum, "Lo sengaja bikin perusahaan itu untuk lo kasih ke perempuan yang lo seriusin? Jadi apapun latar belakang perempuan itu, at the end of the day....."

"She'll be a CEO of a pretty huge company.." Potong Regulus sambil mengacak-acak rambut adiknya.

"Lo mungkin lupa kalo IQ Harris diatas 200.. He's a genius, remember?" Lanjut Regulus sambil tersenyum melihat ekspresi Draco yang masih menatap Harris dengan tatapan tak percaya.

"Back to the topic.. Menurut gue terlalu cepet kalo lo langsung nyium dia ditempat umum.. Makanya lo ditabok." Kata Regulus yang berusaha memecah keheningan.

"Serius lo?! Jadi gue musti gimana?" Pekik Harris sambil menatap tajam Regulus.

Draco menatap Harris canggung, "Semenjak lo bangun dari koma, kepribadian lo makin absurd.. Saran gue sih, kasih tau dulu lo itu sekaya apa dan liat respon nya. Kalo dia makin deketin lo, artinya dia suka duit lo dan semua nya aman. Tapi kalo respon nya biasa aja, ada kemungkinan dia ga butuh sama duit lo dan lo musti kerja ekstra.."

Harris mengangguk tanpa mengatakan apapun.

"Kalo respon nya.. Takut.. Artinya dia pengen jauh-jauh sama uang dan semua power yang lo punya.." Timpal Regulus sambil menatap lekat gelas whiskey yang sedang ia pegang.

"Intinya pelan-pelan aja.. Semua ada proses nya. Lo cari tau dulu apa yang dia suka.. Terus lo ajak makan, lo ajak jalan ketempat yang dia suka, lo tanya pelan-pelan tentang keluarga nya.. Biasanya cewe suka banget diperhatiin hal-hal detail kaya gitu.." Lanjut Regulus.

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang