31. A Hot Guy

2.9K 224 63
                                    

Jakarta.

Harris mendatangi kantor Julliet sehari setelah pesta ulang tahun nya yang menurut Harris tak lebih dari ajang pamer Opung nya.

Saat Harris akan memasuki kantor Julliet, dua orang bodyguard menahanya dan meminta nya untuk menunggu sebentar. Salah satu dari bodyguard itu masuk kedalam dan tak lama kemudian keluar.

"Bu Julli ga ngizinin siapa pun masuk, tapi katanya anda pengecualian.." Kata salah satu bodyguard itu.

Harris menaikan sebelah alisnya dan berjalan masuk.

"What is it?" Tanya Harris sambil menatap seorang pria yang digantung terbalik di tengah ruangan itu. Mata dan mulutnya di tutup lakban hitam sementara Julliet sedang santai duduk di kursi kerjanya memeriksa beberapa berkas seolah-olah tak terjadi apapun.

"Hai brother.. What's up? Lo suka kado dari gue ga?"

Harris menatap datar Julliet sambil menunjukan lengan kirinya, "Yeah, gue denger ini jam costum dari rolex. Gue ga begitu ngerti fashion tapi kayanya orang-orang bener-bener suka sama design ini. Lo kayaknya punya kenalan orang dalem ya?"

Julliet hanya tersenyum, "So.. What do you want?"

"Well.. I need your help.. But before that, lo sadarkan ada laki-laki yang digantung terbalik ditengah ruangan kerja lo?"

Julliet tertawa geli, "Of course. Dia pengacara yang bilang gue cuma ngandalin koneksi Opung untuk menangin kasus dan setalah dengan sabarnya gue cuekin dia berusaha megang pantat dan kemaluan gue. Dia bilang kalo gue jual mahal, gue mungkin bakal jadi perawan tua. So I teach him some lesson."

Harris melirik tajam lelaki itu, "take him down.."

"Why? Lo ngasih gue kalung ini pas gue ulang tahun setelah lo sadar dari koma. Kalung berlian dengan tulisan 'shield' ditengahnya. Gue mati-matian belajar jadi tameng lo dan gue ga boleh lemah. Iya kan?" Tanya Julliet sambil memegang kalung yang sedang ia pakai.

Julliet berpikir Harris menyuruhnya untuk melepaskan laki-laki berengsek itu.

"Yeah.. You're stronger know. Gue tau kok. Take him down." Perintah Harris yang membuat Julliet manyun dan meminta asisten nya untuk menurunkan laki-laki itu.

Harris berjalan mendekati julliet dan menempelkan headset di kedua telinga Julliet. Harris juga meminta asisten Julliet untuk keluar.

Julliet tak bisa mendengar apapun, namun ia bisa melihat Harris dengan santai menghampiri laki-laki itu. Membuka lakban di mata dan mulutnya dan mulai mencekiknya dengan satu tangan. Laki-laki itu menggelepar hebat selama beberapa menit sebelum akhirnya benar-benar tidak bergerak sama sekali.

Harris membuka pintu dan terlihat berbicara dengan kedua bodyguard itu. Tak lama, kedua bodyguard itu menyeret lelaki itu keluar ruangan. Harris mendekati Julliet dan membuka headset nya.

"Lo itu pelindung terakhir kalo gue udah ga bisa pake otak dan kekuatan gue untuk nyelesein masalah. Lagian, siapapun yang berani ngelecehin lo, itu harga mati buat gue." Bisik Harris sambil mengecup pipi Julliet.

Julliet tersenyum, "So.. Apa yang bisa gue bantu?"

"Temenin gue ke pesta kebun di Jogjakarta.." Pinta Harris dengan wajah memelas.

"Pesta kebun? Pesta apa?"

"Baby shower? Or whatever.." Kata Harris acuh tak acuh.

"Lo? Dateng ke acara baby shower?!" Ulang Julliet yang rasanya tak percaya dengan kata-kata Harris.

Harris lalu menceritakan semua nya pada Julliet. Bagaimana semua ini mungkin saling berhubungan.

"It's crazy." Hanya itu yang keluar dari mulut Julliet namun pada akhirnya ia setuju untuk pergi bersama Harris ke acara itu.

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang