39. A Child

1.9K 233 86
                                    

Setelah kelahiran putrinya yang ia beri nama Caroline, Sabira berusaha mencari tempat tinggal yang layak dan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nya dan Caroline. Beruntung seseorang memberitahunya tentang sebuah rumah susun yang harga sewa flat nya murah. Ditambah ada seorang pengusaha catering yang juga tinggal di rumah susun itu sedang membutuhkan tenaga untuk membantu catering nya. Rumah susun sederhana itu memiliki fasilitas yang cukup untuk Sabira dan Caroline karena disana ada tempat penitipan anak yang dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga disana dengan harga jasa yang murah dan juga fasilitas lain nya seperti sebuah taman bermain, perpustakaan kecil dan juga tempat sembahyang. Karena banyak nya keluarga yang tinggal disana, tak sulit untuk menemukan sekolah dari tingkat dasar sampai SMA disekitar wilayah itu. Tak ada alasan untuk Sabira berpindah-pindah tempat tinggal meskipun rencana awal nya ia bertekad untuk tinggal nomaden demi menghindari Harris dan keluarganya. Ditambah lagi tetangga-tetangga Sabira memperlakukan nya dan juga Caroline dengan sangat baik.

Sabira yang masih tinggal di Jakarta tentu menyaksikan beberapa berita besar mengenai keluarga besar Harris, seperti Regulus yang menikah dengan seorang perempuan bernama Yemalia Zayed dan tak lama kemudian dikaruniai sepasang anak kembar laki-laki, Julliet yang menikah dengan seorang pengacara handal asal Amerika dan yang paling besar adalah kematian Joko Adidharmo dan Liliana Sitompul dalam waktu yang berdekatan karena sakit. Namun tak satupun kabar tentang Harris yang menikahi Satira.

Saat usia Caroline menginjak 3 tahun dan berita kematian Liliana tersiar dimana-mana, buku tentang biografinya pun mulai dijual dan menjadi best seller. Kisah Liliana Sitompul yang ternyata adalah anak orang biasa yang mendapatkan beasiswa kuliah di Inggris sehingga bisa menjadi salah satu orang paling kaya dan berpengaruh di Indonesia diceritakan bak kisah dongeng sebelum tidur disertai dengan foto-foto Liliana Sitompul saat ia masih muda. Liliana terlihat sangat cantik meskipun dengan mata yang memicing seperti rubah. Sabira membaca habis buku itu dalam waktu sehari saja meskipun buku itu memiliki hampir 500 halaman.

"Bu.." Panggil Caroline yang berhasil membuyarkan lamunan Sabira.

"Ya sayang? Kenapa nak?"

Caroline dengan pipi chubby nya yang cemberut memandang marah Ibu nya, "Line mau sekolah pokoknya!"

Sabira tersenyum memandang anak semata wayang nya, "Line kan baru kemarin ulang tahun yang ke 3.. masa mau sekolah TK?"

Alasan sesungguhnya Caroline belum masuk sekolah mana pun, karena Caroline belum mempunyai akte kelahiran 

"Iiiiih bukan TK bu.. Paud!" Keluh Caroline.

**Paud = Pendidikan Anak Usia Dini (Sebelum TK)

Sabira mengelus lembut rambut pendek Caroline, "Tapi Ibu belum punya uang nak.. Line kan tau ibu harus kerja di catering Bu bambang dulu baru bisa nabung untuk sekolah Line.. Sekarang uang ibu belum cukup nak.."

"Makanya Ibu suluh Papa line dateng! Telus suluh kelja.. Itu Alis Papa nya kelja, Mama nya kelja, makanya Alis bisa sekolah kan.. Line mau sekolah buuuu.. Pleaseeeeee.." Rengek Caroline.

**Carolline tidak bisa menyebutkan huruf 'R' dengan jelas.

**Alis = Aris, sahabat Caroline yang tinggal tak jauh dari flat nya.

Sabira sontak memandang Caroline, "Hah? Papa?! Denger dari mana Line?"

Sabira yang bersumpah tak akan pernah menyebutkan kata "Papa" dihadapan Caroline akhirnya harus menerima kenyataan bahwa mungkin sekarang Caroline sudah mengerti tentang arti dari kata terkutuk itu.

Line memiringkan kepalanya, "Semua olang punya Papa.. Line udah tanya temen-temen Line.. Line juga pasti punya Papa kan? Iya kan bu?"

"Line ga punya Papa!" Kata Sabira yang terlihat panik.

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang