40. Make it Double

1.9K 229 70
                                    

Tujuh bulan sudah Caroline bersekolah di Neutron Star Academy dan berhasil menjadi buah bibir karena kemampuan nya yang sudah bisa mengerjakan soal yang diperuntukan untuk kelas 5 SD dengan sempurna meskipun usia nya belum menginjak 4 tahun. Bersama dengan Dracarys, ia dijuluki sebagai keajaiban yang ada di Neutron Star Academy.

Kemampuan Caroline dibidang akademik yang sudah mumpuni, membuat nya lebih difokuskan di area-area non akademik seperti musik classic dan juga dibidang orang raga. Caroline menunjukan bakat di bidang musik dengan alat musik cello dan juga di bidang olah raga bela diri jujitsu.

"Udah liat anak yang namanya Caroline?"

"Yang bule itu kan? Katanya dia jenius banget tapi ibu nya kekeuh banget anak nya ga boleh dinaikin ke SD!"

"Iya, kata wali kelas TK A ibu nya Caroline minta supaya anak nya disuruh banyak main aja.."

"Terus ada Dracarys.. Pinter juga kaya Caroline tapi kayaknya dia anak orang kaya deh.. Orang tua nya jarang dateng mungkin sibuk bisnis.."

"Kok tau si orang tua nya kaya raya?"

"Liat aja mukanya, mana ada sih orang biasa yang tampang nya kayak gitu? Cantik, bersih gitu kok anak nya.. Terus barang yang dipake juga kayaknya mahal-mahal.."

Caroline menatap datar segerombolan ibu-ibu yang sedang bergosip dan tak menyadari Caroline yang sedari tadi sudah berdiri di belakang mereka. Saat salah seorang dari ibu-ibu penggosip itu menyadari keberadaan Caroline, ia menepak lengan teman-teman nya yang lain.

"Eh.. Caroline ya?" Tanya salah seorang ibu-ibu yang dijawab Caroline dengan sebuah anggukan.

"Ga dijemput Mama?" Tanya ibu-ibu yang lain.

Caroline menggeleng tanpa mengatakan apapun.

Seorang Ibu-ibu lainya tersenyum angkuh kearah Caroline, "Kalo Papa nya mana?"

Sontak ibu-ibu yang lain nya terdiam dan tersenyum mencibir kearah Caroline. Mereka tau Caroline tak memiliki seorang ayah. Mereka hanya tak tau mengapa ayah Caroline tak ada.

"Kemana ya?" Sanggah Dracarys sambil berjalan mendekati Caroline, "Kalo semua orang harus tau kemana Papa nya Caroline, apa semua orang juga harus tau kebiasaan ibu-ibu semua yang kebanyakan nongkrong di cafe mewah dan sering sewa berondong untuk jadi bahan arisan bulan depan?"

Senyum di wajah ibu-ibu itupun menghilang seketika. Mereka seperti sedang melihat hantu di siang bolong karena tak percaya apa yang baru saja mereka dengar dari seorang gadis berusia 4 tahun.

Dracarys tersenyum dengan sebelah bibirnya dan menarik Caroline menjauh. Baru saja beberapa langkah, Dracarys berhenti dan melirik pundaknya sendiri.

"Pecundang!" Sahut Dracarys yang cukup keras untuk di dengar oleh kumpulan ibu-ibu itu sebelum ia kembali menarik Caroline untuk pergi menjauh.

Caroline tertawa terbahak-bahak meskipun Dracarys telah meyeretnya cukup jauh dari para gerombolan ibu-ibu penggosip itu.

Dracarys melepas genggaman nya, "Kenapa ketawa terus sih?"

"Lucu!" Pekik Caroline masih sambil tertawa.

Dracarys mengerutkan dahinya, "Oh.. Oke.."

Caroline berusaha keras untuk menguasai dirinya, "Meleka bilang Alis anak olang kaya! Hahahahah"

Dracarys menghela nafasnya, "Ya, emang banyak yang bilang kaya gitu.."

Berbeda dengan Caroline yang selalu digosipkan sebagai anak haram, Dracarys selalu digosipkan sebagai anak orang kaya. Rambut hitam Dracarys yang lurus, tebal dan berkilau membuat orang berpikir Dracarys pergi kesalon secara rutin, kulitnya yang putih walau tak seputih Caroline nampak terawat dan bersih, Dracarys juga termasuk tinggi jika dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya, hidung nya mancung dengan cuping hidung yang cukup tinggi dan ramping, matanya memicing dan akan semakin memicing saat Dracarys sedang berpikir.

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang