29. A Reset Button

2.4K 216 25
                                    

Jika kau bisa masuk kedalam pikiran orang-orang dengan penyakit mental, kira-kira apa yang akan kau saksikan?

Bagiku, itu seperti menyaksikan sebuah film drama thriller tanpa akhir. Tak peduli seberapa lelah dan muak nya kau dengan cerita hidup bak rollercoaster, namun kenyataan nya hal itu tak akan pernah berhenti. Aku hidup didalam pikiranku sendiri, terjebak disana selamanya dan nyaris tak pernah tau apa yang nyata bagi mu dan apa yang nyata bagi ku.

Aku tidak tau mana yang lebih baik. Hidup terjebak dalam khayalan yang nyata, atau mengakhirinya dengan kematian.

Tapi... Apakah kematian benar-benar akan mengakhiri segalanya? Apa kau percaya dengan konsep surga dan neraka? Atau mungkin kematian hanya
Akan memulai sesuatu yang lain yang selama ini kau sebut karma?

Harris Brown.

***************************************

Seorang suster berambut pirang menghapiri Harris dengan sebuah suntikan ditangan kirinya. Ya, Harris memilih mati. Tentu saja.

"Ini kesempatan anda untuk memutuskan. Mau lanjut atau mau mengurungkan niat anda?" Tanya suster bule itu yang berhasil membuat Harris tertegun beberapa saat.

"You speak bahasa?"

"Ooh.. Harris.. I can speak whatever language you want me to speak to.." Jawab suster itu sambil tersenyum.

"Am I dreaming..?"

"No Harris.. Hari ini kita akan menentukan ending dari hidup kamu dan sebuah permulaan dari hidup yang lain nya.." Jelas suster itu.

"Hidup yang lain nya? What do you mean?! Isn't it clearly that i want to die?"

Suster itu mengangguk, "There's no ending for you, Harris.. Not yet. Not this time. It's time for you to learn.."

"Learn?" Ulang Harris, "What do mean? What is this?! Is it a prank?"

Suster itu mendengus, "Hidup kamu itu nyaris sempurna. Kamu tau kan? Sementara hidup yang lain harus berakhir tragis seberapapun mereka berusaha. That's life. Life is just unfair and you need to know that..."

"I don't know who you are, but i think you're crazy.." Potong Harris.

Suster itu mengeluarkan sebuah tombol merah bertulisakan 'reset' ditengah nya.

Harris tertawa geli.

Suster itu mengangkat sebelah alisnya, "So you don't believe it? Nice.. Jadi ga ada alasan untuk kamu untuk tidak menekan tombol ini kan?"

Harris mendengus, "Gue gila dan gue rasa lo lebih gila! There's no such thing as a 'reset button' you know?"

"Kalau begitu tekan lah! Ga ada ruginya kan kalo kamu tekan tombol ini? Tekan lah.." Tantang suster itu.

Harris memutar bola matanya dan dengan kesal menekan tombol itu, "Happy?"

Suster itu tersenyum dan berbisik, "I know, It will be hard for you.. But trust me, it's a normal thing.. Learn Harris.. Learn.. You have to learn.."

Kata-kata suster itu semakin menjauh. Mendengung dikuping Harris dan menggema didalam otak nya. Semuanya nampak buram. Sosok suster itu semakin lama semakin menjauh. Penglihatan nya terus memudar sampai ia benar-benar tak bisa melihat apapun lagi. Harris memejamkan matanya. Untuk beberapa saat ia bisa merasakan tubuhnya seperti berputar dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya ia tiba-tiba berhenti.

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang