24. Mirror

2.1K 209 12
                                    

Jakarta.

Sabira duduk berhadapan dengan sosok yang wajah nya benar-benar mirip dengan nya. Yang membedakan mereka berdua hanya potongan rambut dan baju yang mereka pakai hari itu.

"Nice face.." Nada sarkastis itu memulai perbincangan mereka.

Sabira tersenyum canggung menanggapi sindiran yang dilemparkan padanya, "Iya.. Aku hilangkan tahi lalat yang di pipi. Kamu apa kabar... Satira?"

Sabira dan Satira adalah kembar identik. Satu-satu nya perbedaan yang ada pada wajah mereka adalah tahi lalat di pipi kiri yang dimiliki Sabira. Tahi lalat itu sudah dihilangkan dan wajah mereka berdua terlihat benar-benar mirip

"Never been better.." Sahut Satira dengan senyum tipis dibibir nya.

Sabira mengangguk, "Satira.. Aku minta maaf.. Aku pake identitas kamu terlalu lama.. Aku belum selesai sama Caroline.. Aku.. Aku.."

Satira menghela nafasnya, "Kenapa sih kamu ga pernah berubah? Selalu mentingin orang lain.."

"Caroline itu beda.. Kadang aku ngerasa aku ga sanggup untuk menjelaskan semua nya ke dia..." Sanggah Sabira.

"Beda?! Ya dia memang beda.. Dia gila!" Balas Satira dengan wajah jengkel.

Satira segera menyesali ucapan nya karena ekpresi wajah saudara kembarnya yang langsung berubah murung.

Satira melanjutkan, "I'm sorry.. Aku cuma kasian liat kamu.. Dulu aku yang nyakitin kamu, sekarang...... Ah! Udah lah.. Terus sekarang gimana perkembangan nya? Udah kamu ceritain semua nya sama Harris?"

Sabira menggeleng lemah.

Satira mengerang kesal, "Aarrrgh! You deserve to be happy! Aku kasih kamu izin untuk pake identitas aku supaya kamu bahagia! Bukan nya malah makin tertekan dan menderita! Terus sekarang apa yang aku denger? Kamu masuk rumah sakit lagi kan?! Terus jantung kamu memburuk kan? Oh god.."

Satira terlihat benar-benar berusaha keras untuk menahan emosi nya. Setelah benar-benar tenang Satira melanjutkan,

"Ga percuma aku nikah sama dokter yang kerja di rumah sakit terbesar di Singapore dan suami ku bilang denger kabar ada pasien di rumah sakit Dubai yang terkenal karena punya kelainan jantung yang super langka... Perlu aku lanjutin?"

Sabira menggeleng lemah, "It's because I'm falling in love with him.. I mean with........ Harris Brown."

Satira yang mendengar hal itu hanya bisa mematung selama beberapa saat.

Sabira tersenyum masam, "Aku tau ini bodoh.. Super bodoh.. Aku dengan bodoh nya juga aku berpikir Harris juga ngerasain apa yang aku rasain tapi.. Tapi.."

Sabira menatap saudara kembarnya yang kini mengangkat sebelah alis nya seolah siap untuk mendengar kelanjutan cerita cinta yang menurutnya super konyol.

Sabira melanjutkan, "Caroline masuk rumah sakit di Dubai. Aku dateng kesana dalam keadaan panik. Pas aku masuk kamar nya, aku liat Harris.. Kissed.. His twins sister.. Padahal disekitarnya ada beberapa sepupu mereka.. Kamu tau kan Julliet Adidharmo? Salah satu pengacara hebat....."

Sabira berusaha mengalihkan arah pembicaraan namun saat ia melirik saudara kembarnya hal itu tentu saja tak mungkin bisa ia lakukan. Sabira sangat menyadari IQ nya jauh dibawah saudara kembarnya.

Satira mendengus dan mendekatkan wajah nya pada Sabira, "Biar aku tebak.. Kamu tambah panik, ga terima, cemburu, kaget...... Lari secepat kilat tapi jantung mu ga bisa diajak kompromi. Kamu pingsan disuatu tempat di rumah sakit itu. Kalo aja kamu ga pingsan di rumah sakit, atau mungkin pas kamu pingsan ga langsung di bawa ke unit gawat darurat...."

UNNORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang