32

25.1K 2.3K 300
                                    

PART 32

BUBAR JALAN

"Ternyata yang murahan emang nggak bertahan lama ya,"

"Ya iyalah, gimana – gimana balik sama yang berkelas dong."

Dua orang yang melintasi pantry sengaja bergosip selantang toa masjid ketika tahu aku berdiri di sana.

Belakangan ini aku menulikan telinga akan kabar kedekatan Erlangga dengan Helen yang kian menggaung setelah makan malam mereka dengan Kresna Pramono di sebuah restoran.

Sebenarnya Erlangga gimana sih? Kemarin kayaknya masih cinta sama Firinaya tapi justru dekat sama Helen. Atau mungkin dendam? Dia sengaja ingin menyakitiku? Childish.

Malam itu The Avenger alias tim under Pandji sedang merayakan pencapaian cabang terbaik seregional empat di restoran yang sama.

Awalnya aku tidak menyadari kehadiran mereka. Aku larut dalam euforia bersama rekan – rekan hingga tiba – tiba saja Pandji mengajakku pulang lebih dulu.

"Kalau Pak Pandji mau duluan, gapapa. Saya pulang sama teman – teman."

Pandji berkeras, "lo harus anterin gue ke suatu tempat."

"Harus sekarang, Pak?

"Ayo..." aku heran ia mendesak kala itu. Dan ketika akhirnya aku berdiri tanpa sengaja aku berpaling ke meja di tepi ruangan. Di sanalah Helen dan Kresna tertawa senang dan Erlangga cukup dengan senyum.

Jadi Pandji cuma ingin melindungiku dari mereka.

"Eh, gue duluan ya. Yang di sini udah gue bayar, kalau ada tambahan bayar sendiri."

"Siap, Bos! Makasih banyak..." sahut mereka tak beraturan.

Tiba di depan kosan tanpa aku sadari, Pandji berbaik hati tidak mengajakku bicara karena aku memang sedang ingin diam dan tidur—kalau bisa. Kenyataannya aku menangis semalam di atas kasur. Sialan!

***

Dengan secangkir kopi di pagi hari aku membiarkan otakku mulai bekerja. Memilih prospek baru setelah Kresna Pramono resmi ditolak. Memilih nominal kecil agar tidak perlu berurusan dengan GM. Aku berterimakasih pada Pandji untuk itu.

Sebuah notifikasi pesan masuk, tak kupungkiri bahwa aku berharap itu dia. Tapi bukan, aku tahu aku hanya mengharapkan sesuatu yang sia – sia. Pesan masuk itu hanya dari orang nyasar.

 Pesan masuk itu hanya dari orang nyasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

What?

Arlan anaknya juragan? Aku baru tahu, Mama pasti juga belum tahu namanya. Soalnya yang diomongin 'Anaknya Juragan' mulu tapi nggak pernah disebut namanya.

Aku harus gimana sekarang hadapin cowok imut – imut ini? Oke, pertemuan kemarin bukan kebetulan kan? Aku mencium konspirasi Papa dan Mama deh. Lebih tepatnya Mama sih.

Jangan (takut) CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang