PART 20
CINTA SEMU
"Makin serius ya sama Erlangga? Udah main check in aja."
Mataku hampir loncat keluar gara - gara tuduhan tak berdasar Pandji. Dari raut wajahnya dia setengah bergurau tapi bisa saja dia hanya asal tebak.
"Apaan sih, Pak Pandji. Fitnah aja."
"Yang minggu lalu makan berdua di pojokan siapa? Keenakan suap - suapan sampe nggak notice sama yang nyanyi."
Aku terkesiap, "astaga, yang di live music waktu itu, Pak Pandji? Yang nyanyi lagu Adera agak keseleo itu?"
Dengan songongnya dia berkata, "Lo pikir?"
"Saya pikir Adera beneran, Pak. Bagus banget." Aku terperangah tak percaya bahwa manusia di hadapanku ini memiliki kemampuan dengan suaranya. Kan jarang ya atasan ganteng bisa nyanyi. Memang idaman.
"Dapet uang saku nggak? Sekelas GM nggak mungkin tangan kosong dong," seloroh Pandji.
Kutimpali saja leluconnya supaya dia penasaran sekalian, "ya dapetlah, Pak."
Pandji tergelak lalu menyandarkan punggungnya, tanda – tandanya hendak mendongeng nih, "cuti tahun baru lo ngapain?"
Mendengar kata tahun baru aku langsung teringat pada Tria, dia akan menjemputku untuk pulang kampung bersama. Bertemu orang tua. Aduh!
"Pulang kampung, Pak. Kemarin cuti saya nggak di-acc. Jahat bener."
"Ya mana ada karyawan cuti menjelang akhir tahun? Ada - ada aja. Lagian mau ngapain sih?"
"Urusan keluarga."
"Lamaran?"
Aku mengedikan bahu, "mungkin."
Pandji mengangguk, "Eh, gue ketemu Kresna Pramono di event entrepreneur."
Mendengar nama itu disebut membuat kelopak mataku melebar penuh antusias. Sejak membaca profil beliau di artikel online aku semakin pesimis dengan kelanjutan pendekatan Erlangga padaku.
"Kapan, Pak?"
"Beberapa hari lalu, lupa gue. Waktu gue dapat undangan fun meeting, lo inget nggak?" aku menggeleng sebagai jawaban, kalau toh ada yang tahu sudah pasti Wilda, sekertarisnya.
"Ya sekitar itulah."
"Terus?"
Pandji menghela napas, wajah santainya berubah tegang. "Terus? Lo gimana sama Erlangga? Masih lanjut?"
Lanjut? Mendengar nada bertanya Pandji yang agak cemas serta raut wajahnya yang seperti menyembunyikan sesuatu membuatku semakin bimbang.
"Lo yakin nggak cuma euforia doang sama dia?" lanjut Pandji, kemudian ia mengalihkan pandangan dariku ke milkshake bubblegum-nya, "wajar sih, Mal-" ia mulai menghitung dengan jarinya, "pasti perasaan lo melambung tinggilah, secara lo karyawan biasa, nggak secantik Gigi Hadid juga, prestasi pas - pasan, bukan dari golongan high class, tapi lo berhasil mencuri perhatian seorang General Manajer regional empat, kalo bukan pake guna - guna nih, Mal, jangan - jangan lo kenal orang dalam lagi."
Aku memberengut, agak kesal sih dengar analisis Pandji, walau sudah biasa juga. "Kalo orang panas dalam sih kenal, Pak."
Dia mengedikan bahu tak bertanggung jawab. "Jadi kemarin gue coba nyapa Kresna Pramono, jelas dia nggak kenal gue. Tapi setelah gue sebut nama kantor kita, ekspresinya berubah gitu, yang tadinya dingin jadi nyebelin tapi penasaran."
"Mungkin langsung keingat anaknya kali ya?" sahutku.
"Pasti. Mereka nggak ketemu udah sekitar dua kali puasa, dua kali lebaran gitu lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan (takut) CLBK
Genç Kız EdebiyatıBagi Kumala Andini, move on dari seorang mantan terindah bernama Tria Hardy tidaklah mudah. Bahkan ketika sang mantan lebih memilih ta'aruf dengan gadis yang jauh lebih baik alih - alih menerima sinyal untuk balikan dari Kumala. Ia rela resign demi...