27

21K 2.2K 289
                                    

PART 27

KONDOM

Nggak perlu ditanya lagi kemana Erlangga akan membawaku, sudah jelas ini ke arah tol, ternyata dia minta ditemenin nyetir sampai rumah.

Nggak perlu ditanya juga kapan dan bagaimana aku pulang. Sudah jelas besok pagi dan diantar Erlangga seperti biasa.

Yang perlu ditanyakan adalah aku tidur di mana? Ya jelas di kamar Irena, pakai tanya lagi. Ya sebenarnya rada - rada ngarep bobo di keteknya Erlangga lagi sih.

Kami mampir membeli buah segar untuk Irena sebelum ke rumah, ibu hamil itu suka ngemil malam - malam. Sementara aku memilih buah, Erlangga berbelanja kebutuhannya, entah apa itu yang jelas di area keperluan laki - laki dewasa.

Ini luar kota ya, nggak ada yang bakal pergokin aku keluyuran masih pakai baju kerja di sini kan?

Tapi ternyata aku salah. Ananda, sekretaris Erlangga dengan mengenakan pakaian biasa berkeliling di rak minuman dengan sekotak permen warna warni namanya Durex.

Eh, Durex kan kondom ya? Merk yang dulu dibeli Tria tapi nggak jadi dipakai karena aku nangis. Tapi emang Ananda sudah menikah? Sekalipun belum menikah, itu hak pribadi dia sih buat beli kondom, nggak usah norak gitu kali, Mal.

Baru saja aku hendak membelakanginya, Ananda sudah menghampiriku lebih dulu.

"Loh, Mba Kumala? Kok ada di sini? Abis dari kantor pusat ya?" sapanya dengan ramah seperti biasa. Mungkin gosip aku jadi simpanannya Erlangga belum sampai ke kantor pusat.

Iyain aja deh, "iya, Nan-" aku berusaha tidak melirik Durex invisible di tangannya tapi gagal, malah terbaca kan, "kamu malem - malem kok belum bobo?"

Dia tersipu malu, "iya nih, sebenernya udah mau tidur tapi kondomnya habis jadi beli dulu deh." Kemudian ia menjajariku dan berbisik pelan, "Cowok Mba Mala biasanya pakai kondom apa? Cowok aku bosen sama yang dotted padahal aku suka."

Aku menahan napas hingga wajahku memerah, sejurus kemudian aku gelagapan. Malu dong kalau sampai nggak tahu urusan beginian, umur sudah senior masa kalah pengetahuan sama yang masih bocah.

"Bi-, biasanya nggak pake, Nan." Emang nggak pakai, kan belum pernah begituan.

"Serius, Mba?" tanya Ananda dengan wajah terkejut, "Mba Mala nggak takut hamil? Apa pakai KB?"

"Nggak KB juga, ya gitu aja deh pokoknya," agar lebih meyakinkan aku pun mengarang cerita berdasarkan pengalaman, "tapi aku suka yang dotted sih, Nan. Cowok aku mau aja." Cowok yang mana, Mal?

Udah pantes jadi bitch belum?

Ananda berdecak, "ya udah deh, beli dua kalo gitu."

Aku menghela napas lega kala Ananda hendak bergerak meninggalkanku. Tadi bohongnya udah meyakinkan belum ya? Lagian Ananda ngomongin kondom santai banget, nggak tahu yang dimintai saran masih belum pengalaman.

"Kamu suka yang mana?"

Mendengar suara yang sudah familiar di telinga Ananda pun kembali memutar badan. Kedua matanya melebar melihat kami berdua. Tapi dia lebih cepat menguasai diri ketimbang aku.

Biji mataku dan biji matanya hampir melompat keluar melihat apa yang dibawa Erlangga, body spray pria aja sih sebenarnya tapi kenapa juga Erlangga membawa yang bundling, dilakban jadi satu sama kondom.

Tangan kanan Erlangga menggenggam Axe Anarchy yang dibundling dengan Fiesta Extreme sementara tangan kirinya menggenggam Axe Gold yang dibundling dengan Fiesta All Night.

Dengan tenang ia memalingkan wajah pada sekretarisnya, tatapannya turun pada Durex yang dibawa Ananda.

"Eh, Nan, ketemu di sini."

Jangan (takut) CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang