PART 33
PINDAH KE LAIN (HATI) KANTOR
Perlahan tapi pasti hubunganku dengan Arlan semakin baik, karena merusak rencana masa depan Tria dan Isyana tidak ada dalam agendaku.
Memang bukan perkembangan ekstrim seperti yang kuharapkan tapi lumayanlah, dia mengaku hanya serius menanggapi perhatianku saat ini. Bahkan dia berniat membeli rumah untuk masa depannya yang mana kalau jadi ada aku di dalamnya. So sweet!
Ketika aku baru saja menginjakan kaki di banking hall, sudut mata tajamku menangkap pergerakan sosialita papan atas baru keluar dari lift. Ingin rasanya kuberbalik menghindarinya, bukan karena apa – apa, aku hanya tidak ingin terlihat berada di sekitarnya. Tapi sudah terlambat, dia berjalan ke arah pintu—ke arahku.
Sementara aku butuh untuk menyampaikan dokumen pada kekasihnya—mantan kekasihku. Aku melangkah dan mengabaikannya seolah tak mengenal satu sama lain. Oh, kami memang tidak saling mengenal.
Tapi aku salah. Sudah pasti dia mengenalku, bahkan satpam di luar mengenalku. Mereka semua mengenalku sebagai perempuan yang dibawa tidur Erlangga.
Aku sempat merasakan lirikannya yang menyeluruh ketika kami bersimpangan, mungkin hanya tiga detik namun ia sukses menelanjangiku.
Aku bersyukur sampai di depan pintu lift dengan selamat, sekarang aku menunggu lift turun. Di sisiku berdiri dua orang karyawan, satu pria dan satu lagi wanita, kami menunggu lift bersama.
"Satunya empat ratus juta, satunya lagi... empat ratus ribu lebih dikitlah," ujar si wanita kemudian keduanya terkekeh.
"Sirik aja lo," sahut si pria, "tapi bos kita seleranya emang unik sih, kalau nggak yang cantik banget pasti yang jelek banget. Tampang nanggung kaya lo nggak masuk hitungan dia."
"Gila aja lo! Siapa juga yang mau obral selangkangan demi jadi pegawai tetap doang?"
Punggungku kian kaku tapi aku menjaga leher agar tidak berputar ke arah mereka. Aku tahu yang mereka bicarakan adalah tas Hermes yang ditenteng Helen tadi dibandingkan dengan brand indie milikku. Sorry, tas ini harganya satu juta tujuh ratus, catet!
Satu yang aku tahu, walau Erlangga dan Helen menikah sekalipun, gosip tentang aku yang murahan tidak akan pernah sirna. Gosip itu akan digoreng berulangkali hingga tinggi kolesterol.
"Mba, Mala... lama nggak kelihatan," sapa Ananda ketika keluar dari lift dan berjalan ke arah pintu ruangan Erlangga, "tambah cantik."
Aku tersipu, "Masa sih?" apa mungkin karena aku tahu bakal ketemu Erlangga hari ini jadi dandananku agak dramatis secara otomatis?
"Iya, jadi segeran gitu. Emang ya, efek cewek baru putus itu cuma dua, kalau nggak tambah berantakan ya tambah cantik. Aku seneng Mba Mala jadi yang tambah cantik. Biar si bos nyesel sekalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan (takut) CLBK
Chick-LitBagi Kumala Andini, move on dari seorang mantan terindah bernama Tria Hardy tidaklah mudah. Bahkan ketika sang mantan lebih memilih ta'aruf dengan gadis yang jauh lebih baik alih - alih menerima sinyal untuk balikan dari Kumala. Ia rela resign demi...