Chapter 1 - Nicole Jenkins

1K 153 561
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, Nicole

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, Nicole."

Aku menoleh ke arah pintu kamar. Di sana, Nick, adik kembarku, berdiri menungguku sambil bersedekap. Rambut pirangnya sudah disisir rapi. Ia mengenakan hoodie hitam dengan jeans warna terang, dilengkapi dengan ransel sekolahnya.

"Kau sudah selesai? Aku tidak ingin ketinggalan bus," tanya Nick.

"Sebentar lagi, dan ...." Aku memasukan tempat pensil dan binder ke dalam tas, kemudian melangkah menuju pintu kamar untuk menyusul Nick. "Sudah selesai!" seruku ceria.

Kami berlari kecil menuruni tangga, mengambil kotak sarapan di atas meja makan dan berpamitan pada kedua orang tua kami. Nick terlihat sama bersemangatnya sepertiku. Wajar saja, hari ini adalah hari pertama kami sebagai murid SMA.

Kami, si kembar Jenkins, bukan remaja pada umumnya yang pergi ke sekolah dengan kendaraan pribadi. Ayah dan ibuku bisa saja memberi kami mobil, kalau mereka mau. Namun, aku dan Nick lebih suka berangkat dengan bus. Alasannya? Jika kau berangkat dengan bus, kau bisa bertemu dengan murid Oliver M Berry High lainnya dan memperluas pertemananmu.

Yeah, setidaknya itulah alasan Nick, tetapi tidak denganku. Mengajak murid yang baru kukenal untuk mengobrol adalah hal yang sangat sulit dilakukan.

Aku keluar rumah lebih dulu dari Nick, melangkahkan kedua tungkai di trotoar menuju halte bus terdekat. Kami baru melangkah sekitar lima meter dari rumah. Tiba-tiba saja, Nick berteriak dari belakang, "Nicole!"

Dengan cepat, aku berputar. "Yeah?"

PRAK! Terdengar berbagai macam benda berjatuhan ke trotoar. Aku menunduk, melihat buku-buku catatan dan alat tulis berserakan di sekitar kakiku.

"Tasmu belum ditutup." Nick melanjutkan perkataannya.

"Crap!" Dengan cepat aku berjongkok dan mengambil barang-barangku yang berjatuhan. Bodoh sekali! Bisa-bisanya aku lupa menutup zipper ranselku!

Riflettore [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang