Pukul sembilan malam, aku berkunjung ke rumah Rory sambil menunggu Nick dan orang tuaku pulang. Ketika memasuki kamarnya, hal yang menarik perhatianku adalah foto-foto polaroid yang tergantung di tembok.
"Kau masih menyimpan fotoku dan Nick saat kecil!" Ucapku sambil mengambil salah satu foto tersebut.
"Of course." Rory melemparkan ranselnya ke ranjang. "Itu foto kita saat bermain 'zombies VS aliens' di rumah pohonku!"
Aku mengalihkan pandanganku pada foto lain, "Dan ini fotomu bersama Mr. dan Mrs Silva! By the way, di mana orang tuamu?"
Rory melemparkan tubuhnya ke atas ranjang, "Ibuku di rumah sakit bersama ayahku."
Aku menoleh ke arahnya, "Siapa yang sakit?"
"Ibuku sakit, dan ayahku sedang menemaninya berobat." Ia tersenyum tipis.
"Aku tidak tahu kalau Mrs. Silva sedang sakit, I'm sorry, padahal kita bertetangga." Aku menekuk wajahku.
"Ibuku baik-baik saja, kok." Rory tersenyum.
"Kuharap Mrs. Silva lekas sembuh. Sampaikan salamku padanya!" Aku tersenyum, Rory hanya menjawab dengan anggukan.
Setelah puas melihat-lihat foto yang ada di dinding kamarnya, aku memalingkan pandangan ke arah lain sudut kamarnya.
"What?" Ia bertanya.
"Kamarmu berubah sekali."
Ia tertawa, "Tentu saja, kau sudah bertahun-tahun tidak ke sini!"
"Ingat ketika kita bermain peran Hansel dan Gretel di kamarmu, Rory? Kau selalu ingin menjadi Hansel, sedangkan Nick lah yang seharusnya menjadi Hansel, karena ia adik kembarku."
Rory merengut, "Jelas saja aku memaksa! Nick selalu memaksaku untuk menjadi penyihir! Aku benci peran itu."
Aku tertawa kecil, "Kita juga membuat rumah permen dari kardus. Aku ingat, orang tuamu pernah kesusahan mencarimu ketika kau hilang selama dua jam. Padahal kau sedang tertidur di rumah kardus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Riflettore [COMPLETED]
Fiksi RemajaDi hari pertamanya bersekolah, Nicole Jenkins mendaftarkan diri untuk bergabung dalam ekstrakurikuler teater atas saran Rory Silva, cinta monyet masa kecilnya. Selain dapat menghabiskan waktu bersama Kesatria Berkuda Putih yang tampan, ia juga harus...