Setelah berjam-jam berada di perpustakaan, Ajay malah semakin bingung. Ia terus saja menanyakan pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ditanyakan dan membuat kami semua yang ada di sini semakin bingung.
Ajay menatap kosong ke arah langit-langit perpustakaan dan berkata dengan nada yang datar seperti orang yang tidak makan selama tiga hari, "Sin 30 derajat sama dengan setengah, cos 30 derajat sama dengan satu--"
"No no no! Cos 30 itu setengah akar tiga!" Rory mengoreksi.
"Cos nol adalah sembilan puluh derajat--" Ajay kembali berbicara.
"Goddamnit!" Myra mengerang.
"Jadi besar sudut dari pi adalah--" Ajay kembali berbicara sambil menunjuk simbol theta di salah satu sudut segitiga
"Pi?!" Aku mengernyit. "Itu theta! Bukan pi! Pi itu ada nilainya, yaitu 3,14!"
"Apa bedanya pi dan theta? Sama-sama simbol, kan?" Tanya Ajay dengan datar. "Aku sulit membedakannya."
Skye memutar bola matanya, "Beda! pi itu mirip buah cherry, sedangkan theta seperti telur!"
Kami yang ada di sini menoleh ke arah Skye, termasuk Ajay.
"What?" Tanya Skye.
"Tunggu!" Erin mengambil sebuah kertas, ia menggambar simbol pi dan theta yang cukup besar. "Ini adalah pi, dan ini adalah theta." Kemudian ia membuat dua buah lingkaran di bawah 'kaki' pi, "Pi ini mirip seperti buah cherry, sedangkan theta seperti telur yang retak di bagian tengah. Kau paham?"
Wajah Ajay berubah cerah, ia mengangguk, "Oh, yeah, oke, aku mengerti."
Erin menoleh ke arah Skye dan tersenyum lebar, "It works!"
"Huh? Really?" Skye terkejut.
"I get it!" Rory menjentikkan jarinya. "Ajay adalah seniman sekaligus makhluk visual. Ia belajar melalui gambar. Keep going, Skye!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Riflettore [COMPLETED]
Ficção AdolescenteDi hari pertamanya bersekolah, Nicole Jenkins mendaftarkan diri untuk bergabung dalam ekstrakurikuler teater atas saran Rory Silva, cinta monyet masa kecilnya. Selain dapat menghabiskan waktu bersama Kesatria Berkuda Putih yang tampan, ia juga harus...