Setelah band selesai, Viola dan Vania pamit pulang. Begitu juga dengan Asha dan Firgi, adik kakak ini juga pamit pulang kepada Rena dan yang lainnya.
Asha berjalan menuju mobil dengan kakaknya. Tak lama kemudian, mobil Firgi sudah berjalan meninggalkan rumah Rena.
"Dek, ternyata kamu masih sama Deo ya?"tanya Firgi yang membuka pembicaraan pertamanya.
"Iyalah dia kan setia. Emangnya kenapa bang?", ucap Asha dengan mudahnya. "Ya... nggak papa", sahut Firgi sambil mendengus pelan. "Aneh, kenapa bang Firgi nanyain gitu ya?" Celetuk Asha di dalam hatinya dengan penuh curiga.***
Sesampainya di rumah, mereka sampai tujuan pada pukul 10:00. Asha hendak masuk ke kamarnya, rupanya ia lupa menyalakan lampu kamarnya itu!, sungguh sangat gelap gulita!.
Asha memberanikan diri untuk masuk ke kamarnya dan menyalakan lampu.
Tapi, kamarnya yang luas itu membuat suasana menjadi seperti uji nyali.
Saat Asha sudah menemukan saklar lampu, dia langsung menyalakan lampunya.
Tapi, di setelah kamar Asha menyala, dia merasakan ada seseorang di belakangnya!
"Khiiikhikhikhiiiii!"
Asha langsung membalikkan badanya
Orang itu mengagetkan Asha!.
Rupanya itu adalah Firgi!
"ABAAAAANG FIRGIIIIIII!!!!", teriak Asha sangat keras, sembari manabok nabok kakaknya itu karna kesal.
"Ampun ampuun!. Gue pikir lo bakal takut sama yang gelap gelap, abang kan tujuannya mau nemenin. Ya kali nanti kamu di makan sama om pocong!", ucap Firgi.
"Ya nggak laah!!!", sahut Asha yang memanyunkan mulutnya dengan kedua tangan yang di lipatkan di dada.
"Udah sono tidur, udah malem!", Pinta Firgi. Tapi saat Asha hendak menjawab Firgi. Tiba tibaa......Dep!
"HUWWWAAAAAAAAAA MATII LAAMPUUUUU!!!!", teriak Firgi.
Asha yang berada di hadapan Firgi hanya bisa menutupi telinganya. "Berisik!!!", Geram Asha sembari menyalakan senter di handphone nya. "Wah canggih juga ni HP", celetuk Firgi yang tak lagi ketakutan.
"Nah, gini ni, kalo orang yang di beliin handphone ga mau, malah penginnya beli badak", cetus Asha dengan pandangan datar. "Udah ah, cari lilin cepet!", lanjutnya.
Asha langsung menarik tangan abangnya itu. Adik kakak ini bergandengan dengan erat. Karna... yaa sebenarnya mereka sama sama takut oy!.
"Jangan lepasin", pinta Asha yang menunduk ke bawah meja dapur. "Iya iya", sahut Firgi.Setelah Asha mendapatkan lilin dan koreknya, ia langsung menyalakan lilin itu dan mencari senter di sekeliling ruang tamu. Tak lama kemudian Asha mendapatkan 1 senter.
"Huuh, malem malem gini napa mati lampu sih?!",kesal Asha sembari duduk di sofa ruang tamu bersama kakaknya itu.
"Bang, Asha ngantuk, Asha pengin tidurrr", rengeknya lagi. "Yaudah gih sana tidur", sahut Firgi.
"Aaaa, tapi kan gelap di kamar!, walaupun pake senter juga takuut, masalahnyaa... kamar aku kayak serem sih!, ga kaya biasanya lhoh", ucap Asha.
"Yaudah tidur sini aja sama abang, nanti kalo lampunya udah nyala, Aca pindah ke kamar Aca lagi. Soalnya disini dingin lho", jelas Firgi. "Iii iya iya ta-"Dep!
"Hewh?, udah nyala?!. Alhamdulillaah!", teriak Asha kegirangan. "Yaudah sono tidur di kamar", celetuk Firgi yang mendorong adiknya itu hingga terjatuh dari sofa.
"BAANG FIRGIIII!!!!!", geram Asha sembari melempar bantal kursi ke arah kakaknya itu.
Tiba tiba...Cethaaaarr!!!!
Gluuduukkhhh!!!
Dep!"HUWWAAAAAAA!!!!", Teriak Asha menjadi jadi. Asha spontan langsung menubruk kakanya dan memeluk Firgi karna kaget mendengar petir yang menyambar dan lampu nya mati lagi!.
Kali ini Asha benar benar takut, tangannya gemetar dan memegang erat baju Firgi.
"Eh udah ca, caa udah gak papa. Caa jangan nangis, disini ada kakak kok", ucap Firgi berusaha menenangkan adiknya itu.
"Bang, Acaa takut", tangis si Asha. "Udah gede masih cengeng aja, udah ah gak papa, ga usah lebay. Petirnya gak gigit kok!", ledek Firgi.
"Kamu tidur di kamar aja gih, ini di ruang tamu dingin lho, lagi hujan juga", ucap Firgi yang beranjak dari duduknya dan menuntun Asha untuk ke kamarnya.
"Ta-tapi bang, aca takut tidur sendirian kalo pas mati lampu", rengek Asha. "Udah gede masih penakut, biasanya juga selow selow aja kok", ucap Firgi.
"Bang, masalahnya kali ini kamar aca kayak ada yang beda deh. Serem banget", sahut Aca yang menggenggam erat baju Firgi.
"Yaudah, abang temenin sebentar aja sampe lampunya nyala. Ok?", ucap Firgi sembari melangkah dab menuntun Asha ke kamarnya. Asha hanya mengikuti kata kata kakaknya dan mengangguk pelan.
Saat di kamar Asha, Firgi menemani adiknya hingga tidur, ia duduk di sofa sambil memainkan Hanphone nya.
Beberapa menit kemudian, lampu pun menyala. Firgi langsung melihat Asha yang sudah tertidur nyenyak, nafasnyapun mulai teratur.
"Nice dream dedek maniiis, satu setengah jam lagi umur kamu udah bertambah yaa", ucap Firgi sembari mengelus rambut adiknya itu, dan meninggalkan Asha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha The Indigo Angel
Teen Fiction[SUDAH TERSEDIA DI GUEPEDIA INDONESIA] Saat umurku menginjak 17 tahun, tak di sangka mata batinku terbuka. Aku bisa melihat 'mereka' Aku benar benar bingung, apakah semua ini karna aku yang menginginkannya? Dan tuhan mengabulkan permintaanku karna a...