44. Masa Lalu

280 13 2
                                    

Terik matahari di pagi hari ini membangunkan Natasha dari tidurnya, sesekali dia mengusap-usap wajahnya sendiri.
Asha langsung bersiap untuk berangkat sekolah, kali ini dia benar-benar fokus dengan ujian akhir semester 2. Asha benar-benar bersungguh-sungguh untuk mendapatkan juara kelas lagi. Dia sudah mulai menghilangkan hal buruk yang terjadi sebelumnya.
Asha sudah siap dan rapih dengan seragam sekolahnya. Dia langsung turun dari tangga dan menuju perkiran mobil, seperti biasa ia berteriak memanggil sang kakak. Tak lama kemudian, Asha langsung berangkat ke sekolahnya.
Setelah sampai tujuan, dia mendengus pelan, berusaha untuk kuat jika ada yang melihatnya dengan tatapan sinis seperti dulu.
"Bang, Asha pamit ya", ucapnya berpamitan dengan Firgi.
"Kerjain yang bener!, jangan sampe salah!. Nanti boneka kambingnya bakal hangus lho!", jelas si kakaknya yang membuat Asha memanyunkan mulutnya.
"Udah sana, jangan kayak anak kecil", ucap Firgi membujuk Asha untuk cepat masuk ke sekolahnya.
"Dah bang", ucap si Asha dengan melambaikan tangannya. "Yo", sahut Firgi singkat. Mobil Firgi langsung berlalu, Asha pun berjalan memasuki gerbang sekolah. Dia mulai mendengus pelan mencoba berani untuk menghadapi hal-hal baru di hari ini.
Dengan tenang, Asha berjalan di koridor yang menuju ke kelas Asha, kali ini tidak ada lagi yang menatap ke arah Asha.
Tak lama kemudian dia telah sampai di kelasnya, seperti biasa, Asha menyapa teman-temannya.
"HAI BRO!. GUE KEMBALI LAGI!!!", teriak si Asha yang membuat pasang mata menengok ke arah Asha dan terbelalak.
"NATASHAAA!!!!", teriak semua teman-temannya. Spontan Asha seperti orang ketakutan, teman kelasnya ini seperti habis di tinggal ibunya. Dia hanya meringis tak berdosa saat teman-temannya banyak yang menghampiri Asha dan memeluk Asha, ada juga yang memeriksa tangan Asha, bahkan melihat-lihat pipi Asha sesekali mencubit.
"HEI HEI HEI!", teriak Asha mulai risih.
"WOI KALIAN LAGI NGAPAIN SEH!?", teriak Asha yang membuat teman kelasnya itu mematung di tempat.
"ASHA GAK PAPA?!"
"Asha ada luka gak?!"
"Hah, katanya Asha jatuh sampe luka-luka"
"Asha kenapa Sha?!"
"Cerita ke kita Sha!"

Itulah pertanyaan-pertanyaan teman kelasnya yang membuat Asha mengernyitkan kedua alisnya dan tersenyum bergidik geli.
"Huwe huwweeee aku gak papa kok, cuma kemaren habis tanding karate. Aku kalah, jadi babak belur. Ahahahahaha", oceh si Asha yang berbohong.
"Iii bohong!, kita gak percaya!", jawab teman-temannya.
"Yaudah kalo gak percaya. Udah sono pada belajar!, 15 menit lagi ujian di mulai lhoo!", jelas si Asha.
"Duh ini matematikaa!!, uhuhuu", rengek si Atan. "Mampozz!, bakalan kelar idup lo", cetus si Diva.
"Makannya belajar yang rajin!, jangan sukanya ngegame, ngePubg, ngepush rank ML, ngeEpEp!!, maen PS juga di kurangiii!!!", gerutu si Diva. "Iyaa mamaak", sahut si Atan yang memegangi kepalanya sendiri.
Semua siswa di kelas Asha hanya diam dan membaca bukunya masing masing, tak lama kemudian, guru pun datang.

***

Pukul 11:00
Ujian hari ini telah selesai, semua siswa sudah keluar dari kelasnya masing-masing. Tapi tidak dengan kelas XII, mereka masih ada les tambahan.
Asha yang berjalan ke toilet, rasanya dia agak pusing di kepala bagian kirinya. Dia mengambil obat yang di racik oleh dokter psikisnya.
Ia sekejap melihat wajahnya sendiri di kaca. Asha berfikir bahwa dirinya sekarang sudah berbeda. Asha berfikir, dia akan kesepian lagi seperti dulu. Tidak bisa melihat Michael, Ina, Ana... bahkan tidak bisa kembali menjadi kekasih Tio. Semuanya sudah terlanjur.
Tak lama kemudian Asha keluar dari toilet, saat ia membuka pintu dan tidak melihat ke bawah, tiba-tiba...

Dugh
Bruukhhh
"Akkhhh!, kaki gue", teriak si Asha merasa kesakitan.
"Wih wih wiih, udah sehat lagi yaa... hahaha kayak biasanya nih, masih lemah aja, baru di tendang sedikit aja udah kepleset", celetuk cewek itu. Rupanya dia adalah Karisma, tak hanya dirinya. Masih ada Ketrin dan Bella yang menemani Karisma.
"K-kkk-kak Karis-"
"Akkhhhh!, sakitt!!!!", teriak Asha yang mengernyitkan dahinya sembari memegangi kepalanya dengan kedua tangannya itu.

FLASHBACK ON

Prok prokk pprokk
"Hebat... hebat... cacing kayak elo bisa bentak kita semua. Wiihh keren ya", ujar Ketrin yang menepuk tangannya.
Sedangkan Zira, dia masih memegangi pipinya karna di tampar oleh Asha.
"Hhh, berani-beraninya ya elo!", geram si Zira.

Natasha The Indigo Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang