Vania dan Tio mulai duduk di bangku ruang ICU. Mereka memandang sayu ke wajah Asha yang pucat. Tapi di mata Vania, wajah Asha seperti bersinar.
Tio mulai mengangkat tangan Asha lalu di bawa ke wajahnya. Tio benar-benar mengharapkan kesadaran Asha.
"Sha... cepet sembuh ya. Tio sayang sama Asha", ucap Tio dengan lirih dengan senyum kecilnya.
"Asha... Kalo Asha sayang sama kita, Asha cepet sadar ya. Kasihan Tio, mama, sama papah... nungguin kamu lho", bisik Vania kepada Asha.
"Sha, rasanya pingsan itu gimana sih?. Aku pengin nyoba deh, biar tau rasa yang kamu rasakan itu gimana", ucap Tio sembari mungusap-usap tangan Asha yang mulus.
"Nyenyak banget ya tidurnya. Cepet bangun ya Sha, nanti gue beliin es krim se ember", celetuk Vania yang tertawa kecil.
"Yo, udah yuk. Gantian sama yang lain", ucap Vania.
"Enggak, gue disini aja", sahut Tio menolak.
"Hhh, yaudah terserah elo", ucap Vania.
Vania langsung meninggalkan Tio di ruang ICU. Sedangkan Tio, dia memajukan wajahnya ke telinga Asha.
"I love you"
"Weh Tio", panggil cewek itu.
"Anjay gue tercyduk", kagetnya di dalam hati.
"Mm, gak papa sih wajar. Tapi, tolonglaah, kita ini jomblo. Kasian", celetuk Kela dengan suara yang lirih.
Tio tak menjawab Kela, dia justru memandang datar ke arah mereka berdua.
"Yaudah gue cabut dulu", ucap Tio yang beranjak dari duduknya.
Sementara itu...
"Eh, katanya si Asha masuk rumah sakit lho!. Ada gosip baru-baru ini, coba deh liat statusnya Kela SMA Savana", cetus Alexa.
"Yah, itumah namanya azab!", sahut Zira.
"Ahahahaha, azab perebut cowok orang!", lanjutnya.
"Iiih, tapi katanya ya... si Tio malah nungguin Asha dari kemaren sampe sekarang lho!", celetuk si Sabrin.
"Hh, orang cari perhatian mah gitu. Kayaknya kurang kasih sayang deh, makannya pura-pura jatuh dari tangga, biar di kasihani sama Tio", jawab Zira yang tertawa sinis.
"Eh, kasihan. Anak orang jangan di gosippin, nanti nangis", sahut Sabrin dengan tawanya.
"Ahaahahahah, bocah kayak dia mah gak usah di kasihani!. Injak aja gak papa!, gak guna hahaha", ejek si Zira menjadi-jadi.
Tiba-tiba...
"Woy, kalian. Kalo ngegosip jangan kelewatan deh", celetuk lelaki itu yang menghampiri Zira beserta teman-temannya.
"Widih, sahabatnya Tio datang. Duh gawat nih, kita bisa di tuntut nanti!", sahut Zira dengan tatapan sinisnya.
"Sampai kapan kalian bikin masalah terus sih?. Lo pikir lo bakal sekolah disini terus?. Hitung tuh, lo udah di poin berapa kali", jelas lelaki itu mempertegas si Zira.
"Eeh, ngatur-ngatur hidup orang. Udah deh, lo tu laki-laki main sama laki-laki aja sono, main basket aja sono. Dasar buta, banci lo!", ejek si Zira.
"Gue emang buta. Tapi asal lo tau, gue ini ciptaan tuhan, dan el-"
"Diem deh lo!. Gak udah banyak ngomong!. Gak sehat buat laki-laki banci kayak elo!", sindir si Sabrin.
"Terjebak", celetuk lelaki itu yang tersenyum miring.
Mata Zira terbelalak, mungkin dia tau maksud darinya. Rupanya, Zira terjebak di perangkap lelaki itu. Saat Zira hendak menarik ke lelaki itu, dia sudah berlari duluan meninggalkan Zira. Rupanya, setiap kalimat yang di katakan oleh Zira, semuanya terekam oleh pria itu.
"Gue emang buta. Tapi otak gue ini gak buta!", celetuknya di dalam hati. Cowok ini lari ke arah toilet. Kok bisa?, padahal dia buta lho.
"Nama gue Raihan David Ali. Gue emang buta, tapi... gue bukan buta biasa, gue punya kelebihan langka. Entahalah, gue juga gak tau maksud tuhan memberi kelebihan ini, hehe. Gue sih mensyukuri aja. Mmm bener juga, Zira itu ratunya gosip dan ratunya tawuran di SMA ini. Susah kalo ada urusan sama dia, keras kepala, sombong, gak punya hati. Setau gue sih gitu. Apalagi, dia itu gak mau kalah. Sekali ngejelekin orang lain pasti di umbar-umbar. Ternyata ada ya?, manusia kayak gitu"
"Elo pikir gue bodoh apah?!", lirih David di dalam toilet yang membuka semua rekaman itu.Sementara itu, si Zira masih mencari-cari keberadaan David.
"Dasar gak punya etika!", cetus Zira yang mengarak ke perempatan koridor.
Tiba-tiba...
"Hei, yang gak punya etika itu elo", celetuk David dari belakang Zira.
"Mau rekamannya?",
"MANA?!. JANGAN MAIN-MAIN SAMA GUE!", teriak si Zira mulai marah.
"Nih", celetuk David yang melemparkan kamera rekaman suara ke arah teman-teman Zira.
"WOII!!!, AMBILL!!", teriaknya lagi.
Sedangkan teman-teman Zira, mereka susah payah untuk mengambil benda itu. Tapi untung saja, si Alexa bisa menangkapnya.
"Sekali lagi, kalo elo berani ngelawan gue!, tau rasa lo!", geram Zira ke arah David.
Zira langsung berlari ke arah teman-temannya dan meninggalkan David.
"MAU AJA MBAKNYA KALO DI BOHONGIN!", teriak David dari kejauhan.
Sementara itu, Zira yang yakin bahwa benda ini masih ada rekammannya. Dia mencoba membuka isinya. Tetapi, di layar tertuliskan "Tidak ada memori".
"KAMPRET!!!!. DAVIIIIDDDD!!!!", teriak Zira semakin marah.
"Cari si David!. Cari dia sampe ketemu!!!", teriak Zira menyuruh teman-temannya untuk mencari si David.Sementara David...
Dia sudah ada di kelas, rupanya sudah ada guru di kelasnya. David pun sedang mengikuti pelajaran bu guru dengan tenang, sambil memikirkan soal Zira.
"Ckckck, pasti Zira marah banget hahaa. Mau aja di bohongin sama gue, gitu aja kok gak ngerti. Ya jelas lah, memorinya bakal gue ambil. Gue mah bodoamat sama perekam suaranya, harga kurang dari dompet kok. Masih bisa beli lagi. Hahaha", gumam si David di dalam hati.
"David!", panggil bu guru dengan tatapan yang tajam ke arahnya.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?!. Dengerin pelajaran bu guru dong", tegurnya.
"Maaf bu, saya kan buta", ucap David yang membuat bu guru nya mendengus kesal.
"Tapi kan seenggaknya di dengarkan!. Kalo enggak, nanti di rekam suara, biasanya kamu bawa", jelas bu guru mulai sabar.
"Ehehe, itu nya hilang bu, tadi di curi sama temen", celetuk David sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hhh, Daviid... David...., terserah kamulah!. Hhh", kesal bu guru itu. Gurunya tak menggubris si David, dia mending melanjutkan penjelasannya dari pada menegur David terus. Karna David ini anaknya cerewet banget, sekali ngomong pasti selalu di jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha The Indigo Angel
Novela Juvenil[SUDAH TERSEDIA DI GUEPEDIA INDONESIA] Saat umurku menginjak 17 tahun, tak di sangka mata batinku terbuka. Aku bisa melihat 'mereka' Aku benar benar bingung, apakah semua ini karna aku yang menginginkannya? Dan tuhan mengabulkan permintaanku karna a...