Pukul 11:56
"NATASHAAA!!!!, MANDII!!!. INI UDAH JAM BERAPA!!!," teriak Alvin mencari-cari si Asha. Rupanya si Asha sedang di belakang rumah, di taman?. "GUE GAK AKAN MANDI SEBELUM KUCING-KUCING INII MANDI!," sahut si Asha dengan nada yang tak kalah kerasnya. "Btw, kasian kambing gue yang di kamar udah 2 tahun gak pernah di mandiin, pantesan bau got," ocehnya lagi.
"Ya ampun Natashaa, kamu tu lagi sakit malah maenan air!," gerutu si Michael. Asha langsung membalikkan badannya dan...
"Lo dari tadi pagi ngilang kemana aja?," tanya Asha dengan tatapan datarnya.
"Sama pacar kamu lah!. Lagian, hari ini semua sekolah bakal di bubarin dari jam 11. Terus, katanya... si Natio mau kesini. Bukan Tio aja, Vania, Kela, Viola, Zidan, sama kak Reta juga mau kesini. Udah di perjalanan noh," jelas si Michael panjang lebar.
"Ya allah... Astaghfirullaah... Gue belum mandii?. GAWAT!, ALVIN KENAPA KAMU GAK BILANG DARI TADI PAGI SIH AH!," teriaknya lagi memarahi si Alvin."Serba salah," Ucapnya di dalam hati dengan pandangan datarnya. "Natasha yang cantiikk, dari tadi kamu itu cuma mainan drum sampe jam 8, terus malah kamu mainan HP sampe jam 10, terus-terus, kamu malah mainan air sampe sekarang?," jelas si Alvin menahan sabar. "Alvin yang ganteeng, lebih tamvan dari Michael, tapi crewetnya minta ampun... seharusnya elo bilang dari tadi cuk!, kalo temen-temen gue mau kesini," ucap si Asha. Tapi, entah mengapa kata-kata itu membuat Alvin semakin kesal, dan tiba-tiba... Alvin justru menghilang, hanya suaranya saja yang terdengar."Terserah lah", sahut Alvin singkat.
"Eh?, marah?. Lah, salah gue...," celetuk Asha. Asha malah kebingungan, dia mengangkat alisnya ke arah Michael, mengode, yang mengartikan menanyakan pertanyaan, tapi si Michael justru mengangkat kedua pundaknya bersamaan, mengartikan tidak tau."Hantu suka ngambek ya," ucap Asha di dalam hati sambil menepuk jidatnya pelan.
Tiba-tiba...Ting Tong..... Ting Tooongg....
"Mampusss, gue belum mandi!. Udah penampilan kayak gembel gini," ucap si Asha, yang melihat penampilannya dari bawah sampai ke atas. Dia malah langsung kabur saja dan...
"MIICHAELL!!!, BILANG KE VANIA KALO AKU LAGI KELUAR SEBENTAR," teriak si Asha sambil kabur ke arah depan. "Asha jangan lewat sit-"
"Asha!," panggil lelaki itu. Asha langsung kaget karna mendengar suara yang familiar ini, dia langsung diam membeku. Karna yang datang adalah... TIO!, BUKAN VANIA?!.
"Mampus gue belum mandi," ucapnya dalam hati. Asha langsung berusaha membalikkan badannya. Tapi, dia malah menutup mulutnya.
"Kenapa?, kok mulutnya di tutupin?," tanya si Tio yang mulai mendekat ke arah Asha. "Ewh akwo gwak kowk, awu lgwi skwit gigwiw," ucap si Asha tak jelas. "Hah?", bingung Tio. "Coba buka tangannya," pinta si Tio.
"Alwii Natioo!!, Nat Nat. Bentar kasihan, mmm btw, si Asha dari tadi pagi belom mandi," ucap Michael sembarangan.
"Eerrrrh, Michaellll!!," geram si Asha di dalam hati. Tio hanya tertawa saja, sedangkan Asha, dia sudah seperti api yang berkobar!. Karna Asha semakin malu, dia justru kabur ke arah toiletnya.***
Tak lama kemudian, datanglah si Vania besertaaa teman-temannyaaa.
"Assalamu'allaikum," salam si Vania dengan teman-temannya. "Wa'alaikumussalam," sahut Tio yang menengok ke arah pintu depan.
"Lhoh?, Asha mana?," bingung si Vania. "Lagi mandi!. Dari tadi pagi belum mandi katanya," sahut si Tio yang tertawa pelan. "Lah, elo sendirian berarti?," tanya Vania sembari duduk ke sofa, begitu juga dengan teman-temannya. "Sama Michael," ucap Tio lirih. Vania hanya mengangguk pelan arti mengerti."Eh, ruang musiknya Asha di mana sih. Katanya ada grand piano nya juga ya?," tanya si Zidan. "Di atas, sebelah kamarnya Asha," ucap si Vania.
"Tapi katanya grand piano nya kan udah di pindah," ucap si Viola. "Lah itu apa?," sahut Vania sembari menunjuk ke arah grand piano yang di tutupi.
"Eh, tapi itu grand piano kawai, udah lama gak kepake, katanya sih... ada yang rusak, masalahnya kalo yang ini tu udah dari jaman neneknya Asha," jelas si Vania. "Oooo," sahut Viola.
"Eh?, apa tadi?, KAWAI?. WAHH KAWAAII DONGG KAYAK AKUUU!!!. KYAAA," teriak si Kela tak jelas. "Dasar wibu," sahut Asha, Vania, dan Viola bersamaan.
"Lhoh?, eh?. Asha udah di sinii," ucap Vania yang menengok ke asal suara si Asha yang sudah memakai pakaian yang rapih dan wangiii.
"Udah mandi belom?!," tanya semuanya yang ada di hadapan si Asha. "Errrhh iii-iiya lah!," sahut Asha menahan malu.
"Eh!, jadi ginii. Fakta nya!, Asha tu paling susah kalo di ajak makan sama mandi!, tu paling suussaaaaahhh banget!,"ucap si Vania membuka aib sahabatnya itu. "Laknat sekali kau wahai sahabatku," geram Asha di dalam hati.
"Fakta sih"
"Fakta sih"
Ucap Tio dan Michael bersamaan!. Tapi jelas, yang mendengar kata-kata Michael hanyalah, Tio, Asha, dan Vania saja."Eh, berhubung Asha udah adaa. Sha!, ngeband kuy!," ucap si Zidan. "Ashiyyap," sahut Asha yang membalikkan badannya dan berjalan ke arah tangga. "Tunggu apa lagi?, ayo ikut," ucap si Asha yang mengode dengan tangannya. Vania, Tio, Kela, dan yang lainnya mengikuti si Asha ke arah ruang musiknya.
Setelah sampai di ruang musik milik Asha, Asha langsung menyalakan lampunya. Tak di sangka, Asha melihat Alvin sedang tertunjuk di pojokkan.
"Ada apa dengan Alvin?," Tio, Vania, dan Asha bertanya-tanya. Karna mereka sajalah yang bisa melihat Alvin di situ. Tak hanya Alvin, rupanya Ina dan Ana sedang membujuk Alvin untuk berdiri. Tapi si Alvin sama sekali tak bersuara. Si Asha tidak mungkin membujuk Alvin untuk berdiri, dia tau resiko nya, pasti nanti banyak pertanyaa-pertanyaan dari teman-temannya itu.
"Asha, ayo mulai," ucap si Zidan, yang sudah berposisi di drum. Dia memanglah drumer di band StarPisces. "Eh, ok," sahut Asha. Tak menunggu waktu lama, merekapun bermain band bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha The Indigo Angel
Novela Juvenil[SUDAH TERSEDIA DI GUEPEDIA INDONESIA] Saat umurku menginjak 17 tahun, tak di sangka mata batinku terbuka. Aku bisa melihat 'mereka' Aku benar benar bingung, apakah semua ini karna aku yang menginginkannya? Dan tuhan mengabulkan permintaanku karna a...