Asha berjalan dengan lesu tak bersemangat, ia menuruti kedua kakak kelasnya itu untuk membelikan minuman di kantin.
Saat ia berjalan di koridor sekolah, tak di sengaja Asha malah berpapasan dengan Deo. Sementara Asha, dia hanya memalingkan wajahnya dan menundukkan kepalanya. Tapi tak di sangka, tangan Asha malah di tarik oleh Deo.
"Natashaaa. Sombong banget", ujar Deo yang mendekati si Asha. "Apaan si. Awas ah!", cetus si Asha mulai kesal.
"Gimana kabarnya?. Katanya kamu habis di oprasi ya?, Get well soon sayang", ucap Deo menggoda si Asha.
"Gak usah sok baik deh!, lepasin tangan gue!. Awas!", geram si Asha yang melototkan matanya.
"Weh, galak banget sih?. Gimana hubungan kamu sama Tio?, lancar ataukah banyak masalah?", tanya si Deo dengan santainya.
"Jangan sebut nama Tio di mulut elo!. Mulut elo tu najis!", gerutu si Asha.
"Ooh ok ok ok", sahut Deo mulai melepaskan genggamannya dari tangan Asha.
Sementara itu, 2 wanita ini rupanya mengambil foto si Asha dan Deo. Siapa lagi kalo bukan Karisma dan Sabrin!.
"Iihh, udah punya pacar juga, masih centil aja ya", cetus Karisma lirih.
Sedangkan Asha, dia langsung berjalan dengan sangat kesal. Dia lalu membeli minuman di kantin.
Saat Asha kembali ke perpustakaan, Asha malah kebingungan, dimana kak Karisma, Bella, Sabrin, dan Alexa?. Mereka tidak ada disini. Asha hanya mendengus kesal, dia tau kalau dirinya terjebak oleh kelicikkan si Karisma. Tapi saat dirinya berjalan menuruni tangga, rupanya Asha bertemu dengan Bella dan Karisma.
"Mana pesenan punya gue?!", bentak si Bella dan Karisma.
"Ii-iini kak", sahut Asha yang menyodorkan 2 botol minuman.
"KOK YANG INI SIH?!", teriak Bella yang memberikan kembali botol itu ke tangan Asha.
"Rasanya kok aneh sih!?. Udah kadaluarsa ya?!", gerutu Karisma yang membuang minuman itu sampai tertumpah di tangga.
"Astaghfirullah kak", ucap Asha menahan sabar.
"Gak usah sok alim deh!, bersihin!", bentak si Karisma yang meninggalkan Asha.
"Eh, jangan lupa nanti ke lapangan!", tegasnya lagi.
"Iya", ucap Asha singkat.
Asha hanya bisa mendengus pelan dan ekstra sabar menghadapi semua ini. Memang benar, si Asha ini terlalu baik sekali. Dia benar-benar sabar jika sedang di rendahkan seperti ini.
Sementara itu... di SMAN Dirgata.
"Rencananya gimana sih?", tanya si Alexa.
"Uuhh, adadeh. Kakak gue udah beraksi nih", ujar Zira yang membuka ponselnya itu.
"Dih itu si Asha sama mantan pacarnya ya?!", cetus Sabrin.
"Hh, murahan banget dah!. Pakek gandengan tangan gitu", ujar Alexa.
"Hhh, orang kayak gini mah gak usah di diemin. Bakal kebablasan nantinya!", geram si Zira.
Sementara itu, si tukang nguping ini. Dia menggertakkan giginya mulai kesal.
Iya, siapa lagi kalau bukan David!.
"Gawat!. Mereka bakal bully Asha", ucapnya di dalam hati.
David langsung menuju ke kelas Tio. Dia benar-benar marah sekali kali ini.
"Tio!. Pulang sekolah, lo mau ikut gue gak?!", ucap si David.
"Kagak bisa, gue ada tanding basket", ucap Tio menolak.
"Tapi ini pe-"
"Gak bisa ya gak bisa. Elo tu sukanya maksa-maksa sih!", ujar Tio yang meninggalkan David.
David hanya bisa pasrah dan mendengus pelan. Dirinya, dia tak tau teman-teman Asha. Apalagi dia ini buta. Bagaimana dia mau melawan segerombol cewek berhati iblis itu?. Melawan mereka bukanlah seperti membunuh 1 ekor semut. Bagi David sih begitu.***
Pulang sekolah, Asha sudah bersiap untuk mendatangi permintaan kakak kelasnya. Dia sudah terburu-buru untuk keluar kelas. Tapi, tingkah Asha ini membuat Vania curiga.
"Sha. Lo ngapa sih buru-buru?", tanya si Vania yang membuat Asha tersentak kaget.
"Eh, enggak kok. Gue cuma mau pulang cepet. Soalnya mau nyoba grand piano baru. Mmm gak baru sih, itu lhoo yang piano kawai, udah di benerin", ujar Asha berbohong.
Vania hanya mengangguk saja, lalu dia keluar dari kelas.
"Duluan ya", ucap Vania. "Ok", sahut Asha singkat.
Asha yang berjalan dengan lesu dan ada rasa takut di hatinya, dia mencoba memperkuat hatinya lagi.
Lalu si Asha pergi ke lapangan itu tanpa menggunakan kendaraan, dia hanya berjalan kaki sepanjang 1,5 KM. Demi apa?, demi janjinya. Asha ini orang yang tidak ingkar janji, ini nasehat yang terpendam dari nenek Asha.
Saat di perjalanan, fikiran Asha terlintas oleh Ina dan Ana. Rasanya perasaan si Asha tidak terlalu baik saat ini.Setelah sampai di lapangan, Asha menengok ke kanan dan kekiri. Asha hanya terduduk lemas di kursi kayu yang sudah rapuh.
"Huufft... hujan-hujan kayak gini. Mau ngelabrak kok di lapangan", ujar Asha di dalam hati.
"Hei bocah", panggil cewek itu. Ya, tak salah lagi. Dia adalah Karisma. Tak disangka ada 6 cewek disitu.
"Kak Karisma", cetus Asha menyebut nama kakak kelasnya itu. Hati Asha mulai merasa tidak enak.Prok prook prokk
"Wiihh kerenn. Ternyata elo berani datengin kita disinii", ucap cewek itu dengan kedua temannya.
"Aa-anu kak. Kakak sebenarnya mau apa ya?", tanya si Asha dengan gugup.
"Elo gak usah sok polos deh. Berdiri!", bentak si Zira yang menarik tangan Asha hingga Asha meringis kesakitan.
"Nama gue Zira. Gue pacar Alwi Natio, dan elo!. Elo udah ngerebut dia dari gue!", tegas si Zira.
"Maksudnya apa", cetus Asha yang menahan rasa sakit di tangannya.
"JADI CEWEK TU GAK USAH SOK DEH!. DASAR MURAHAN!", geram si Zira.
Tiba-tiba...Bruukkkh
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha The Indigo Angel
Novela Juvenil[SUDAH TERSEDIA DI GUEPEDIA INDONESIA] Saat umurku menginjak 17 tahun, tak di sangka mata batinku terbuka. Aku bisa melihat 'mereka' Aku benar benar bingung, apakah semua ini karna aku yang menginginkannya? Dan tuhan mengabulkan permintaanku karna a...