27. Ada apa dengan Alvin?

302 14 0
                                    

Asha masih bertanya-tanya soal Alvin.
Sudah 4 jam dia berdiam diri dipojok ruang musiknya. Padahal teman-temannya pun sudah pulang. Mungkin hanya Vania dan dirinya saja yang ada di rumah.
Asha mulai menguatkan nyalinya untuk menanyakan Alvin, dia memasuki ruang musiknya lalu ikut berjongkok disamping Alvin.

"Alvin, jika kamu marah kepadaku, tolong katakanlah... jangan membisu seperti ini," ucap Asha berusaha sopan. "Alvin...," panggilnya pelan. "Alvin maafin Caca," pinta nya ikut menunduk. "Alvin, kalau kata-kata Caca tadi buat Alvin merasa gak nyaman, tolong bilang Vin. Maafin Caca, kalo Caca salah,"ucap si Asha tak mau diam.
"Alvin, jangan kayak gini Vin,"rengek si Asha. "Alvin kalo Alvin marah, tolong bilang yang bener. Caca tau kalo tadi Caca itu nyalahin Alvin. Tapi itu cuma bercanda aja Vin," ucapnya terus.
Tapi si Alvin tetap saja diam membeku dengan posisi berjongkok dan kepala yang di tenggelamkan di kedua kakinya.
"Alvin... jangan buat Caca bingung Vin," ucap si Asha yang menengok 90° ke arah Alvin. "Alvin?,"panggil si Asha dengan 1 dengusan nafasnya. "Alvin cemburu sama siapa?,"tanya Asha mulai serius. Tak di sangka si Alvin sepertinya mulai mengeluarkan suaranya, tapi benar-benar aneh.
"Alvin, jangan buat Asha takut," ucap Asha mulai merinding. Si Asha masih saja memandang ke arah Alvin.
Tiba-tiba...

"HAARRGHHH!!!!. NATASHA NATASHA NATASHAA!!!!", teriak Alvin hilang kendali.
Asha reflek langsung terkejut, dia menghindari si Alvin. Asha juga mulai takut, matanya mulai memanas. Kenapa Alvin begini kepadanya?.
"AKU UDAH BAIK?!. IYAKAAAN!!!?. NATASHAAA!!!!. ARRGHH!!!", teriak si Alvin menjadi-jadi. Tapi, si Asha justru mulai lari keluar dari ruang musik dengan ketakutan. Tak sengaja mata Asha menetes. Bagaimana bisa Alvin yang ceria menjadi seperti ini?.
Si Asha masih menghadap ke arah Alvin yang mulai menghampirinya. Alvin masih menundukkan kepalanya, rasanya ada hawa yang begitu mencekam sekali.
Asha tak bisa kemana-kemana karna dia ada di atas tangga.
Alvin yang lepas kendali, dia justru menampakkan wajahnya, wajah yang tidak seceria yang Asha kenal, wajah yang biasanya bersinar tertawa. Kali ini, rupa si Alvin adalah... bola mata yang begitu melotot dengan irisnya yang berwarna merah, wajah yang acak-acakkan?. Di mana Alvin yang Asha kenal.
"Alvin, Alvinn, kamu yang asli di mana?!. Kamu siapa?!, kamu Alvin atau bukan?!," teriak si Asha yang meneteskan air matanya terus-menerus. Alvin semakin mendekat, dia benar-benar menatap Asha dengan pandangan yang sangat tajam dan menusuk!.
Tak disangka, si Alvin...
Dia...
Dia justru mengangkat kedua tangannya seperti ingin mencekik si Asha?!.
"ALVIINNN!!!!, SADARR ALVIN!!!," teriak Asha tak henti-henti, sampai si Alvin benar-benar menempelkan kedua tangan Asha di lehernya. Alvin, sampai kelewatan!, sekarang dia mencekik si Asha?!.
"Akhh, alvi-iinn Aa, aak-ku," teriak Asha terpatah-patah.
Sementara itu, Vania yang berada di luar rumah Asha, dia mendengar seperti ada teriakkan sahabatnya di dalam rumah. Vania langsung mencari suara itu. Tak lama kemudian, setelah Vania melihat si Asha, dia membelalakkan matanya!, bagaimana sampai seperti ini?!. Vania tau apa yang akan ia lakukan, dia ingat dengan kata-kata Ana. Sambil lari ke arah tangga, Vania memejamkan matanya berusaha fokus, dan...

Sriiingg!!!

Seketika iris mata Vania berubah menjadi sinar putih?!.
"Lepaskan Natasha!," teriak si Vania.
Alvin langsung menengok ke arah Vania dan... sepertinya, dia tersungkur lalu mulai mundur dari Vania. Sedangkan Asha, dia langsung terjatuh pingsan tak berdaya.
Alvin masih saja berusaha berdiri, dia malah semakin marah!. Vania berusaha fokus untuk mengeluarkan semua tenaga dalamnya, menghadapi makhluk yang keras kepala satu ini.
"Pergi dari sini, atau aku seret kau ke laut," ucap Vania benar-benar serius. Seketika, si Alvin mulai menghilang entah kemana.
Setelah semuanya terselamatkan, Vania langsung menolong Asha yang masih tersungkur tak berdaya di pinggir tangga.
"Asha?. Sha!, Natasha bangun Sha!," ucap si Vania memanggil nama sahabatnya itu. Tapi si Asha tak kunjung bangun. Dengan sekuat tenanga, Vania menuntun Asha ke kamarnya. Tak lama kemudian, Vania berusaha menghubungi Natio.
"Ha-hallo," ucap Vania dengan gugup.
"Iya?, kenapa Van?"
"Mm, elo bisa kesini gak?"
"Kemana?"
"Ke rumah Asha. Asha sekarang pingsan, Tio tolong bantu Asha. Cepet sekarang kesini"
"Kenapa sampai pingsan?!. Ok gue kesitu!, tunggu ya Van!"

Tuut tuuttt tutt...

Saat Vania masih ketakutan menunggu Asha sadar, tak lama kemudian ada suara Alvin yang menggema di kamar Asha.
"Sekali kamu memanggil orang itu ke rumahku, aku bakal bunuh dia. Jangan dekatkan dia ke Natasha"
"Manusia lemah"
Kata-kata terakhir Alvin itu membuat Vania semakin marah besar!, dia benar-benar sangat marah sekali. Kali ini rasa takut Vania tertutupi oleh emosinya!. Tidak ada lagi kata takut!, mau ada pocong, atau monster menjijikan dan mengerikan seperti apapun, Vania tetap tidak takut!.
"PENJAHAT!, MAKSUD ELO APA HAH!?. GUE TAU ELO YANG BUJUK ASHA BUAT NERIMA TIO WAKTU MALAM PENTAS SENI KEMARIN!?. TAPI APA HAH?!, HANTU MUNAFIK!!!!," teriak Vania yang membuat kamar Asha penuh dengan suaranya. "KELUAR DARI SINI!!!. GUE GAK SEGAN-SEGAN SERET ELO KE LAUT!!!. ALVIN!," teriaknya menjadi-jadi.
Seketika Alvin keluar dari arah toilet dengan matanya yang penuh darah, sepertinya dia menangis?. Tapi kenapa banyak darah di matanya?, sebenarnya... Alvin ini hantu apa?. Padahal Michael pun tak pernah sampai begini.
"Manusia, kau membuatku murka. Grrhhh," ucap Alvin yang mulai melangkah ke arah Vania. Vania langsung menghalangi si Asha, dia takut nantinya Alvin akan menyakiti Asha lagi. Saat Alvin sudah begitu dekat dengan Vania, si Alvin seperti hendak menyakar wajah Vania, tetapi...
"Hei, anak Zerado Helga. Laut menantimu. maju satu langkah, aku akan berikan satu cambukan untukmu," ucap lelaki itu yang mulai masuk ke kamar Natasha, dengan 1 cowok lagi. Rupanya mereka adalah Firgi dan Tio?!. Pasalnya, saat mobil Tio datang, si Firgi sudah tergesa-gesa masuk ke rumah, begitu juga dengan Tio.
Sementara Alvin. Dia langsung mundur dan...
"Jangan sebut nama itu. Aku bukan anaknya lagi," ucapnya penuh amarah. "Pergi atau aku kurung kau di kata-kata ini," ucap Firgi. Seketika Alvin langsung menghilang entah kemana.

"Aku pikir Alvin itu roh yang baik", pikir si Vania dan Tio di dalam hati.

Natasha The Indigo Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang