4. Malapetaka di hari ulang tahun

573 30 0
                                    


Pukul 12:54
Asha terbangun dari tidurnya karna mendengar kegaduhan dan keramaian yang aneh di kamarnya.
Dengan sangat sungkan, ia mengambil handphone di meja lampu dan membuka handphone itu di dalam selimut.
Asha tak menghiraukan keramaian aneh itu, nyawanya belum semuanya penuh, dia masih tak sadar. Dan, beberapa menit kemudian... Tiba tiba ada yang mendekati Asha.
5 langkah...
4 langkah...
3 langkah...
2 langkah...
1 langkah...
Tep.
Sreettt wuushhh!

Selimut Asha di buka dan di buang oleh 'seseorang' itu. Asha langsung terkejut dan menjatuhkan handphone nya di sembarang tempat.
Asha reflek duduk di kepala ranjang dan meneguk ludahnya. Dia baru sadar melihat sekelilingnya, benar benar tak di sangka. Asha hanya bisa meringis kecut dan terpendam rasa sangat takut.
Darah...
Hitam...
Menjijikan...
Tangisan dan tawaan...
Itu yang di dengarnya...
Bau yang sangat aneh....

Asha tak bergerak sekalipun, dia hanya ketakutan, ia menahan jeritannya dan tangisnya. Ternyata, yang di lihatnya adalah...
Kepala dengan rambut acak acakan yang tergeletak terpenggal di atas lemari.
Perempuan berambut sangat panjang sampai kaki dengan kuku yang berlumuran darah.
Ada sesosok 'pocong' di pojok pintu kamar.
Ada nenek nenek yang meringis ke arah Asha.
Tapi...
Tiba-tiba...

"Natasha jangan lihat mereka"
"Natasha tengok ke arahku, jangan takut"
"Natasha jangan menangis, ini hari ulang tahunmu"
"Natasha... Natasha... Natasha..."
"Khikhikhikhiii anak ini sudah takdir untuk kita bawaaaa khikhikhii",
Sreett bruukhh!.

Makhluk aneh dengan gigi taringnya dan kukunya yang panjang itu tersungkur di pojok kamar, saat hantu laki laki ini melemparnya. Dia menyelamatkan Asha dari serangan Makhluk aneh itu.
Asha tak henti hentinya menahan teriakkannya, dia menggigit bibir bawahnya dengan tangan yang bergetar sangat kuat.
"Natasha jangan takut"
Ucap hantu itu dan menarik tangan Asha sampai di dekapannya. Mata Asha terbelalak, dia benar benar tak bisa berteriak ataupun menangis sampai mengatakan 1 katapun benar benar susah.
"Natasha diam saja, aku akan membantu Natasha untuk mengusir mereka. Tutup matamu"
Pinta hantu itu.
Asha langsung menutup matanya dan menekuk kakinya. Saat ia mendengar suara yang paling aneh, dan hampir saja menyerang ke arah Asha.
Tak sengaja Asha menjerit sekeras kerasnya!.
"HAAAAAAAAAAA!!!!!, KAAAK FIRGIIIII!!!!!", Teriak Asha. Air matanya telah menetes, terus mengalir bercucuran, kaki dan tangannya bergetar sangat kuat. Dia benar benar tidak bisa berfikir apapun.
Rupanya, teriakan Asha terdengar hingga ke telinga Firgi, ternyata Firgi saat ini masih belum tidur, ia masih mengobrak abrik lemari kecilnya. Dan ia menemukan sesuatu di lemari itu setelah Asha berteriak.
Kacamata?
Itu yang di temukan Firgi.
Firgi langsung keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar Asha.
"Gue telat!", ucapnya sembari menggertakan giginya. Ia juga membawa kacamata itu.
Firgi langsung membuka pintu kamar Asha.
Ya Asha masih menangis dan menjerit histeris. Ia langsung memeluk adiknya dan menenangkannya di dekapanya.
"Kamu liat mereka?!", tanya Firgi.
Asha hanya mengangguk pelan dan menahan tangisnya. Firgi langsung memakaikan kacamata itu ke adiknya.
"Pakai ini, jangan di lepas. Setidaknya ini bisa membantu kamu", ucap Firgi.
Asha masih saja ketakutan sangat hebat.
Dia berusaha melihat sekeliling kamarnya.
Ternyata, makhluk makhluk aneh itu sudah benar benar tidak ada. Tapi Asha melihat sesosok laki laki di pojok kamarnya dengan pandangan sayu.
"K-ka Fi-ffirgi, A-aa-asha takut", ucapnya terpatah patah dengan air mata tangisan yang masih mengalir.
"Iya kakak tau. Bang Firgi bakal cerita soal ini kalau matahari udah terbit, kamu tidur aja", Jelas Firgi. "Ii-iiya bang", sahut Asha dengan mengusap air matanya.
"Oh iya, HAPPY BIRTHDAY ADEK CENGENG!!!", Ucap Firgi dengan suara yang keras sambil menepuk mepuk pipi Asha.
"Ya allaah, bang ma-makaasiihh huwweee huhuhuuu hikss huuu", ucapnya lagi dengan tangisan terharunya.
"Udah ah tidur aja, siap siap buat besok", cetus Firgi. Ia hanya melangkah keluar kamar dan meninggalkan Asha di kamarnya sendirian.
What?
Apa... itu Ashaa?
Lah gimana?
Nanti kalo Asha lihat 'mereka merekaaa?!'

'Vin, jagain adek gue'
'Yes'
Hah?, sejak kapan Firgi berkomunikasi sama hantu?!. Asha juga sama sekali tidak tau kan?.

Sementara itu...
Asha mencoba untuk menutup matanya lagi, walaupun masih ada rasa takut di hatinya itu.

***

Keesokan harinya pukul setengah 6 pagi, Asha sudah bangun dengan mata yang sembab karna tadi malam ia baru saja menangis!. Asha tak mau mengingat kejadian tadi malam, karna ia takut nantinya akan terbayang bayang terus.
Asha masih duduk di kepala ranjang dengan kacamata yang di berikan kakaknya itu. Ia melangkah turun dari ranjang lalu menuju jendela kamarnya.
Saat ia membuka jendela, Asha di kagetkan dengan sesosok laki laki yang berdiri tegap di balkon kamarnya.
Dia sangat bingung, kalau di lihat lihat?
Itu sama sekali bukan postur tubuh kakaknya ataupun ayahnya apalagi pacarnya.
Asha memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya.
"Aa...., kk-kamu si-ssii-siapa?", tanya Asha dengan sangat gugup.

'Eh sudah bangun'
"Pagi nona cantik"

Mata Asha terbelalak melihat wajah tamvan itu!, walaupun sedikit pucat, hahahaha. Namanya juga hantu.
Jantung Asha berdetak tak karuan. Antara rasa kaget, takut, terharu dan tidak menyangka.
Asha mencoba melepas kacamatanya, mencoba, apakah ini nyata atau tidak?.
Tapi saat ia hendak membuka kacakatanya, Asha di cegah oleh lelaki itu.
"Jangan lepas kacamatamu sebelum rasa takut mu hilang" Pinta hantu itu.
"Jadi ini nyata?"
"Kkk-kamu siapa?!, laki laki gak di kenal kok ada di kamar aku?!", gerutu Asha.
"Dari kamu lahir aku udah ada di sini lah" sahut Hantu itu sembari maju 1  langkah ke arah Asha. Asha hanya menahan takut dan mundur satu langkah juga.
"Kamu siapa sih?!, berani beraninya deketin aku?!", geram Asha.
"Kenalin nama aku Alvin"
"Aku sudah kenal kamu dari kamu bayi"
"Aku juga sudah tau tempat ini"
"Ini rumahku"
"BUKAN!, Ini kan rumah Asha!, bukan rumah kamu!", teriak Asha tak terima.
"Udah 17 tahun masih galak terus dari dulu"
"Jadi gini, ini rumah udah ada waktu kamu belum lahir. Ayahmu membeli rumah ini. Dan sebenarnya... ini rumah asli milikku, sudah di bangun dari tahun 1977, faham?"
Jelas si Alvin.
Mata Asha terbelalak tak percaya, ia mengira kalau ini mimpi!
Yaa, selama ini dia kan bukan anak indigo?
Terus?, bisa ngomong ngomong sama hantu juga?!.
"Udah jam 6, siap siap berangkat sekolah, jangan lupa pake kacamata itu, jangan di lepas" Pinta Alvin. Asha hanya mengangguk dan meninggalkam Alvin di kamarnya.








Natasha The Indigo Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang