2 hari sudah berlalu setelah kejadian itu, kejadian yang membuat Vanya Natasha sampai jatuh pinsan. Kali ini Asha sudah biasa biasa saja melihat sosok sosok hantu, dari yang menjijikan, menyeramkan, dan yang paling aneh. Begitu juga dengan roh baik yang ada di pintu kelas Asha. Rupanya dia sudah berteman akrab dengan hantu satu ini, walaupun penampilannya agak menyeramkan. Baginya itu biasa saja.
"Koookooo jangan mainan pintuuu!!!," teriak Asha yang sedang menyapu kelas, ya karna jadwal harian setelah sekolah ini memang rutin di kerjakan oleh masing masing murid.
Benar yang di panggil oleh Asha, namanya adalah Koko, hahaha nama yang lucu ya.
"Baiklah, ok"
Sahut Koko dengan senang hati, dia itu hantu yang penurut lhoo, gak nakal sih, tapi dia sukanya buka tutup pintu. Makanya murid murid sering kaget kalo lagi gak ada angin tapi tiba tiba pintu tertutup sendiri, hahahahaha jail juga ya.
"Sha, cepetan dong hariannya, udah di tunggu pak Fahri lho, suruh cepet cepet kumpul buat pengumuman," ucap Vania di seberang bangku yang sedang Asha bersihkan. "Ashiyaapp mama Pani," sahut Asha dan melemparkan sapu itu ke sembarang tempat.
"Ashaaa, ternyata kamu ya yang suka ngerusak sapu?!, ternyata kalo kamu habis harian pasti di lempar gitu aja?!, udah 3 sapu yang patah lhoh!," gerutu Vania. Ya jelas lah Vania marah, dia kan bendahara kelas, kalau ada barang kelas yang rusak, biasanya yang kena si Vania, karna kalau beli perlengkapan kelas itu pakai uang kas, dan uangnya ada di Vania!.
"Yee, lagian kalo beli sapu yang murahan sih!, makannya cepet patah!," celetuk Asha tak terima. "Terserah elo lah!, udah ayo cepet!," geram Vania karna tak tahan menghadapi setiap jawaban dari Asha. Sahabatnya ini termasuk cerewet dan paling bawel lhoh!, makannya Vania sering marah gara gara ulah si Asha.
"Nah kan telat, kan di suruh tepat waktu, apalagi gue ketua pasukan," cetus Vania sembari mengelus jidatnya. Asha tak menghiraukan ucapan sahabatnya itu, dia justru berlari ke arah lapangan dan meninggalkan Vania sendirian.
"Dasar kambing Amerika," geram Vania menahan sabar. Vania langsung menyusul Asha, mereka berkumpul dan siap mendengarkan persiapan untuk Perkemahan seindonesia. Waw, menurut Asha dan Vania sih bakalan asik!.
"Ok, sudah kumpul semua?!," eriak ketua osis itu menanyakan para siswa dan siswi yang ada di dalam lapangan. "SUDAAAAHHHH", sahut para murid bersamaan. Ketos langsung menyampaikan ke pak Fahri karna semuanya sudah siap.
"Ok, semuanya?, sudah tau kan tujuan kita di sini?. Jadi, perkemahan seindonesia akan di adakan 1 hari lagi, besok kalian akan mendapatkan peta, perlengkapan regu masing masing. Untuk perlengkapan individu kalian bisa membawa yang kalian butuhkan, yang terpenting adalah kalian harus membawa bla bla bla blaa," jelas pak Fahri.
Setelah pengumuman itu selesai, Asha dan Vania langsung pulang bersama seperti biasa. Fiks, benar benar sahabat yang sulit di pisahkan, hahahahaha. Saat ia berjalan ke arah halte untuk menunggu taksi, tiba tiba Asha melihat nenek nenek yang berjalan menuju mereka berdua."Ii itu?, bener nenek nenek kan?, kk-kkok jalannya aa-aneh bang-banget!," gumamnya. "Van itu nenek nenek?," tanya Asha memastikan ke Vania. "Mana sih?," tanya Vania kebingungan, melihat ke arah yang Asha tunjuk. "Gak ada apa apa kok", sahut Vania keheranan, "halusinasi elo sih," lanjutnya.
Tiba tiba...
Saat Vania dan Asha menengok ke arah depan.Deg!
"Cuukk.... antarkan nenek ke arah sana""Vvvv-vvvaa-vaniaaaaa, maa-mmmm-mmaatanya," takut si Asha sampai kata katanya keluar dengan tidak jelas. "Te-tttenang ajja Sha, gg-gue jug-",
"Pyak yak yak hyak hyak hyaak hyakakakakakkkakakakakakakkakakaka hyakakakakakak MATA KALIAN TERBUKAAA, IKUT AKUU, IKUTT DENGANKUUUU"
Tawanya menggelegar sampai di telinga Asha dan Vania. Tangan mereka berdua saling menggenggam dan ketakutan.
Bagaimana tidak?, makhluk ini dekat sekali dengan wajahnya!.
"Ya tuhan tolong aku...., Michael, Michael, Alvinnn", teriaknya di dalam hati dengan menahan takutnya. Karna hantu di depan mereka tiba tiba membuka mulutnya dengan sangat lebar, dan terlihat sangat menjijikan. Saat hantu itu hampir menyerang Asha dan Vania, tiba tiba...Wuusshhh, seett
BruuukkkhhMakhluk aneh itu jatuh tersungkur dan lari dengan tangan yang di bawah, kaki yang di atas, benar benar menjijikan dan menakutkan!. Rupanya Alvin yang menyelamatkan Vania dan Asha.
"ALVIIINNNN!!!!," teriak Asha dengan penuh kesenangan karna sang hantu tampannya itu datang menyelamatkannya.
"Inget Sha, gak usah teriak, lihat murid murid itu, tenang aja deh... kayak Vania itu lho"
Ucap Alvin menyadarkan Asha.
Sementara itu... di seberang halte."Dih itu kenapa ya?"
"Dih, udah gila yaa?, teriak teriak sendiri"
"Hah?, siapa sih?, Alvin?, dih baru di putusin sama pacarnya mungkin"
"Dih teriak teriak di tempat umum. Sinting"Bisik bisikkan itu membuat Asha tersungkur malu, dia benar benar lupa. Mereka kan tidak bisa melihat Alvin. Bagi mereka Asha memang benar benar sedang teriak teriak sendiri.
"Van, ya ampun gue lupa astagaa," bisiknya sembari menundukkan kepalanya menahan malu. Semua yang ada di daerah halte terheran heran dengan tingkah Asha, tapi tidak dengan sepasang mata ini.
"Menarik, siapa nama elo?, gue tau kok kejadian tadi. Hahaha lucu ya," ucapnya diam diam. Hah?, sepasang mata?, siapa dia?, what?.bBanyak pertanyaan sekali!.
Bukan hantu kok, tapi siapa ya?!.
Setelah beberapa menit kejadian itu berlalu, akhirnya ada taksi yang menyelamatkan Asha dan Vania dari kejadian memalukan itu. Asha langsung cepat cepat masuk ke taksi dan terus menundukan kepalanya. Saat di taksi Asha hanya terdiam mengingat kejadian tadi, antara rasa yang sangat takut dan memalukan!.
"Lain kali jangan kayak gitu lagi deh,"ucap Vania pelan. "Iya van, tadi gue lupaaa," cengir si Asha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha The Indigo Angel
Novela Juvenil[SUDAH TERSEDIA DI GUEPEDIA INDONESIA] Saat umurku menginjak 17 tahun, tak di sangka mata batinku terbuka. Aku bisa melihat 'mereka' Aku benar benar bingung, apakah semua ini karna aku yang menginginkannya? Dan tuhan mengabulkan permintaanku karna a...