Pagi ini, pukul 06:40
Asha turun dari mobilnya dan berpamitan dengan kakaknya.
Asha melangkah ke gerbang sekolah.
Tiba tiba...
"Natasha aku ikut sama kamu"
Ucap Alvin yang mengikuti Asha dari belakang.
'Astaga... Alvin kenapa kamu ikuti aku sih?'
"Dari pertama kamu sekolah aku udah ngikutin kamu lah" Cetus Alvin yang melangkah dan berjalan bersejajar dengan Asha.
'Jangan buat aku merinding deh'
"Nggak nona cantiikkk"
'.......'
"Bwahahahahhaha, gitu aja baper. Padahal cuma di gombalin sama hantu aja kok baper"
'Ternyata ada ya?, hantu kayak gini, cerewet banget. Berisik lagi'
"Ya kan jangan samain aku, sama mereka yang roh roh jahat. Aku ini beda lho"
'Maksud lo?'
"Udah sana masuk kelas, nanti telat lho"
Rupanya Asha sudah di depan pintu kelasnya. Asha langsung masuk saja di kelasnya dan mulai duduk di bangkunya.
Untung saja dia tidak telat!.
"Tumben, biasanya lo berangkat paling pagi. Kok ini berangkatnya siang?, untung gak telat", tanya Vania menghampiri meja Asha. "Lhoh?, lo kok pake kacamata?", lanjutnya menanyakan Asha.
"Gak tau nih bang Firgi", sahut Asha sembari melepas kacamata itu, tetapi saat ia hendak melepas seutuhnya, Asha langsung di cegah oleh Alvin.
"Inget Sha, jangan di lepas dulu"
Jelas Alvin. Asha reflek langsung memakai kacamatanya lagi.
"Ii iya", sahut Asha.
"Iya apa Sha?", tanya Vania kebingungan.
"Lhoh?, elo gak liat ya?. Gue lag-"
"HEEE DUDUK SEMUA!!!, ADA PAK GALIH, DIEM DIEM!", Teriak ketua kelas itu, yang membuat Asha berhenti mengatakan sesuatu. Vania hanya bertanya tanya dan bingung soal apa yang di katakan oleh Asha.
Ada apa dengan anak ini?.***
Pukul 09:45
Jam istirahat pertama, kali ini cuacanya tidak bersahabat. Hujan yang lebat membuat para siswa malas untuk keluar kelas. Sama dengan Asha, dia masih memainkan handphone nya, ia sedang asik membaca cerita di wattpadnya.
Uuu dia itu wattpaders lho guys!.
Tak lama kemudian, datanglah si Vania.
"Sha, hujan gini lo mainan HP!, nanti lo kesamber petir lhoh!", Gerutu Vania. "Ssstt diem ah, gue lagi baca Wattpad, lagi asik nih!", jawab Asha dengan wajah kecutnya.
"Elah mbak mbak. Oh iya, maksud yang tadi lo bilang itu apa?", tanya Vania mulai curiga. "Janji ya?, jangan marah", rengek Asha sembari mematikan ponselnya.
Vania hanya menganggukkan kelapalanya pelan, mengartikan akan berjanji dengan permintaan sahabatnya itu. Asha langsung menjelaskan semuanya, dari awal sampai akhir. Dan... Vania hanya terbelalak tak percaya dengan apa yang di ceritakan oleh Asha."Bohong!, jadi lo sekarang bisa lihat 'mereka'?!", Teriak Vania yang membuat beberapa pasang mata menjadi penasaran apa yang sedang mereka bicarakan.
"Vaann, jangan berisik!", pinta Asha. "Masa lo gak tau?, ni di samping gue kan ada hantu cogan lho", celetuk Asha sembari melirik ke arah Alvin. Alvin hanya mengernyitkan dahinya dengan 1 alisnya yang di angkat.
"Gue gak liat. Lo bohong ya?", curiga si Vania. "Ya ampun Vaannn!!, gue gak bohoong!, beneran ada 'dia' di sinii", geram Asha menahan sabar.
'Alvin!, kok Vania gak bisa liat elo sih?!, ini sebenernya mana yang salah?, Vania atau gue?!'
'Aku yang sengaja gak nampakin diri. Aku udah dari dulu jadi pengawal kamu, jadi... walaupun orang yang bisa lihat 'mereka', dia juga belum tentu bisa lihat aku'
'Coba deh nampakin diri, sekali aja'
'Demi apapun untuk tuan putri, akan saya lakukan'
"Ni botcah bikin marah aja", geram Asha di dalam hati. Alvin langsung menampakkan dirinya. Vania juga tak menyangka, dia sangat terkejut dengan kedatangan Alvin yang tiba tiba ada di sebelah Asha.
"Loo lo ini beneran Sha?!", kaget si Vania. "Ok, jadi ini yang bisa lihat cuma kita aja ya Van", jelas Asha, "terus?, Yudha sama Farka mana?, Farka selalu sama elo kan?", lanjutnya menanyakan keberadaan 'teman' Vania.
"Dia duduk di sebelah gue, liat aja. Udah gue suruh untuk nampakin diri", jelas Vania. Asha langsung melihat sesosok yang dari dulu ingin di lihatnya!.
Mata yang sayu, warna kulit yang putih, bibir yang imut nan manis, rambut yang panjang. Itu wujud si Farka.
"Dia perempuan", celetuk Asha dengan mulutnya yang masih saja menganga. "Terus?, apa gunanya lo pake kacamata?", tanya Vania bingung.
"Gue gak tau Van, ini di suruh bang Firgi ama Alvin nih", jelas Asha sembari membetulkan kacamatanya.
"Kalo gue liat liat si, ini kayak kacamata warisan ya?. Aku pernah baca di buku buku, kacamata kayak gini itu gak biasa lho Sha. Jadi, kalo lo pakek kacamata ini lo gak bakal bisa lihat roh roh jahat, tapi lo masih bisa lihat hantu yang sifatnya baik. Contohnya kaya yang ada di sini deh. Coba lo liat makhluk yang ada di pintu. Dia emang nyeremin, tapi dia bukan roh jahat", ucap Vania menjelaskan semuanya.
"Benar kata Vania" celetuk Alvin.
Sedangkan itu... Vania masih melihat di arah pintu, matanya terbelalak, memang benar!.
Ada sesosok makhluk aneh, dengan tubuhnya seperti buaya, tapi kakinya seperti dinosaurus dan berdiri?. Gigi taringnya, dan matanya yang hijau, tubuhnya berwarna putih. Agak menakutkan bagi Asha yang baru saja melihatnya.
"Gak usah di liatin terus Sha", ucap Vania.
"Ooo-oke", sahut Asha gugup.
"Izzhh, gue pengin ke toileett!!!", Celetuk Asha semvari menghentakkan kakinya ke lantai.
"Yuk rombongan, biasanya kalau hujan gerimis kayak gini, banyak yang keluar lho", ucap Vania yang membuat Asha semakin takut.
"VANIA JANGAN GITU IH!!!", Teriak Asha. "Gak papa lah, kan ada Alvin, Varka, Yudha, sama aku juga", sahut Vania.
Akhirnya Asha hanya pasrah dan mengangguk pelan. Mereka langsung bersama sama pergi ke toilet.
Saat di perjalanan Asha bertanya tanya soal si Yudha, katanya Vania sih, Yudha ini hantu paling tampan dari pada yang lainnya!.
"Yudha itu gimana sih?, kok gak mau nampakin diri?", tanya Asha penuh penasaran. "Yudha itu hantu yang dingin, cuek, gak suka nampakin diri Sha...", jelas Vania.
"ck, tapi aku penasaran lho!, plis doong, paksa dia buat nampakin diri, sekalii ajaa", rengek si Asha. "Plisss"
"Pliss lah Vaann"
"Yudha itu susah di bujuk Sha", ucap Vania menahan sabar karna melihat tingkah Asha yang terus merengek.
"Pliss Van Plisss!!", rengeknya sampai menghentak hentakkan kakinya ke lantai.
Tak sengaja Asha menghentakkan kakinya ke lantai yang salah, lantai yang licin.
Dann...
Bruuughhh
"ASHA?!", Kaget si Vania.
Kacamata Asha...
Kacamata milik Asha... PATAH?!.
"NATASHAA!!!, TUTUP MATA KAMU!!!", teriak Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha The Indigo Angel
Fiksi Remaja[SUDAH TERSEDIA DI GUEPEDIA INDONESIA] Saat umurku menginjak 17 tahun, tak di sangka mata batinku terbuka. Aku bisa melihat 'mereka' Aku benar benar bingung, apakah semua ini karna aku yang menginginkannya? Dan tuhan mengabulkan permintaanku karna a...