Malam yang sunyi dengan angin semilir, menghembus wajah lelaki ini. Ia sama sekali tak merasakan kantuknya, menunggu sang kekasih tersadar dari tidurnya saat ini.
Tio. Dia masih saja tidak mau pulang, ia sangat setia menunggu Asha. Baginya, Asha itu adalah orang yang membuat dirinya jatuh cinta dengan sekejap. Memang benar, Asha adalah cinta pertama Tio. Walaupun dirinya banyak yang menyukai nya, banyak yang menembaknya berharap ingin menjadi sang kekasih Tio, tapi dia tetap saja menolaknya. Dan akhirnya Tio menemukan malaikat tak bersayap seperti Asha."Nak Tio, kamu gak pulang aja?. Ini udah tengah malem lho...," ucap Adhela menghampiri si Tio. "Eh tante, ii-iya. Mm Tio mau nunggu di sini aja kok, sampai oprasi besok. Lagipun di SMAN Dirgata besok bakalan pulang pagi," jawab si Tio dengan sopan.
"Tapi ini udah malem lho, kamu gak ngantuk?. Mending pulang aja dulu. Nah, besok pagi Tio baru kesini lagi," pinta si Adhela membujuk Tio. Tetapi Tio tetap saja tidak mau pulang. "Enggak kok te. Tio bakal setia nunggu Asha sampai sadar. Sebagai laki-laki yang mencintai kan harus selalu setia te... hehe," jelas si Tio.
"Makasih ya nak Tio. Tante juga minta tolong ke kamu, doakan Asha, semoga oprasi Asha cepet lancar," pinta si Adhela dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Iya te, pastinya kok," sahut Tio dengan senyuman tulusnya."Anak ini benar-benar mencintai anak ku?. Terimakasih ya allah. Terimakasih karna Asha selalu ada di sisi orang-orang yang berhati mulia seperti Tio dan Vania", ucap Adhela di dalam hati dengan tatapan sayu-nya.
***
Malam telah berganti menjadi pagi. Subuh ini Tio masih saja setia menunggu si Asha, kali ini dia sedang beribadah di masjid rumah sakit. Meminta pertolongan kepada yang maha kuasa untuk kesembuhan Asha.
Sudah pukul 06:30. Tio masih menunggu Asha, dia tak merasa lelah menunggu kekasihnya ini.Sementara itu... di SMA Savana.
"Van, elo kenapa sih?, kok lesu banget. Gara-gara Asha gak berangkat lagi ya?," tanya Viola yang menghampiri ke bangku Vania.
"La... gue mau cerita ke elo, tapi... elo jangan kaget ya," ucap Vania tak bersemangat. "Iya Van, apa?," tanya-nya mulai penasaran.
"Asha...",
"Asha kenapa Van?!,"
"Asha koma di UGD La!," ucap si Vania yang membuat Viola terbelalak tak percaya, sedangkan Vania. Dia sudah meneteskan air matanya. "Elo bohong kan?!," cetus Viola tak percaya.
"Asha kena pendarahan di kepala bagian kiri, jam 9 nanti Asha bakal di oprasi. Kemarin, Asha jatuh dari tangga. Aku, Tio, kak Firgi, dan papah Asha yang liat," jelas si Vania sembari menghapus air matanya. "Kenapa bisa?!," sahut Viola, mata Viola pun ikut memanas. Rasanya dia tak percaya jika teman sejatinya itu menimpa semua ini. "Kalo gue cerita, lo gak bakal percaya La," ucap Vania. Viola tak menjawab Vania, rupanya dia sudah menunduk dan menangis terus.
"Udah La, elo gak usah nangis gitu," ucap si Vania menenangkan Viola, "mending nanti kita solat aja. Kita doain Asha, semoga oprasi nya lancar", lanjutnya.Tak lama kemudian si Kela langsung datang menghampiri mereka, Kela bertanya-tanya. Ada apa dengan teman-temannya ini?.
"Lo berdua habis nangis?. Kenapa sih?, ada masalah soal yang kemarin?," tanya si Kela mulai penasaran. "Asha koma di UGD, ada pendarahan di bagian kepala kirinya karna jatuh dari tangga. Jam 9 Asha mau di oprasi," jelas si Viola yang menghapus air matanya. Setelah mendengar ucapan dari Viola, Kela sekarang yang menangis juga!. Dia juga tak percaya jika Asha sampai begini.***
Pukul 08:56
Asha di bawa oleh beberapa dokter dan perawat ke ruang oprasi. Tio tetap mengantar Asha juga sampai ke ruangan itu, begitu juga dengan mama dan papah Asha.
"Asha pasti bisa"
"Asha harus kuat. Asha gak mungkin lemah!," ucap si Tio di dalam hati.Saat di ruang oprasi.
Asha rasanya seperti mimpi, dia seperti sedang berlari-lari di suatu tempat yang sangat indah. Benar-benar berwarna dan bercahaya. Dia sedang duduk di pinggir sungai dengan menatap kosong ke air sungai itu.
"Alvin?. Apakah aku akan menyusulmu disini?," ucap si Asha.
"Natasha, kamu masih hidup. Kembali lah ke dunia mu Sha. Kamu pasti kuat. Aku akan mendoakanmu juga," ucap si Alvin dari arah belakang. Seketika Asha langsung menghadap ke arah suara Alvin, tapi... saat ia melihat wajah Alvin, hanya 3 detik saja. Alvin sudah menghilang."Alvin..."
"Kembalilah, semuanya sudah menunggu kesadaranmu," akhir katanya.Sementara itu...
"Alhamdulillah, oprasinya berjalan lancar. Sekarang putri bapak akan di pindahkan ke ruang ICU dulu," ucap pak dokter itu.
"Alhamdulillaaah," sahut semua yang ada di luar duang oprasi. Ranjang Asha mulai di dorong menuju koridor ruang ICU di rumah sakit itu. Wajah ibunda Asha mulai berseri dan bersyukur karna semuanya berjalan lancar.
"Pihak saudara boleh menengok Natasha, tapi hanya 2 orang saja. Agar pasien tidak terganggu," jelas pak dokter itu. Lalu, mama dan papah Asha langsung masuk ke ruang ICU. Sedangkan Tio, dia sabar menunggu antrian di luar ruangan.
Tak lama kemudian datanglah kak Firgi, Vania, Kela, Viola, kak Rena, dan Zidan."Oprasinya berjalan lancar," ucap Tio ke semua yang ada di luar ruang ICU sembari tersenyum kecil. "Alhamdulillah...," sahut kak Firgi dan lain-lainnya.
"Tio, gue berterimakasih banget ya sama elo. Karna lo mau setia jagain adek gue. Lo beda sama mantan pacar Asha yang dulu. Lo itu baik banget. Makasih ya," ucap kak Firgi mulai duduk di sebelah Tio. "Asha belum sadar ya?," tanya si Kela yang masih saja menghapus air matanya. "Ya," sahut Tio singkat.Tak lama kemudian, mama dan papah Asha keluar dari ruang ICU.
"Keadaan Asha udah gak terlalu kritis lagi. Udah gak koma," ucap Adhela kepada Vania. "Alhamdulillah... kalo begitu, Vania sama Tio boleh jenguk Asha ke dalem kan?, tante?," tanya si Vania. "Boleh dong. Nanti doain Asha ya, biar cepet sadar," ucap Adhela. Si Vania dan Tio langsung beranjak dari duduknya lalu mulai membuka pintu lalu masuk ke ruang ICU itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/183179572-288-k426022.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha The Indigo Angel
Fiksi Remaja[SUDAH TERSEDIA DI GUEPEDIA INDONESIA] Saat umurku menginjak 17 tahun, tak di sangka mata batinku terbuka. Aku bisa melihat 'mereka' Aku benar benar bingung, apakah semua ini karna aku yang menginginkannya? Dan tuhan mengabulkan permintaanku karna a...