Asha sedang menunggu bus cadangan datang, dia menyesal karna pinsan sampai 2 jam lebih!. Ahahaha.
"Ini salah guee!. Uhuhuuu cuuk ini salah guee cuukk. Yaaa udah setengah jam bus nya gak dateng jugaaaa. Apalagi gue pengen makan!?," gerutunya tak jelas.
"Sha, coba lu duduk deh. Dari tadi gak mau diem," ucap Vania. Lalu si Asha langsung duduk saja menuruti Vania. Dia merasa kesal karna bus cadangan itu tak datang juga.
Tak lama kemudian, datanglah si Tio yang langsung duduk di sebelah Asha.
"Lama banget anjay," ucap si Tio. "Uhuhuu sebel!," cetus Asha.
1 menit kemudian....
6 menit kemudian....
15 menit kemudian....
"SAMPAI KAPAN GUE JADI PATUNG DI SINIII ARGHHH!!!," teriak Asha tak jelas. "Uhuhuu gue udah kesel," celetuk Vania. Si Tio hanya memandangi tingkah Asha saja, sampai Asha mengetahui bahwa pacarnya itu melihatnya terus. Dia langsung duduk diam membeku disamping Tio. Dan...Tuk.
Lah?. Tio malah tidur di pundak Asha?. "Dasar kutil kebo. Malah tidur," gerutu Asha didalam hati. "Sekali aja," ucap Tio yang membuat Asha menyipitkan matanya karna kesal. "Ya allah.... berilah hamba kemudahan dalam menunggu ya allaah. Menunggu itu menyakitkaan," oceh Asha berulang kali. Tak lama kemudian... Bus pun datang!.
"OH SHITT!!!. BARU DATENG?!," teriak Asha yang membuat Tio dan Vania tersentak.
Asha langsung membawa semua tasnya dan tas Vania beserta barang barang Tio juga. Semuanya di seret oleh Asha?!. Hahaha. "CEPETAN!, GUE GAK MAU NUNGGU LAMA-LAMA!," teriak Asha tak sabaran. "Ayo naik," ucap pak Farhan.
Vania, Asha, dan Tio langsung menaikki bus itu. Rupanya ada zidan, Viola, Kela, kak Vana, dan kak Rama di situ!.
"Lhoh?. Kok?," bingung si Asha. "Gue telat gara-gara kebelet tadi," ucap Kela dan Viola bersamaan. Asha tak menjawab 2 temannya itu, dia hanya mengangguk kecil lalu duduk di kursi bus. Saat ia hendak menyuruh Vania duduk di sebelahnya, malah si Tio yang langsung menempati kursi itu. Tio yang duduk di samping Asha!.
"Ksbshaksbsgsidkdvsyslang. Sucks!!!," geramnya lirih. "Eghem... gak boleh?, yaudah aku pindah," celetuk Tio. Tapi Asha berbalik fikiran, dia langsung menarik tangan Tio. "Sini aja deh gak papa," ucapnya ketus. Tio hanya tersenyum kecil, dia langsung duduk disamping pacarnya itu. Kemudian, tak di sangka, si Tio malah merangkul Asha.
"Hee tayoo, aku gaak bisaa nafaasssh," ucap Asha. "Uu dasar kambing Amerika, kebanyakan ngeles," sahut Tio sembari melepaskan rangkulannya. Dia justru memainkan rambut Asha. Karna si Tio kurang kerjaan, rambut Asha malah di acak-acak, di kepang, dirapihin lagi, di acak-acak lagi. Asha yang mulai kesal langsung mengacak-acak rambut Tio juga!.
"Nih gantian!," kesalnya. "Ehh berani ya?!," cetus Tio mulai kesal. Dia malah mengambil pita ikat di rambut Asha. Dan...
"Iiih Asha cakepan gini," ucap Tio yang melongo. "Kembaliin!. Nanti aku jadi kaya Ms. Kunti!," gerutu si Asha. "Gak mau. Nih coba, rambutku di pita," pinta si Tio. Karna Asha mulai gemas, dia langsung memita rambut pacarnya itu.
Setelah selesai...
"Mmmmpph!. Hihi!," tawanya di dalam hati. "Iiih!, bukannya jelek malah tambah imut banget?!," kesalnya di dalam hati.
"Kenapa senyum-senyum?," tanya Tio penuh dengan penasaran. "Nggak!. Iiih jelek banget, udah ah sini pitanya!. Hihihi," pinta si Asha yang sembarang menarik pita itu dari rambut Tio. "Eeetdah!, sakit Asha!," celetuk Tio tak terima. Dia justru tambah mengacak-acak rambut Asha hingga berantakan.
"Taayooo!," gerutu Asha semakin kesal. "Aaah!, nanti jadi kayak Mrs.Kunti kan!," geram Asha. "Itu, ada di belakang kaca," ucap Tio menakut-nakuti si Asha. Tapi ternyata memang benar!, saat Asha menengokkan kepalanya... ternyata..."Khiiikhikhikhiiiii"
"TIIIOO!," spontan Asha ketakutan dan memeluk Tio!. Ahahahaa. "Sha, Ashaa," panggilnya. "Huuhuuu aku takut sama yang ituuu uhuhuu," ucap Asha ketakutan. "Sha udah gak ada," sahut Tio yang mengelus kepala Asha. Asha langsung duduk tegap kembali. Pasalnya, mereka duduk di kursi yang paling belakang. Dan si Asha, dia malah enak-enakkan di pojok kaca, jadi... gitu.
"Jangan sendehan di kaca lagi. Sini-sini," ucap Tio, yang menarik tangan Asha. Kali ini tidak ada jarak bagi mereka. Asha masih saja menangis di pundak Tio. Lalu saat Vania membalikkan kepalanya karna terasa berisik di arah belakang.
"Ada apa sih?. Lhoh?, Asha kenapa?," bingung Vania. "Liat mumun," ucap Tio. "Makanya jangan duduk di belakang!, sini aja!," tegur si Vania.
Demi Asha, Tio langsung berpindah menjadi duduk di belakang Vania. Saat ini tangisan Asha mulai mereda kembali. Rasanya dia kelelahan menangis, akhirnya dia tidur di pundak Tio. "Padahal Mrs. Kunti itu lucu lho mukanya, tapi si Asha?, dia kok sampe takut begitu ya?," gumamnya di dalam hati seperti anak kecil. Huu? Pacar macam apa ini?!.
Saat Asha tertidur pulas, gerimis pun datang. Rasanya, udara semakin dingin. Dan anehnya lagi, Tio merasa gelisah?, entah mengapa?. Saat ia menengok ke arah Asha, dia tak sengaja melihat penampakan di arah kaca. Mulut yang sangat lebar, mata yang aneh, tidak punya gigi, tangan yang kecil, kuku yang sangat panjang, rambut yang acak-acakan. Makhluk itu seperti, ingin memakan Asha?!. Ada apa ini?, kenapa Asha di ikuti?, padahal tadi ada kuntilanak, dan ini muncul makhluk aneh lagi?!.
"Maksudnya apa ini?," kaget si Tio yang memberanikan diri untuk mengusir hantu itu dari sebalik kaca. Tapi ternyata hasilnya nihil!. "Chael?!, elo dimana?!, Alvin!?. Hey kalian di mana?," panggilnya dengan wajah yang semakin panik. "Gue dibelakang, gue lagi ngusir yang di belakang!," sahut Alvin dan Michael. Ternyata tak hanya satu!, rupanya sangat banyak sekali!, sampai ada yang mengejar bus nya!.
"Vania bangun Van!, liat ini!," ucap Tio lirih karna takut membangunkan si Asha. "Apa?," sahut Vania. "Ssstt, liat belakang!," ucap Tio yang menunjuk ke arah belakang.
Mata Vania langsung terbelalak, kenapa sampai begini?, kenapa hantu-hantu ini mengikuti mereka?!. "Biar aku yang tangani," ucap Ina dan Ana bersamaan.
Hantu kembar itu langsung membuka poninya dan membuka matanya, lalu...Ssriiiinggg!
Sebagian hantu sangat ketakutan dengan mata Ana, begitu juga dari arah samping yang menempel di kaca. Mereka langsung berlarian ketakutan."Bagaimana bisa?!," kaget si Vania. "Vania juga bisa kok. Pejamkan mata Vania, kuatkan emosional Vania, dan... jangan merasa takut. Hanya ada rasa berani yang menentang ke semua makhluk itu," jelas si Ana. Vania tak percaya, tapi dia benar-benar sangat penasaran. Dia mencoba fokus, menutup matanya. Lalu...
Ssrrriiiing
Hantu itu?!, mereka kabur terbirit-birit!. Sedangkan Vania, dia tak percaya akan hal ini. Begitu juga Tio yang melihat kejadian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha The Indigo Angel
Подростковая литература[SUDAH TERSEDIA DI GUEPEDIA INDONESIA] Saat umurku menginjak 17 tahun, tak di sangka mata batinku terbuka. Aku bisa melihat 'mereka' Aku benar benar bingung, apakah semua ini karna aku yang menginginkannya? Dan tuhan mengabulkan permintaanku karna a...