9

15.4K 1K 24
                                    

Disesapnya sup pereda mabuk buatan istrinya itu. Perlahan karena sedikit panas.

"Kau menyiapkan pesta untuk ku semalam? Wae?" pertanyaan itu yang membuatnya penasaran.

"Eohh,," jawab Hana singkat.

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Jungkook.

"Mwoga?"

"Ulang tahun ku"

"Aaa,, itu. Aku baru sadar kau ternyata sangat populer dikalangan para gadis. Bahkan mereka tahu hari ulang tahun mu. Apa kau seorang selebriti Jungkook~ssi?" tanya bodoh Hana.

Jungkook mengkerutkan dahinya bingung. Sembari memainkan sendok supnya.

Dia merasa sesuatu yang aneh terjadi pada gadis yang saat itu duduk dihadapannya.

"Ah,, aku membuat sup rumput laut untukmu. Aku akan memanaskannya sebentar" sela Hana yang kemudian berjalan ke arah dapur.

Mata pria itu terus mengekori pergerakkan gadis itu.

Setelah beberapa menit sup itu telah siap. Hana berjalan dengan mangkok yang berisi sup rumput laut yang baru saja ia panaskan. Meletakan mangkok itu di depan pria itu.

" cobalah, aku yakin kau akan menyukainya"

"Apa ini aman kumakan?" selidik Jungkook.

"Kau fikir aku meracunimu, aku bisa saja membunuhmu dengan pisau dapur itu, cihh.. Dasar pria jahat"

"Bagaimana aku bisa menikahi gadis sekejam ini" sindir Jungkook.

"Wae? Salahkan saja dirimu kenapa menikahi aku"

Sesendok sup tengah ia pegang, perlahan ia menyesap sup rumput laut itu. Rasa yang familiar menurutnya. Rasa itu yang sering ia rasakan ditiap hari ulang tahunnya. Pria itu terdiam, berusaha mengingat sup yang tengah ia makan saat itu.

"Apa eomma kemari?" tanya Jungkook yakin.

"Oh, bagaimana kau bisa tau?" tanya Hana terkejut.

"Sudah kuduga" jawab jungkook sembari meletakan sendok supnya kasar.

"Aku memintanya mengajari ku cara membuat sup rumput laut, bukankah orang yang sedang berulang tahun harus makan sup rumput laut" jawab Hana meyakinkan.

"Hari ini ulang tahun mu, berhentilah mengomel. Dan habiskan makananmu" lanjut Hana sedikit emosi.

"Kenapa dia kemari?" tanya Jungkook serius.

"Seorang ibu datang kerumah putranya, jelas ia ingin melihat putranya. Melihat keadaanya apa dia baik-baik saja. Dan juga.. " ucapannya menggatung.

"Gwenchana?" tanya Jungkook memotong penjelasan Hana.

"Nugu?"

Tatapan pria itu mengarah kearahnya.

"Na? Gwenchanayo. Ibu mu baik, awalnya membuat ku gugup, tapi ternyata dia orang yang baik" jelas Hana yang kemudian tersenyum.

Jungkook tidak merespon jawaban Hana.

"Yakk,,Mau pergi ke suatu tempat?" tanya jungkook tiba-tiba.

Hana yang mendengarnya sontak menatap wajah suaminya yang sedang duduk dihadapannya.

"Eodi?" tanya Hana bingung.

"Anggap saja ini sebagai ganti karena kau menyiapkan pesta untuk ku semalam" jelas jungkook ragu.

Hana tersenyum mendengar jawaban jungkook. Andai pria bermulut kasar ini semanis ini setiap hari.

"Kenapa tersenyum, ada yang lucu? Kalau tidak mau aku tidak akan memaksa" jawab jungkook ketus.

"Yakkk,, aku belum menjawabnya, kenapa mengambil kesimpulan sendiri" sela Hana

"Mau atau tidak?" tanya Jungkook meyakinkan.

"Geure,, call. Aku akan menganggapnya sebagai ucapan terimakasih"

"Lakukan sesukamu"

__

Mobil putih itu berhenti di sebuah tempat bermain yang besar. Kalian bisa menghabiskan waktu berjam jam ditempat itu. Hanya sekedar jalan-jalan dengan orang terdekat maupun hanya untuk menghilangkan penat.

"Kajja!" ajak Hana excited.

Drttt,, drrtt,, drrttt

Ponsel Jungkook bergetar. Seseorang menelfonnya.

"Chakaman, aku angkat telfon dulu"

Hana mengangguk mengerti.

Byeol i,, nama itu tertera jelas dilayar handphonenya.

"Ne yeoboseyo"

"Oppa, bisa kau kemari" suara gadis dari seberang telfon itu terdengar sedikit merintih.

"Wae,, apa sesuatu terjadi?" tanya jungkook yang mulai panik.

Hana penasaran dengan siapa jungkook berbicara.

"Oppa,, jebal. Cepatlah kemari" sambung gadis itu masih dengan nada yang terdengar sedang merintih kesakitan.

"Arraseo,Aku akan segera kesana, bertahanlah sampai aku datang, eoh" jawab jungkook meyakinkan.

"Eohh"

Sambungan telfon itu langsung terputus.

"Wae? Apa sesuatu terjadi?" tanya Hana penasaran.

Jungkook memegang kedua bahu Hana.

"Hana ssi, mian seseorang membutuhkan bantuan ku sekarang. Kau bisa menunggu didalam. Aku akan segera kembali. Dan ini, pakai ini untuk membeli sesuatu didalam." jelas jungkook yang kemudian memberikan kredit card miliknya.

"Nuguya? Mani appayo" tanya Hana semakin penasaran.

"Temanku, dia membutuhkan bantuan ku sekarang. Aku harus pergi"

"Eoh, gwencana. Pergilah, jangan khawatirkan aku." jawab Hana seakan mengerti keadaan jungkook saat itu.

"Jangan pergi kemana mana, tunggu saja aku di dalam. Aku akan segera kembali" lanjut jungkook meyakinkan.

"Arraseo"

"Aku pergi" pamitnya yang kemudian berlari kearah mobil yang telah ia parkir beberapa menit yang lalu.

Menyalakan mesin mobil dengan kasar.

__

Mobil itu melaju dengan kecepatan penuh melewati jalanan kota seoul. Perasaan panik memenuhi tubuhnya.

Semakin mempercepat laju mobilnya, tanpa menghiraukan kendaraan - kendaraan yang menghalangi jalannya.

Beberapa menit kemudian mobil itu berhenti disebuah rumah berlantai 2, dengan pepohonan yang membuatnya terlihat begitu asri. Sebuah rumah berwarna putih dengan nuansa sederhana.

Pria itu berlari memasuki rumah berlantai 2 itu.

"Byeol a, oppa wasseo" ucap Jungkook saat tiba didepan pintu masuk sembari membunyikan bel rumahnya.

"Byeol a" ulangnya karena tidak ada tanda-tanda si pemilik rumah menghampirinya.

Tapi tiba-tiba pintu itu terbuka, tanpa basa basi jungkook berjalan masuk kedalam. Tapi juga tidak ada tanda seseorang didalam. Begitu gelap karena lampu rumah yang tidak dinyalakam sempurna.

"Byeol a, Kau dimana?" jungkook berjalan memasuki rumah itu semakin kedalam. Semakin dalam sampai ia memasuki ruang tamu.

Tapi masih tidak ada tanda-tanda seseorang disana.

Wife of 100 days (JJK) END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang